Ting tong!
Bunyi bell terdengar nyaring ke indra pendengaran sang penghuni rumah yang sedang melakukan pergumulan di kamar. Mawar yang tengah menguasai tubuh Dave dengan bermain dipangkuannya, sontak saja menghentikan gerakan kala bell berbunyi pertanda sedang ada tamu yang berkunjung.
Ia menoleh menatap Dave yang tengah mengayunkan hentakannya dari bawah, efek Mawar sempat melamun membuatnya masih belum puas menikmati rasa yang diberikan.
"Ada orang." ucap Mawar, ia berusaha turun namun Dave menahan pinggangnya
"Ssstt! selesaikan dulu, sedikit lagi." ucapnya
"Tapi,"
"Move, Mawar!" tegasnya
Mawar mengangguk dan segera menggerakkan pinggulnya menghentak pertahanan milik Dave. walau sedikit resah dengan seseorang didepan sana, Mawar mencoba untuk menepisnya. Ia harus segera mencapai puncak ******* untuk mendapatkan kepuasan bersama-sama.
Usai bergumul, Dave segera mengenakan pakaian dan membiarkan Mawar tetap beristirahat setelah bekerja keras.
"Tetap disini dan jangan keluar, ya?" peringatnya, Mawar mengangguk memgiyakan. lagi pula tubuhnya sudah terasa lelah, apalagi bagian kakinya yang terasa keram akibat kerja kerasnya tersebut.
Dave seolah tahu siapa yang berkunjung pada menjelang malam begini. Ia yakin pasti orang tuanya yang selalu datang mengunjunginya tiap sekali seminggu. maka dari itu, Dave memilih mengunci pintu dari luar agar Mawar tidak dapat keluar dari sangkarnya. tidak dapat dibayangkan jika oramg tuanya mengetahui sosok wanita yang ia sembunyikan.
Dengan langkah cepat setengah lari ia menuruni anak tangga, entah sudah berapa menit orang tuanya menanti diluar sana. sudah menjadi kebiasaan Dave jika setiap masuk rumah pasti akan selalu mengunci pintu. apalagi kini kondisinya sudah berbeda, seseorang yang ia sembunyikan tidak ingin dapat diketahui oleh sepasang mata pun.
Ceklek!
Benar saja perkiraannya, kedua orang tuanya telah berada didepan mata dengan memasang raut kesal kepada Dave.
"Kebiasaan! mama sudah lama menunggu kamu." gerutu mamanya Dave
"Maaf, Ma, aku lagi berak tadi." ucapnya sebagai alasan
Mama memutar bola matanya mendengar alasan itu, percaya tidak percaya tapi masuk akal juga. Mama dan papa pun menyelonong masuk ke dalam kediaman sang putra, sembari mengoceh yang membuat Dave harus mendengarkannya
"Lagi pun apa salahnya pakai ART sih, rumah ini. biar mama papa datang ada yang bukain pintu," ucap mama, sudah berapa kali wanita itu memberikan saran, namun Dave tetap keras ingin tinggal sendiri dalam kenyamanan.
Ya, nyaman melakukan apa saja dengan wanitanya. hanya saja dulu ditemani Wilona, dan kini beralih ke Mawar yang dituntut harus ada untuknya
"Mama! Dave kan sudah bilang, pengen sendiri. kenapa mesti diulang omongan mama itu, nggak ada jengahnya." keluh Dave
Mama hanya bisa menghela napas sembari melangkah ke dapur untuk menyalin masakan yang ia bawa dari kediaman besar.
Sedangkan papanya Dave mencoba mengelus punggung putranya alih-alih memberi ketenangan.
"Sudah, biarin saja mamamu itu. tapi ada baiknya kalau kamu memberikan kami kunci cadangan." saran Papa
Sontak saja mama berbalik, bibirnya tersenyum semringah mendengar ide sang suami.
"Ya, kalau ini mama juga setuju! kunci cadangan!"
Yang benar saja! batin Dave
"Iya kali ada kunci cadangan, Ma. kunci rumah cuma ada satu, satu lagi hilang entah ke mana." ujarnya
Bohong keterusan mah, nggak masalah. lanjutnya membatin
"Ya ampun, Dave! banyak sekali alasanmu." Mama mengeram kesal
"Lain kali kalau mama papa udah diperjalanan, hubungi aku dulu." ucapnya, seolah kini berbalik menyalahkan orang tuanya. lagi pula enak saja asyik ia saja yang disalahkan.
"Ya, baiklah, nak. kami akan menghubungimu," ucap Papa
"Kebetulan mama bawain masakan bibi dari rumah, ayo kita makan malam." sambung sang ayah melihat istrinya sedang menata masakan yang beraroma lezat tersebut.
Dave tampak semringah, ini masakan kesukaannya sejak dulu.
***
Disisi lain, Mawar mengendus sesuatu yang beraroma wangi masuk ke dalam kamarnya ini. walau terasa sayup-sayup, indra penciumannya cukup tajam untuk kali ini. Mawar beranjak bangkit berdiri, mengenakan pakaiannya lalu melangkah menghampiri pintu.
"Bau masakan, enak banget." gumamnya, seketika perut itu terasa lapar. para cacingnya pun memberontak saat menghirup aromanya.
Klek!
Mawar terpaku, handle pintu yang ia tekan tidak dapat ditarik tatkala daun pintu yang terkunci. Mawar menghembuskan napas kasar, pradugaannya pasti Dave menguncinya dari luar. Mawar yakin sekali, sebab kunci yang tergantung didalam, sudah lenyap diambil oleh Dave.
"Aaakh! Dave!" pekiknya kecil
Mawar merasa frustasi, ia kembali ke ranjang lalu menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. sungguh ia merasa kesal, berharap aroma makanan itu segera pergi dari ruangan ini.
"Aromanya membuatku lapar. Dave tega sekali, memangnya siapa yang datang sampai dia tega mengunciku!" ucapnya pada diri sendiri
"Mungkin lebih baik aku mandi! awas saja nanti malam kalau mereka sudah pergi!"
...~Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenty Dhani
CEO tapi kenapa pe ak y...kan udah d bilangin...beli apartemen biar g ribet😔
2023-04-01
0
Risky Titi sarlinda
baru kali ini aku Nemu nopel bilang 🙏🙏🙏🙏🙏 berak biyasa bilang bab atau di WC wah mantap kali ini bahasa nya keren
2022-07-10
0
Tiadayanglain
lagian ni Dev CEO kata nya kaya tpi kok bego
Klau ga mau ketahuan kenpa beli apartemen duduk dengan mawar
2022-06-27
0