Mawar menolak untuk makan malam bersama diluar sana tatkala perasaannya masih diselimuti rasa kecewa dan kekesalan. Kecewa dengan atasan yang selama ini ia hormati, mengambil paksa dirinya atas nama hutang keluarga. Mawar lebih memilih pergi ke kamar yang ia tempati tadi dengan diikuti Dave dari belakang.
"Kenapa Tuan ngikuti saya? saya mau istirahat!" cetus Mawar
"Ini juga kamar saya, Mawar." tukas Dave, melanjutkan langkahnya mendahului perempuan ini
"Yasudah kalau begitu saya ke kamar lain aja," Mawar mengalah
Dave yang mendengarnya sontak mencekal lengan gadis ini. menariknya untuk masuk lalu segera menutup pintu sekaligus menguncinya.
Mawar pun terhenyak dibuatnya
"Apa yang anda lakukan!" geram Mawar
"Kita sudah suami istri jadi jangan beranjak dari kamar ini. lagian seluruh pakaianmu ada didalam sana!" Dave menunjuk ke arah lemari
Mawar hanya bisa menghela napas panjang dengan situasi saat ini
"Baiklah. saya mau mandi, silakan anda keluar, Tuan. oh ya, lebih baik anda segera memesan makanan." saran Mawar, segera masuk ke dalam kamar mandi dengan wajah yang terlihat sangat dingin
Dave mengulum senyum, perempuan yang terjebak dalam sangkarnya kini memang terlihat sangat garang. sungguh menakjubkan dari sosok seorang sekretaris yang begitu lembut dan penurut pada waktu sebelumnya.
"Dia lucu sekali kalau marah. tapi kasihan juga sih," ucap Dave terkekeh kecil. merebahkan tubuhnya di atas ranjang sembari merogoh ponsel untuk memesan makanan via delivery.
Didalam kamar mandi, Mawar menatap wajahnya dalam-dalam pada pantulan cermin. wajah yang masih diliputi riasan make up mengukir kulitnya menjadi semakin cantik. namun apalah gunanya kecantikan ini, jika polesan pertamanya ia tujukan kepada pria yang bukan ia cintai.
Dalam lamunannya pun sehelai memori beberapa saat lalu kembali melintas kala ia terbangun karena rasa geli yang menjalar di area perutnya. Mawar menunduk, kedua tangannya terulur menyentuh perut datarnya yang masih mulus tanpa kurap maupun lemak. Seketika saja ia teringat dengan kalimat bercinta yang dipinta Dave sebagai penawaran jasanya.
Sontak saja Mawar ternganga, apakah beberapa detik lagi ia akan melakukannya? bersama pria yang jelas-jelas bukan ia cintai? Mawar pun menggelengkan kepala, tidak menginginkan hal ini bersamanya.
"Oh, tidak! nggak akan, Mawar." gumamnya menatap wajah sendiri dari pantulan cermin
"Dia sudah menyentuhku dengan lancang! dan nanti, mungkin, eh pasti, pasti lelaki itu akan menyentuhku lagi!"
"Tidak-tidak! apakah tadi dia sudah melakukannya?" Mawar yang terlalu khawatir pun dengan kalapnya memeriksa seluruh tubuhnya. untuk memeriksa apakah ada tanda kecupan atau rasa sakit atas perbuatan Dave.
"Aw!" Mawar yang tidak bisa diam, sontak saja melenguh kesakitan pada area mahkotanya. terasa nyeri dan berdenyut kala Mawar semakin menyentuhnya
"Ya ampun Dave!" decaknya kesal. jelas saja ini pasti ulah lelaki itu
***
Tok tok tok
Dave mengetuk pintu kamar mandi tatkala sudah merasa jengah akan penantiannya terhadap Mawar yang berdiam diri didalam sana lebih dari satu jam. entah apa yang dilakukan perempuan itu hingga membuatnya terasa bosan. Apalagi pesanan makanan mereka sudah tiba beberapa menit lalu, mengakibatkan makanan itu kini telah dingin.
"Apa yang kau lakukan! keluar!" teriak Dave yang masih mengedor pintu
Sedikit demi sedikit pintu terbuka, wajah cantik yang kini telah polos itu menampakkan wajahnya dengan kedua mata terlihat sembab.
"Ada apa denganmu! ngapain aja kau didalam sana, hah!" erang Dave
"Tanyakan sama dirimu! kau lancang sekali menyentuh tubuhku bahkan melukai milikku!" balas Mawar yang tak kalah garangnya
"Huh!" Dave membuang wajah ke arah lain sambil membuang napas
"Masalah itu? kau sudah jadi istriku maka dari itu semua yang ada padamu adalah milikku." ucap Dave dengan santainya
Mawar memandang jijik padanya, sebelah bibirnya terangkat begitu sinisnya. "Benar-benar licik!"
"Hahahaha! lagian, kalau kau mau menerima tawaranku di kantor itu, pasti kau tidak akan terjebak pernikahan denganku, Mawar Kharisma." tekan Dave, mengelus-ngelus pipi mulus Mawar yang membeku
Mawar pun menepis jemarinya, enggan disentuh.
"Keluarlah, Sayang. nanti kau masuk angin dan akan merepotkanku," titah Dave dengan lembut
Melihat rambut basahnya, wajah yang masih ditetesi air, dan tubuh yang masih menampakkan lekukannya, sungguh membuat hasrat Dave meronta-ronta ingin mencicipinya. Namun Dave berusaha untuk menahan tatkala perutnya terasa keroncongan akibat menunggu perempuan dihadapannya ini.
"Saya tidak bawa handuk. sebaiknya anda saja yang keluar dari kamar ini," usir Mawar
"Ya ampun! kau selalu mengulur waktu," keluh Dave, segera beranjak dari hadapan Mawar lalu melangkah menuju lemari yang menyediakan handuk didalam sana.
Ia kembali dan memberikannya kepada Mawar.
"Saya tidak meminta tolong untuk ini, Tuan Dave Felixio!"
"Cerewet sekali kamu! cepat kenakan!" geram Dave yang tak mau kunjung pergi dari sosok Mawar
Jelas saja Dave tak ingin beranjak dari ruangan ini, hasratnya sedari tadi meronta ingin terus menuntunnya untuk menikmati lekukan tubuh itu.
Astaga! kaki dan pahanya benar-benar mulus, batin Dave
"Ya ampun, handuk ini terlalu pendek." gumam Mawar yang terlihat risih
~Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Fenty Dhani
👍👍👍🌹🌹🌹
2023-04-01
0
Lusia Emilia Titik Kristiani
ini gimana sich alur cerita nya ? smpi bab ini juga blm paham 🤔
2022-07-23
1
NandhiniAnak Babeh
ok sampai Disni aku masih belum paham sama isi ceritanya 😁😁😁
2022-07-03
0