"Tidak bisa. kau memang harus dilecehkan baru bangkit," celetuknya seenak jidat
Mawar melengos mendengarnya. tak ingin banyak berdebat, perempuan ini pun segera bangkit dengan balutan selimut yang meliliti tubuh telanjangnya. Mawar berjalan terseok-seok dengan susah payah, berusaha menahan rasa nyeri dibagian kewanitaannya oleh ulah Dave yang brutal
"Buruan!" desak Dave, melihat Mawar begitu lamban bergerak
"Kenapa masih menungguku kalau memang aku lamban! makan sendiri kan bisa, nggak mesti ditemani. entah siapa yang manja sekarang ini!" decak Mawar kesal
"Lagian kenapa juga nggak makan disini," gumamnya
"Bilang saja kalau kau ingin digendong," tebak Dave. Dave pun mendekati Mawar bermaksud ingin menggendongnya, namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti kala dering ponsel berbunyi
Melihat ponsel diatas nakas, niatnya ia urungkan untuk menghampiri Mawar dan lebih memilih ponsel. Dave yakin jika yang menghubunginya pasti Wilona, sang tunangan yang beberapa bulan lagi akan ia nikahi.
"Kau turunlah duluan," ucap Dave pada Mawar sebelum ia meninggalkannya
Dave mengangkat telpon dari sang kekasih hati, sembari melangkah menuruni tangga lalu berjalan menuju pintu utama. alih-alih ingin menghindar dari Mawar yang masih belum tahu akan hubungan Dave dengan wanita lain.
Merupakan suatu keberuntungan bagi Dave ketika mengira jika Mawar belum mengetahui status dirinya yang telah menjadi tunangan wanita lain. dan ini termasuk poin penting, jangan sampai rahasianya terbongkar dari mulut orang lain, apalagi dari para pegawainya.
Sepertinya Dave harus bersikap cepat dalam menangani persoalan ini sebelum menjadi boomerang antara ia dan Mawar. membayangi perpisahan dengan wanita itu untuk kedua kalinya, sungguh membuatnya pusing dengan cara apalagi untuk mendapatkannya.
"Kalau kamu pulang dan kita akan menikah, aku akan menjadi pria yang paling berbahagia di dunia ini, Sayang." ucap Dave kepada Wilona yang bekerja sebagai model di Kota Paris
Jelas saja ia berbahagia, sebab akan ada dua wanita yang menjadi istrinya.
[Ck! tiga bulan lagi aku akan pulang, Sayang, so sabar saja.]
"Hhh!! baiklah. kalau ada waktu luang aku akan berkunjung ke Paris,"
[Ohya? tapi harus bilang-bilang, lho!] tampak Wilona sedikit menggaruk tengkuk lehernya
"Kita lihat saja nanti." ucap Dave
[Ah, baiklah, Sayang. sepertinya aku harus menutup telpon, aku akan segera pulang ke Apartement.] pamit Wilona yang menunjukkan keberadaannya di area parkir
***
"Kenapa lama sekali? teman atau pacar tuh yang nelepon," tanya Mawar yang sedang menyantap makan malamnya di meja makan
"Teman, tentu saja teman. teman satu kampus," jawab Dave, membenamkan bokongnya disamping Mawar yang tampak lahap menikmati makan malamnya
Mawar pun mengangguk paham, masa bodoh dengan status pria ini. tapi, jika seperti itu, bagaimana dengan keadaan rumah tangganya? Mawar pun menggeleng, mana mungkin lelaki ini memiliki kekasih. buktinya saja Mawar tidak pernah melihat seorang wanita datang mengunjungi suaminya pada saat-saat jam kantor.
"Lancang sekali kamu makan duluan! seharusnya kamu nunggu suamimu ini,"
"Cih! ngapain nunggu orang yang nelponnya lama banget. perutku keroncongan tau!" balas Mawar tak kalah sinisnya
"Perutku lebih keroncongan menunggumu di kamar mandi! memangnya kau saja," gerutu Dave. perempuan ini selalu mengajak debat dengannya
Mawar tidak lagi menanggapinya. ia hanya fokus pada makanan lezat dihadapannya. apalagi makanan ini pasti sangat mahal, yang sebelum-sebelumnya tak sanggup ia membeli mengingat ada hutang keluarga yang harus ia kumpulkan.
"Awas saja, setelah ini akan ada ronde kedua." gumam Dave
Mawar menyipitkan mata tatkala sedikit mendengar gumaman Dave yang tidak terlalu jelas di indra pendengarannya.
"Ngomong sesuatu?" tanya Mawar
"Tidak. makanlah sepuasmu dan siapkan energimu," ucap Dave
"Energi apa?" tanya Mawar dengan polosnya
"Energi untuk bekerja besok! tidak ada kata resign di kamusku!" geram Dave
"Apa aku harus mengajukan lamaran lagi? pengajuan resign sudah disetujui oleh HRD," Mawar mulai berpikir jika ia memang harus bekerja walaupun sudah menjadi istri orang lain. menurutnya, Mawar tidak ingin mengharapkan nafkah dari lelaki ini. apalagi masih ada keluarganya di desa yang harus ia nafkahi. berbekal kebun saja sayangnya tidak cukup, harus menunggu panen baru akan dijual kepasaran
"Tidak perlu. perusahaan itu milik keluargaku, jadi kau tenang saja." ucap Dave
"Sudahlah, jangan bicara, aku ingin makan." Dave kembali melanjutkan kegiatan makan malamnya
Dalam kegiatannya, akal pikiran Dave mulai berkutat. memang alangkah baiknya jika Mawar harus bekerja dari pada menetap di kediamannya. mengingat orang tuanya suka sekali berkunjung tanpa memberitahu. dan juga akan ada bibi dari rumah besar yang akan berkunjung dua kali seminggu untuk membersihkan rumah dan pakaiannya.
"Apa tuan dan nyonya tahu kalau kita sudah menikah?"
Ppppfffft!!
~Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenty Dhani
nah Lo??y belikan apartemen donk...masak mau ttp d kos²an atau d villa😔
2023-04-01
0
Mara
Suka sama bunga berduri ... terus lah tunjukkan durimu..
Jangan mudah di tindas😘
2022-06-14
1
Sumawita
Palingan Wilona selingkuh di sana
2022-06-09
1