"Vee...."
Panggil Meli yang baru saja melihat Vee turun dari mobil Gery. Meli memang sengaja menunggu Vee dari tadi, dan kebetulan ia juga tidak dijemput oleh Bara, jadi sudah dipastikan kalau Bara akan datang sedikit terlambat.
Begitu juga dengan Vee, gadis itu langsung turun saja, tidak menunggu Gery, sementara Gery memarkirkan mobilnya dulu.
"Ada apa??"
"Sambil jalan ya??"
Vee tau apa yang di maksud oleh Meli, gadis itupun mengangguk, dan menurut. Tentunya tidak menunggu Gery terlebih dahulu.
"Ada yang mau aku ceritain. Nanti sepulang sekolah bisa??"
Vee mengeryitkan alisnya, ia tidak begitu paham dengan apa yang dikatakan oleh Meli.
"Tentang sesuatu yang kamu lihat kemarin. Aku tau kamu melihat ku, dan aku tau kamu pastinya mengira aku tidak setia dengan Bara."
Vee diam, memang ia ingin menanyakan itu kepada Meli, tetapi malahan Meli yang menyamperin dirinya duluan.
"Ajak Gery juga tidak apa apa."
"Gery??"
"Huumb, dia sebenarnya sudah tau, tetapi mungkin dia tidak enak kalau mengatakan sebenarnya."
'Pantes, seperti nya Gery cuek, dan lagi memang bukan urusan Gery.'
"Bisa kan Vee?? aku gak mau kamu salah paham, dan tentunya aku juga butuh teman curhat.", pinta Meli dengan wajah yang memelas.
"Enggak apa apa kalau aku sama Gery?? atau Gery biar pulang saja??"
Meli menggeleng, "Tidak masalah, lagian malahan bagus."
"Lalu Bara?? bukannya kalian biasanya pulang berdua??"
Mereka sudah sampai di depan kelas Vee, tetapi sengaja duduk dulu di depan kelas, yang memang ada sebuah kursi di sana.
"Aku nanti minta anterin sampai rumah saja, lalu aku naik taxi. Kita ketemuan di mall biasanya ya?? kamu duluan biar dia enggak curiga."
"Apa enggak sebaiknya Bara juga tau Mel??"
Meli menggeleng yakin, "Enggak, bukannya aku menyembunyikan itu dari nya, tetapi kamu tau sendiri kan, Bara itu orang nya seperti apa?? dia emosian dan tidak terima pasti nya."
Vee mangangguk, memang Bara begitu anaknya, tidak mau mengalah, sombong dan emosi. Apalagi kalau belum jelas masalahnya, pasti Bara akan marah marah.
"Bisa ya??"
"Brisa??", tanya Vee kepada Meli, ia tidak enak kalau Brisa nantinya bertanya tanya kepadanya.
"Brisa nanti siang tidak bisa, kapan kapan aku yang akan cerita."
"Oh oke ..nanti aku coba omongin sama Gery. Tapi beneran gak apa apa kan kalau Gery ikut??"
"Enggak apa apa Vee, santai saja. Aku ke kelas dulu."
Meli buru buru ke kelas, ia tidak ingin terlihat oleh Bara sedang ngobrol berdua dengan Vee yang seperti sangat penting.
Sedangkan Vee, yang memang sudah sampai di depan kelas, langsung masuk saja, dan duduk di kursinya.
"Hei....bekal kamu yank."
"Astaga...maaf aku lupa. Makasih Ger."
"Sama sama. Tadi ngobrol apa sama Meli, kelihatannya serius?? masalah kemarin??"
Vee mengangguk, memang Gery bisa menebak apa yang ada dipikirannya itu, sungguh ajaib.
"Dan kita nanti siang diajak Meli ke mall, dia mau curhat."
"Kita??", Vee mengangguk.
"Udah, jangan pura pura tidak tau gitu, Meli tau kalau kamu juga sudah tau cerita nya, walaupun itu hanya sekilas saja."
"Maaf ..bukan maksud aku berbohong sama kamu, atau aku tidak jujur Vee, aku hanya tidak ingin------"
"Shutttt."
Vee menggeleng, "Aku tau Ger, bukan urusan kamu juga masalah Vee itu, dan aku paham. Malahan aku salut sama kamu, aku yang pacar kamu saja, tidak kamu kasih tau, apalagi orang lain."
Gery mengacak rambut Vee, memang dia bukanlah tipe laki laki yang suka ember, selagi itu bukan urusannya, Gery tidak akan ikut campur.
