"Tunggu sebentar, jangan turun dulu.", ucap Gery yang menahan tangan Velia karena ingin membuka pintu mobil dan bergegas turun.
Velia mengangguk, lalu mengeryitkan alisnya, tidak paham mengapa Gery mencegahnya untuk keluar.
'Apa Gery mau mencium ku?? seperti di novel novel yang pernah aku baca??'
'Aduh!!'
Ternyata tidak, apa yang dipikirkan oleh Vee salah, Gery tidak mencium nya, tetapi mengeluarkan sebuah kotak dari saku celana nya.
Vee sendiri tidak tau itu kotak apa dan untuk apa, ataupun isinya apa.
Gery membuka kotak itu, kemudian mengambil nya, lalu pria itu mengambil tangan Vee, dan menatap lekat mata Vee sebelum memakaikan gelang yang sudah ada di tangan nya.
'Gelang??'
"Vee, maaf jika ini tidak sama dengan apa yang kamu inginkan, tetapi....aku tulus memberikan nya untuk kamu, dan aku harap, dengan ada nya gelang ini, bisa sedikit mengobati luka di hati kamu."
'Luka di hati ku?? astaga!!'
"Aku pasang ya??"
Vee hanya diam, tetapi mata nya berkaca kaca, ia sungguh terharu dan juga kaget, mengapa Gery bisa tau semua nya.
'Apa jangan jangan Gery tau tadi sore Bara datang ke rumah dan.....'
"Gery.....kamu---?"
Gery mengangguk, "Yah, aku tau semua nya, aku tau. Aku tau tentang gelang yang dipakai oleh Meli dan aku tau tentang kamu dengan Bara."
Deg
Velia terkejut, ia tidak menyangka Gery akan tau secepat itu. Bukan masalah gelang yang jadi topiknya, tetapi... masalah hatinya dengan Bara, kenapa Gery bisa tau?? darimana??
"Tadi sore, tanpa sengaja aku mendengar semuanya. Aku tidak sengaja mendengar percakapan kamu dengan Bara. Aku sebenarnya tidak berniat untuk menguping percakapan kalian, tetapi...aku tidak sengaja mendengar, dan tanggung kalau di lewatkan."
"Kamu tadi sore ke rumah lagi??", tanya Vee penasaran, mengapa Gery bisa tau, padahal posisi nya Gery waktu itu sudah pulang.
"Iya, aku balik lagi karena ingin mengatakan kepada kamu kalau pagi ini aku yang jemput. Aku yang sudah sampai di depan rumah, melihat mobil Bara, aku pikir Bara datang bersama dengan Meli, dan aku pikir juga tidak apa apa ya?? jika aku masuk ke dalam rumah. Tetapi baru saja, aku sampai di depan pintu, aku sudah mendengar suara kamu dan Bara yang sedikit agak te_gang, hingga aku akhir nya hanya diam saja, dan memilih untuk mendengar percakapan kalian."
"Maaf ya Vee, jika aku lancang."
Gery sudah selesai memasangkan gelang di tangan Vee, dan terlihat sangat cantik dipakai oleh tangan Vee yang putih.
Memang, gelang ini bukan gelang yang sudah Vee incar, tetapi model nya sedikit banyak mirip dengan gelang incarannya Vee, bahkan ini malahan lebih bagus dan lebih mahal.
Tanpa aba aba, Vee langsung memeluk Gery, tentu nya dengan isakan tangis yang sudah dari tadi tidak bisa di tahan nya.
Gery dengan senang hati membalas pelukan Vee, dan menge_lus lembut rambut panjang Vee yang pagi ini dibiarkan terurai.
"Menangis lah. Tetapi, setelah ini.. berjanjilah padaku, untuk tidak menangis lagi, apalagi menangisi pria seperti Bara."
Vee mengangguk, di sela sela pelukan nya, ia menumpahkan segala isi hatinya, semua airmata nya, rasa rasa nya ia kuras abis, dan tidak akan ada lagi setelah ini.
Setelah cukup lama dan dirasa cukup, Gery melepaskan pelukannya, dan menatap lembut wajah Vee.
"Jangan nangis lagi, mau sekolah atau??"
"Sekolah Gery. Bisa kena omelan Papah kalau aku bolos."
"Pinter!!"
