"Kamu kenapa?"
Tanya Gery yang sudah berada di mobil dengan Vee, sedari tadi pria itu melihat pacarnya diam dan hanya melamun saja.
"Aku enggak apa apa Ger, cuma kangen Bunda saja."
Vee berbohong, ia berusaha untuk menutupi apa nya yang menjadi pikirannya. Bukannya tidak mau jujur, tetapi tidak ingin melukai hati Gery atau malahan membuat pria itu khawatir kepada nya.
"Yakin??", Vee mengangguk.
Vee berusaha meyakinkan Gery dengan pura pura tersenyum, namun itu tidak membuat Gery percaya dengan begitu saja.
Sebenernya memang ia merindukan Bunda Rania, Ayah Arga dan juga adik adiknya, tetapi....ia tidak mungkin meninggalkan Papah Cesa, dengan kondisi Papahnya yang seperti itu, takut kalau ngedrop lagi.
"Aku tidak percaya. Aku mengenal kamu bukan baru kemarin, aku sudah mengenal kamu lama, walaupun kita baru jadian beberapa hari yang lalu. Aku tau apa yang ada di pikiran kamu."
Vee mengubah posisi duduk nya menghadap ke arah Gery, ia ingin tau seberapa benar nya pacarnya itu mengira dan menebak apa yang menjadi pikirannya.
"Apa coba??"
"Bara. Kamu mikirin dia?"
Gery langsung saja menodong pertanyaan untuk Vee, karena dari awal ia mengenal Vee, Gery sudah curiga kalau Vee menaruh hati pada teman rasa saudara nya itu.
Vee diam, walaupun itu benar tetapi ia tidak mungkin mengatakan yang sesungguhnya, kasihan juga dengan Gery kalau selama ini hanya dibuat pelampiasan saja, walaupun nyata nya adalah benar adanya.
"Jangan bohong, aku tau semuanya."
Gery tidak marah, walaupun sebenarnya ada rasa kecewa di hati pria itu, karena Vee belum mencintai dirinya sepenuhnya, tetapi.....yang lebih penting, ia akan membuat Vee jatuh cinta dengan nya, dan melupakan Bara.
Gery kemudian menarik tangan Vee dan memeluk gadis itu dengan sayangnya, kemudian tangannya mengusap rambut panjang Vee.
"Bara kenapa lagi?? apa dia nyakitin kamu??", Vee menggeleng.
"Lalu??"
Vee melepaskan pelukan Gery, kemudian ia menghapus air mata yang tanpa sadar menetes di pipinya. Dan gadis itu juga bingung, antara mau mengatakan yang sejujurnya ataupun enggak, tetapi cepat ataupun lambat, Gery pastinya akan mengetahuinya.
"Bara akan melamar Meli satu tahun lagi."
Gadis itu mengatakan kepada Gery dengan menundukkan kepala nya. Dari sorot matanya, ia terlihat sangat kecewa bahkan terkesan patah hati.
Gery dengan berani menarik dagu Vee, bukan untuk menciumnya, tetapi ia ingin melihat seberapa besarnya rasa patah hati yang di rasakan oleh pacarnya itu.
"Kamu mau juga aku lamar??", bukan marah atau ngambek, tetapi Gery mencoba untuk kembali menghibur Vee meskipun ia tau jawaban nya pasti tidak.
"Emang kamu mau?? kamu tidak malu dengan status aku yang??"
Gery menutup mulut Vee dengan jarinya, ia pun menggeleng. "Aku tidak perduli, lagian status kamu juga jelas, kamu punya orang tua, dan sama sama meyanyangi kamu. Lalu apa lagi?? Papah ku juga sangat mengenal betul kaluarga Aditya, bahkan mereka kini sedang menjalin kerjasama. Tidak ada yang perlu diragukan lagi."
"Kamu yang meragukan Ger??"
"Aku?? aku meragukan bagaimana?? sudah jelas jelas aku sangat mencintai dan menyayangi kamu. Apa kamu perlu bukti?? jangankan satu tahun lagi sayank, malam ini kedua orang tua aku bisa melamar kamu jika kamu mau."
Vee menggeleng, ia tidak mungkin menerima lamaran Gery jika hatinya masih setengah setengah.
