Pagi-pagi sekali Mawar berkutat di dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi buat suami kontrakannya. Walau status kontrak yang keduanya sandangi, tetap saja Mawar harus melakukan kewajibannya sebagai istri. lagi pula telah menjadi kebiasaannya untuk mempersiapkan segalanya dari bangun tidur hingga akan menutup mata kembali.
Bahan masakan didalam kulkas hanya tersisa bahan seadanya, Mawar pun berpikir ingin membuat sarapan yang simple dan mengenyangkan.
"Wangi sekali!" pujinya, menghirup aroma masakannya yang langsung menggugah selera
Mawar segera menatanya ke atas meja makan, kemudian bergegas pergi ke kamar untuk lekas mandi tatkala sebentar lagi mereka akan bekerja seperti biasanya. Melihat Dave masih terlelap begitu pulasnya, sedikit membuat perasaannya lega. ia berharap Dave tidak lagi menghajarnya pagi ini.
Dari pada hal itu terulang kembali, lebih baik Mawar menyiapkan pakaiannya dan membawanya ke kamar mandi alih-alih ingin mengenakannya disana agar hidupnya aman dan tentram.
Mawar terkekeh mengejek kepada Dave yang belum tahu apa-apa. "Kau tidak bisa menghajarku, bweeek!"
Dave mengendus sesuatu yang menelisik masuk ke dalam rongga hidungnya. aroma wangi bersamaan dengan suara berisik berhasil mengusiknya. Dave mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, keningnya berkerut menahan silaunya kamar ini. sayup-sayup ia melihat sang istri tengah mengeringkan rambut dengan hairdryer, pantasan saja tidurnya terusik karna ulah perempuan itu.
"Sudah bangun?" Mawar menyapa, dari balik pantulan cermin ia melihat Dave sudah terjaga
"Sudah." jawabnya
"Segeralah mandi, sarapan udah ku buat, tuh!" titah Mawar
"Kau mandi duluan, ya?"
"Tentu saja. sungguh membuang-buang waktu kalau menunggumu bangun," ketus Mawar, segera beranjak dari duduknya.
"Ku tunggu sepuluh menit! nggak muncul juga, aku sarapan duluan." ancamnya
Mawar bergegas keluar dari kamar daripada berlama-lama di kamar singa, yang ada ia akan dimangsa lahap-lahap olehnya. Sungguh melelahkan, apalagi Mawar belum mempersiapkan alat kontrasepsinya. Mawar tidak ingin mengandung dari hasil benihnya, sebab ia tahu pernikahan ini hanya sementara dan dampak untuk sang anak sungguh ingin ia hindari.
**
Dave menuruni tangga dengan terburu-buru kala menghirup aroma wangi dari lantai bawah. Aroma masakan ini mampu mengaduk perutnya, membuatnya penasaran masakan apa yang diolah oleh sang istri.
Dave terpaku melihat Mawar sudah menyantap duluan sarapannya, ia menggeleng-gelengkan kepala tatkala memang sudah telat dari waktu yang ditentukan.
"Kau benar-benar tidak mau menungguku, ya!" ucap Dave setibanya dihadapan Mawar
"Sudah lima belas menit ini, siapa suruh lama!" kata Mawar
Dave memutar kedua bola matanya, perempuan ini memang selalu menguji kesabarannya. Ia pun beralih menatap beberapa hidangan dihadapannya, makanan inilah yang telah mengusik panca penciumannya hingga membuatnya penasaran.
Padahal cuma nasi goreng sama omelette, tapi wanginya enak banget. gumamnya dalam hati
"Makanlah sebelum dingin!" titah Mawar sembari menyendoki nasi ke dalam mulut
Dave mengangguk mengiyakan, kemudian menatap Mawar. "Kau yang masak?" tanyanya
"Tentu saja iya, siapa lagi coba." jawabnya dengan bangga
"Oh, masakan yang sederhana sekali," Dave seolah-olah meledeknya
"Bahan didalam kulkasmu hanya ada telor, daun-daun, sosis, bumbu, yasudah aku masakin itulah! sekalian ada sayur, ku buat bakwan untuk cemilanku di kantor." celetuk Mawar menunjuk bakwan dengan sorot matanya
"Ya, ya, ya." Dave mengangguk paham, segera mencicipi masakan Mawar yang pertama kali ia nikmati.
Keheningan terjadi kala sepasang insan ini dengan lahapnya menikmati sarapan pagi tanpa bersuara. hanya dentingan sendok yang memenuhi ruangan, hingga suara bunyi bell diluar sana membuat Mawar sedikit terhenyak. keduanya saling bertatapan, Mawar yang bingung segera bangkit berniat ingin membukakan pintu.
"Apa itu Assisten Refal? aku akan membukakan pintu." ucap Mawar
"Tunggu!" baru saja tiga langkah berjalan, Dave langsung menghentikan langkah Mawar
"Ada apa?" tanyanya
"Kau sudah selesai makan, kan? ke kamar saja dulu buat berdandan, aku yang akan membukakan pintu." saran Dave
"Oh, iya, ya? baiklah. tapi kalau sudah siap, beresin meja makannya, ya?"
"Aman!" ucap Dave dengan sangat yakinnya
Mawar menurut, ia pun kembali melanjutkan langkahnya dengan diikuti Dave dari belakang sembari mengelus dada seolah lega. Mawar menaiki anak tangga, sedangkan Dave melanjutkan langkah menuju pintu utama. Hari ini Dave tahu jika jadwalnya bibi yang akan membersihkan kediamannya. sial sekali ia lupa memberitahu untuk mengundur niat mereka.
Bila dipikir-pikir, hari esoklah waktu yang tepat untuk Bibi berkunjung, tatkala ia dan Mawar akan berangkat ke Bandung sesuai janjinya. namun hal ini tidak terpikirkan olehnya, membuatnya sedikit berharap bila Bibi tidak melihat keberadaan sang istri yang ia rahasiakan.
Ceklek!
"Selamat pagi, Tuan." kedua pembantu utusan dari kediaman orang tuanya pun menyapa, menunduk hormat kepada tuan mudanya
"Pagi." balas Dave
"Maaf, kami datang terlambat, Tuan. ini, saya bawakan sarapan pagi dari rumah besar." ucap Bibi menunjukkan paperbag yang berisi box makanan
"Ah, terima kasih. saya akan makan di kantor," ucap Dave dengan senang hati menyambutnya
Kedua bibi pun segera masuk setelah Dave mempersilakannya.
"Ohya, untuk urusan kamar, mulai hari ini tidak perlu ditangani. saya bisa sendiri, dan jangan pernah coba-coba untuk masuk."
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenty Dhani
sampai kapan mau d sembunyiin Dev??😔
2023-04-01
2
Aditya Pratama
harusnya mawar bisa hamil ya thur soalnya ladang mawar udah di isi terus ma Dave. tp diakan blm mimum pil kb
2022-06-28
0
Mara
Gelo....tapi tenang Dave tak ada bangkai yang tak terendus
2022-06-14
1