Gery kemudian mengambil tisu, dan menghapus sisa air mata Vee yang sudah mengalir dirasa sejak tadi.
"Jangan nangis lagi ya??"
"Iya Ger. Dan makasih gelang nya."
Vee melihat gelang yang dipasang oleh Gery, memang kalau dilihat dari kejauhan itu mirip, tetapi jika di teliti lebih lanjut, sama sekali tidak mirip, benar benar beda.
"Sama sama. Aku akan berusaha untuk membuat kamu bahagia."
'Dan melupakan Bara. Aku tau sekarang, kalau kamu mencintai Bara, dan aku tau..kalau kamu juga mati matian melupakan Bara, tetapi....aku pura pura saja tidak tau, supaya kamu tidak semakin menderita.', batin Gery.
"Makasih Gery...dan ini sangat cantik sekali.", puji Vee dengan melihat sekali lagi gelang pemberian dari Gery.
"Masih cantikkan yang memakai nya."
Velia tersipu malu mendengar ucapan Gery yang terkesan menggombal itu, tetapi ia senang....
Keduanya turun dari mobil dan tentunya banyak pasang mata yang melihat nya. Apalagi Gery dengan sengaja menggandeng tangan Vee.
Tanpa mereka berdua tau, ada sepasang mata yang menatap nya dengan sorot mata yang tajam.
"Jangan dihiraukan, biasa...orang syirik."
Gery mengantarkan Vee ke dalam kelasnya, kemudian pria itu keluar dari kelas Vee dan menuju ke kelas nya sendiri, dimana sudah ada Bara yang entah mengapa menatap Gery dengan tatapan yang sulit diartikan, lebih tepatnya tatapan permusuhan.
Gery yang melihatnya ekspresi Bara hanya diam saja, ia tidak ambil pusing, toh jaga dirinya tidak merebut Vee, apalagi menyakiti Vee.
****
Kantin Sekolah
Seperti biasa , Brisa menghampiri Vee, bukan mereka tidak punya teman, tetapi memang enakan ngobrol dengan yang sudah nyaman saja.
"Kantin yuk!, seperti nya Bara, Gery dan juga Meli sudah di sana.".
"Ayok, aku juga lapar."
Vee menerima ajakan Brisa, ia akan bersikap biasa saja, apalagi sudah ada Gery sekarang, dan tidak usah memikirkan Bara. Terlebih lagi, Papah Cesa tidak membahas lagi perjodohan rahasia itu.
"Mau pesan apa yank?? aku pesenin.", tawar Gery yang sudah berdiri.
"Mie ayam bakso saja, kamu juga belum makan??"
"Belum, nungguin kamu. Kamu apa Ca??"
"Sama seperti Vee, ", jawab Brisa.
"Oke, tunggu ya."
Mereka berdua mengangguk. Dan Gery hanya menawarkan kepada Vee dan Brisa saja, karena Bara dan Meli sudah pesan makanan.
Tanpa sengaja Brisa melihat tangan Meli, dan ia tau kalau itu adalah gelang yang diinginkan oleh Vee, karena mereka bertiga dulu yang melihat lihat gelang itu.
'Bukannya itu gelang yang di inginkan Vee, tetapi mengapa ada di Meli? dan aku tidak salah, memang itu gelang nya.'
Brisa lalu melirik ke arah Vee dan ia pun menggeleng lagi. 'Astaga....lelucon macam apa ini?? kenapa malahan Vee memakai gelang yang beda, bukan yang dia incar saat ini.'
Merasa diperhatikan, Vee akhirnya menoleh ke arah Brisa. "Kenapa Ca??"
Brisa menggeleng, ia sudah menebak kalau gelang itu adalah pemberian dari Bara.
"Gak kenapa kenapa Vee, aku lapar saja."
"Oh, bentar..... Gery lama banget deh."
'Apa kamu tau tentang gelang itu Ca??', batin Vee
'Nanti aku akan tanyakan kepada Vee, aku gak mau merusak makan siangnya.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Jismar Mar
gue blom bisa nebak endingx gaes
...
2022-07-01
0
Irma Andreas
lanjut
2022-06-17
1
Sumawita
Vee tunjukan kalau kamu lebih bahagia dan lebih di sayang Gery dari pada bara,,dan bikin bara menyesal
2022-06-17
0