"Aku tidak meragukan kamu, hanya saja aku belum siap."
Gery memeluk tubuh Vee dari samping, dan mencium pucuk kepala Vee, "Aku tau. Dan aku tidak akan memaksa yank, tapi aku minta...kamu lupakan Bara. Maaf jika aku egois, tetapi aku adalah pacar kamu, dan dia juga sudah mempunyai pacar. Kamu tau kan maksud nya??"
Vee mengangguk, memang seharusnya ia melupakan Bara, seperti dirinya yang sudah melupakan Perjodohan rahasia itu, dan sudah membatalkan nya.
"Iya Ger. Aku janji."
"Janji ya?? ingat, ada aku yang lebih mencintai kamu."
Vee mengangguk, ia akan berusaha untuk melupakan rasa itu untuk Bara, dan mencoba menerima Gery.
"Jadi mau dilamar kapan??", goda Gery.
"Aku sudah siap, aku juga sudah punya penghasilan sendiri yank, bukan seperti Bara yang pengangguran hahahaha....."
"Hahahaha.....tawa kamu jelek sekali Ger. Nanti ya kalau aku sudah lulus kuliah saja, sekalian nikah... gak usah Lamaran."
"Oke, janji ya sayank."
"Janji."
Walaupun berat, Vee harus mengucapkan itu. Bukan tanpa alasan , karena Gery adalah pria yang baik dan tidak neko neko.
Percakapan mereka sungguh aneh, mereka yang masih anak anak sudah memikirkan bagaimana kedepan nya, dan bagi Gery sendiri itu tidak masalah. Karena ia memang serius dengan Vee, bukan untuk mainan.
"Langsung pulang atau mau jalan dulu, makan gitu??"
"Boleh Ger. Ke mol ya??", pinta Vee.
"Oke....."
Kalau Vee sudah menyebutkan mol, ia tentu tau makanan apa dan di mana tempat yang menjadi favorit nya.
*****
Mol xxxxx
"Makan di atas kan??"
Vee mengangguk, seperti biasanya, ia kalau ke mol hanya melihat lihat saja, jarang sekali membeli, sama halnya dengan Brisa, dan keduanya memang sangat cocok.
"Pesen apa yank??"
"Mie ayam bakso saja sama es lemon tea."
"Kebiasaan. Jauh jauh makan di sini selalu pesennya itu, apa gak mau nyoba yang lainnya??", tawar Gery.
Vee menggeleng, "Tidak ah, justru itu....mie ayam bakso nya di sini itu sangat enak Ger., ter enak malahan menurut aku."
"Masa'??"
"Nanti coba sendiri saja."
"Ya udah, aku pesenin dulu."
Gery beranjak dari duduknya, dan tinggal lah Vee yang duduk dengan matanya melirik ke segala arah, siapa tau menemukan sesuatu atau seseorang yang dikenalnya, dan....
Deg
Vee mengeryitkan alisnya, tatkala pandangan matanya terarah ke sebuah pojokan mol, dan memandang ke arah seorang laki laki dan perempuan di sana.
"Bukannya itu?? dan bukannya tadi ada acara keluarga?? tetapi??"
Vee berulang kali mengucek ngucek matanya, siapa tau mata nya yang sudah lelah salah melihat, tetapi mau menghampiri rasanya tidak mungkin.
Gadis itu juga sempat berdiri, ingin melihat lebih detail lagi, siapa tau memang ia salah lihat, tetapi.....apa yang dilihat nya memang benar.
"Meli....sama siapa?? bukannya ia sedang ada acara keluarga?? tetapi kalau di lihat lihat, seperti nya Meli tidak suka dengan pria itu??"
Vee mengangguk, pandangan matanya tidak pernah lepas dari Meli dan seorang pria yang berada di belakang Meli.
'Apakah Meli selingkuh??? tidak!! itu seperti nya pria itu yang ngebet dengan Meli, dan Meli tidak suka dengan pria itu.'
Vee mencoba menarik kesimpulan nya sendiri, karena ia tau siapa Meli sebenernya, dan tidak mungkin meninggalkan ataupun menghianati Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Reni Anjarwani
lanjuttt se
2022-06-19
0
Irma Andreas
lanjut
2022-06-19
0
Bintang Adjah
lanjut thor
2022-06-19
0