Dave begitu resah memikirkan sang sekretaris diseberang sana. takut bila saja ada yang memberitahunya tentang sang tunangan. pikirannya telah terkontaminasi dengan hal-hal buruk yang kemungkinan akan terjadi, dan itu sungguh menyita pikirannya. Dihadapan sang kolega Dave hanya menyimak ocehannya bersama Refal. ia lebih banyak diam memikirkan Mawar di sana.
Dave menatap jam dipergelengan tangannya, sudah pukul sebelas lebih tiga puluh menit dan ini sudah tidak bisa Dave pertahanin lagi.
"Tuan Xander, sepertinya urusan kita telah selesai, saya harus pamit ke kantor lagi." ucap Dave, mengganggu obrolan mereka. Ia berdiri sembari merapikan jas yang ia kenakan
Assisten Refal turut bangkit sembari menenteng tas berisi dokumen.
"Sudah mau jam rehat, Tuan Dave. kenapa kita tidak makan siang sekalian saja?" tukas Tuan Xander
"Ah, lain kali saja,"
"Hmmm, baiklah, Tuan Dave. terima kasih telah meluangkan waktu." ketiganya pun bersalaman dan Dave segera pamit pergi bersama sang assisten.
Dave melebarkan langkah lakinya, tampak terburu-buru sekali. raut wajahnya pun terlihat kusut seolah banyak pikiran yang dihadapi. Assisten Refal menaikkan salah satu alisnya kemudian ia mengendikkan bahunya.
"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya
"Ck! aku was-was jika saja Mawar dan pegawai lainnya mengghibahi tunanganku." ucapnya frustasi
"Pfffffttt!" Assisten Refal menahan tawa, dan hal itu langsung mendapatkan sorotan tajam dari Dave
"Usah mengejekku!" geramnya
"Itulah ulahmu, Dave! sekarang baru mulai kau tuai, kan? hahahaa!" Refal sudah tidak tahan lagi dengan klakuan bodoh tuannya, ia tertawa terbahak-bahak diatas penderitaan Dave yang mulai pusing memikirkannya.
Memang benar, apa yang ia tanam akan segera dituai. sesuatu yang tersembunyi tidak selamanya akan terkubur dan pasti akan terbongkar suatu saat nanti. entah cepat atau lambat semuanya akan tercium dan semua yang ia gapai akan sirna dalam sekejap. Dave bergidik ngeri bila memikirkannya, baru beberapa hari bersama Mawar, ia tidak ingin secepat itu lepas darinya.
Mawar seperti magnet yang mengharuskan dekat dengannya. Mawar itu seperti bunga yang wangi harumnya. Mawar itu seperti apel merah yang tampak menggoda dan terasa manis. dan Mawar juga masih polos yang butuh polesan darinya. beberapa umpama itu menggambarkan bila Mawar telah menarik dirinya dengan segala keunikannya.
Beberapa menit berlalu, akhirnya mobil yang membawa sang casanova telah tiba di pelataran gedung. Dave bergegas keluar, melangkah lebar dengan gayanya yang selalu cool. beberapa pegawai yang berpapasan dengannya menyapa dan menunduk hormat namun sayang sekali sang pemabuk cinta tidak meresponnya. oleh karena apa, karena pikirannya dipenuhi sosok Mawar yang kini tengah ia khawatirkan dibanding Wilona di negeri antah berantah sana.
Dari kejauhan Dave melihat salah seorang pegawai yang cukup dekat dengan Mawar tengah mengobrol bersama sang sekretarisnya itu. Dave tahu selama Mawar bekerja di perusahaan ini, kedua wanita itu sangatlah dekat. Dave menatapnya tajam, sorot matanya tak kunjung lepas dari kedua wanita itu.
"Ehem!!"
Sontak mendengar deheman seseorang tersebut membuat Mawar dan temannya ketar ketir. pria dingin itu menyelonong masuk setelah menyapa mereka dengan dehemannya.
"Mampus!" teman Mawar bernama Chilla itu pun menepuk jidat dengan kasar. bisa-bisanya ia tidak melihat sosok tersebut dari kejauhan
"Kamu sih, suka kelayapan." ucap Mawar. Chilla bergegas pergi meninggalkan Mawar seorang diri.
Mawar berusaha mengatur napas, napasnya seolah tercekat setelah mengetahui tuannya telah tiba di perusahaan. entah bagaimana nasib Chilla jika saja Dave memanggilnya ke ruangan tersebut.
Diatas kegelisahan Mawar, dering telepon berbunyi dan Mawar segera mengangkatnya.
"Selamat siang, dengan sekretaris presdir Ghaza Corp disi--
"Buruan datang ke ruanganku!" titah seseorang yang ternyata adalah Dave Felixio
"Hah? baik-baik!" Mawar menurut dan bergegas ke ruangannya sembari membawa beberapa dokumen
Aura di ruangan ini tampak mencekam sekali, melihat sang suami memasang sikap dingin dan mengerikan membuat bulu kudunya merinding setelah ketahuan mengobrol bersama Chilla. Dave duduk membelakanginya sembari menatap pemandangan luar, seketika kursi kebesarannya berputar menghadap Mawar yang hanya diam terpaku.
Dave bangkit berdiri, mengitari meja dan menatap dalam-dalam wajah Mawar yang hanya diam menunduk.
"Maafin kami yang malah mengobrol dari pada bekerja, jangan pecat Chilla, ya?" pintanya dengan wajah sendu
Dave memiringkan bibirnya, perempuan ini terlihat sangat lucu sekali dengan segala ketakutannya.
Dave mendekat, menyentuh kedua bahu Mawar lalu mengelusnya. Mawar bergidik geli, seketika ia menggigit bibir menahan hawa panas dari nafas Dave yang menghirup aroma tengkuk lehernya.
Mampus! pandai sekali memainkan situasi. batin Mawar
"Permohonanmu tidaklah gratis, Sayang. kau harus membayarnya dengan kerja kerasmu menguasai tubuhku." bisik Dave, tepat di telinga Mawar lalu mengecupnya dengan penuh hasrat.
"Hah?" Mawar kaget
"Eeemh!" Mawar mendesah bersamaan dengan rasa kagetnya
...~Bersambung ~...
...Boleh kasih semangatnya, guys? ramaikan like dan komentar gitu ... sekalian vote sama hadiahnya😪...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenty Dhani
kekhawatiran mu suatu saat pasti kan terjadi Dev😔🥺
2023-04-01
1
Lili Anne
jangan sampe hamidun ya mawaar
2022-07-02
0
Mara
Kasih aja dulu mawar, biar Dave gak bisa berpaling...lalu tunjukkan taringmu 😘
2022-06-19
1