"Ih jangan diacak acakin rambut aku."
"Gemes deh kamu nya yank. Aku ke kelas dulu ya??"
"Iya Ger."
Vee menatap punggung Gery yang hampir tidak terlihat itu, kemudian ia menggeleng pelan.
'Kamu baik Ger, tetapi mengapa aku belum bisa cinta sepenuh nya sama kamu. Maafkan aku.'
****
Kantin Sekolah.
Terlihat Vee dan Gery asik makan di kantin, dan tentunya hanya mereka berdua saja. Sedangkan Brisa di ruang BK karena mengurus segala sesuatu tentang kuliahnya., kalau Bara...jangan di tanya lagi, laki laki itu pasti nya sedang bersama Meli.
"Brisa mana Ger??", tanya Velia.
Meskipun Gery dan Brisa tidak satu kelas, tetapi kelas Gery dan Brisa berdekatan, dan pastinya sebelum menghampiri Vee, Gery melihat ke kelas Brisa dulu.
"Ke ruang BK, ketemu Bu Hasna."
"Jadi, dia terima beasiswa di London??", Gery mengangguk.
"Seperti nya jadi, tekadnya sudah bulat, apalagi Beryl katanya mau lanjutin sekolah di sini."
"Beryl?? aku kenapa enggak tau??"
"Bukan enggak tau, tetapi memang belum dikasih tau. Kebetulan kemarin Papah dan Om Brylli ngobrol di kantor, yah selain bisnis juga membicarakan anak anak nya, ada Om Cesa juga."
"Papah ku??"
"Bukan. Papah mertua aku."
."Ih......"
.
"Lalu mereka menceritakan kalau Brisa tetap mau ambil beasiswa ke London, dan kebetulan juga itu sesuai dengan apa yang diimpikan."
"Awalnya Om Brylli juga tidak setuju, tetapi...karena rayuan Brisa dan juga Beryl yang akan kembali, jadinya mau tidak mau ya di mau mau in.", sambung Gery lagi.
Vee mengangguk, bukan tanpa alasan, Daddy Brylli tidak membolehkan Brisa ke London, selain dirumah sepi, Daddy Brylli juga khawatirr dengan anak perempuan. Sementara sikembar adiknya Beryl, sudah menetap di Amerika bersama dengan Opa Andi.
"Lalu kamu?? bukannya juga dapat beasiswa juga??"
"Iya, tetapi enggak aku ambil."
Vee diam ia sudah merasa pasti karena dirinya. "Gara gara aku??"
"Salah satunya, tetapi aku juga tidak suka dengan jurusan nya, lagian kasihan Papah, enggak ada yang bantuin. Papah menyerahkan semua nya kepada ku, bahkan sudah memberikan tanggung jawabnya kepada ku, enggak mungkin juga aku tinggalin kuliah di negara orang."
"Aku gak enak kalau gara gara aku."
"Bukan sayank, jangan khawatir.... lagipula aku juga mendapatkan beasiswa di sini, di salah satu kampus impian aku juga, dengan jurusan yang aku mau. Tetapi...maaf ya, jika nanti aku sibuk."
Vee menggeleng, ia kemudian meraih tangan Gery dan menggenggam nya, sekali kali perempuan berinisiatif untuk memegang tangan laki laki.
"Aku ngerti. Tapi bukan karena aku kan??", tanya Vee sekali lagi, takut saja dan tidak enak.
"Bukan sayank, bukan semata-mata karena kamu, banyak faktor yang aku tidak bisa ke sana , selain karena kamu tentunya."
Gery membalas genggaman tangan Vee, kemudian laki laki itu tersenyum manis, dan tangan satunya memegang pipi Vee..
Hingga membuat, Bara yang baru saja ingin menghampiri mereka mendadak menghentikan langkahnya, laki laki itu pun juga mengepalkan tangannya.
'Kenapa aku malahan tidak suka melihat kemesraan mereka?? ada yang salah??'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Embunembun
bara cemburu🤭🤭
2022-09-09
0
Ara Irza
lw aku mau velia ma Gery aja daripada ma bara,mending di cintai daripada mencitai
2022-06-23
2
Osie
moga saat saat kuliah nanti sikap gery g berubah..ttp syg n cinta sm velia n moga gery n velia sp ke pelaminan..dan miga authirnya kabulin permintaanku...hehehe
2022-06-23
1