Kontrak Nikah

Tok tok tok!

Baru saja akan menonton, seseorang mengganggunya dengan ketukan pintu. Dave menghembuskan napas kasar, memang harus banyak-banyak bersabar untuk menghadapi pagi ini. Ia pun segera menutup laptop.

"Masuk!" sahut Dave. pintu pun terbuka, cahaya dari luar pun masuk melalui celah bersamaan dengan tengkuk kaki yang sering ia perhatikan.

Dave tercenung, tatapannya beralih ke rupa seseorang yang diyakini adalah sang sekretaris. Dave merasa lega, perempuan yang ia tunggu akhirnya datang juga.

"Nih, kopinya." ketus Mawar masih memasang wajah dingin tanpa senyuman seperti tiap paginya

"Yang sopanlah! kau sudah terlambat dan malah bersikap ketus padaku," keluh Dave

Mawar memutar bola matanya, jengah. tak menanggapinya, perempuan itu membalikkan badan untuk segera keluar dari ruangan ini.

"Siapa yang menyuruh kamu pergi!"

"Huf!" Mawar mendengus kesal. kembali berbalik menghadap sang tuan

"Sudah hampir siang dan saya harus kerja." ucapnya

"Bukannya pekerjaan kamu udah diselesaikan? saya belum mengasih tugas apa-apa sama kamu." ujar Dave

Mawar menatap pria itu dalam-dalam, melihat wajah mesumnya sudah sangat tertebak jelas bahwa dirinya akan segera dimangsa oleh pria nafsuan itu jika ia masih tetap disini.

"Ternyata ada yang belum. permisi!" masa bodo kalau lelaki itu akan marah. Mawar tetap akan keluar dari ruangan tersebut agar menghindar darinya. tubuh ini sudah terasa remuk akibat ulah Dave yang selalu menghabisinya setiap waktu.

Baru dua langkah berjalan, Mawar kembali berbalik seolah ada sesuatu yang tertinggal.

"Lebih baik anda bekerja. saya akan memeriksa jadwal anda," ucapnya, kemudian Mawar beranjak pergi dari sana

Dave menggeleng-gelengkan kepala dibuatnya, ia pun dibuat penasaran mengapa sikap Mawar berubah dingin padanya. tidak seperti tadi pagi yang bersikap biasa saja. Dave pun berpikir, apa ada yang salah dengannya? memorinya pun berputar ke beberapa waktu yang lalu. seketika ia menebak apakah Mawar kesal karena ia menuruninya ditengah jalan?

"Hhh!!" Dave menghembuskan napasnya dengan kasar, sepertinya ia harus memberikan sesuatu yang manis buat meluluhkan hati wanita itu.

Mawar mengetik sesuatu pada komputer dihadapannya. terlihat amat serius entah apa yang dikerjakannya. padahal meja kerja masih terlihat kosong tanpa adanya lembaran kertas.

"Selesai juga!" gumamnya tersenyum senang. segera ia print tulisan tersebut lalu membacanya ulang agar secepatnya Mawar berikan kepada sang boss yang kini telah menjadi suaminya itu.

Mawar tersenyum semringah melihat hasil perbuatannya, ia beranjak bangkit dan melangkah menuju ruangan presdir yang hanya dua langkah saja jarak mereka. dengan tidak sopannya sang sekretaris membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dulu. menyelonong masuk tanpa meminta izin kepada sosok penghuni didalam sana.

Dave yang mulai bekerja terpaku melihat Mawar mendatanginya tanpa ada aba-aba sedikit saja.

"Lain kali ketuk pintu!" peringatnya

"Tidak perlu. toh saya sudah jadi istrimu," sanggah Mawar begitu entengnya. Dave menggeleng-gelengkan kepala melihatnya

"Tapi tetap saja kamu harus bersikap sopan padaku disini karena,

"Karena saya sekretaris anda." sambung Mawar mengulas senyum manisnya

Dave menghembuskan napas dengan kasar.

"Baiklah. terserah kamu saja." Dave pasrah

"Oke, Tuan Dave, saya mau memberikan ini kepada anda." Mawar menyodorkan selembar kertas padanya, yang langsung disambut oleh Dave

Sedikit mengerutkan dahinya, Dave mulai membaca surat pernyataan tersebut.

Mawar memperhatikannya dari depan meja sembari tersenyum. raut wajah bingung itu terlihat sedikit syok dan terperangah.

"Apa ini? surat kontrak pernikahan?" tanya Dave

Mawar mengangguk membenarkan. "Ya, suamiku. dua belas bulan sudah cukup, bukan? ya, seharusnya udah cukup dong memperistri aku dalam jangka waktu segitu." ujar Mawar, mengitari meja kerja sang suami

"Apa maksud kamu pernikahan kontrak begini! saya tidak setuju dan akan tetap memperistri kamu selamanya!" sontak saja Dave meremat kertas yang telah ditulis oleh Mawar tersebut

Entah mengapa rasanya senang saja bila bersama Mawar. Mawar yang selalu ada didekatnya, Mawar yang polos dan galak tapi sangat menggemaskan baginya. rasanya begitu sulit jika harus berpisah dengan wanita ini walaupun Dave sadar ia telah memiliki tunangan di negara orang sana.

Akankah Dave bakal memperistri kedua wanita ini? entahlah, rasanya jika tidak ada Wilona yang tetap keras kepala mempertahankan profesinya, ia masih memiliki istri lain yang bisa mengurusnya. Sungguh egois memang, tapi inilah seorang Dave yang mendambakan sosok Mawar dihidupnya.

"Kalau begitu akui saya ke publik kalau saya adalah istrimu, begitu juga kepada orang tuamu!" tegas Mawar

Dave terpaku, ia terdiam seribu bahasa. jika ia mengabarkan ke semua orang, bagaimana dengan keluarganya, keluarga Wilona dan juga Wilona. dan ini sangat mustahil, tidak mungkin Dave mengungkapkannya.

Mengapa jadi rumit begini? aku menginginkannya karena tubuhnya saja sebagai objek fantasiku. supaya dia tidak pergi makanya aku menikahkannya. Aaaah, sial! apa yang harus ku lakukan?, batin Dave bermonolog

~Bersambung ~

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

nah kan bingung???makanya jangan egois😔

2023-04-01

1

Revano Vano

Revano Vano

bgus critanya kk beda dr yg lain lg bosen sm crita yg kisah ny bnyk hmpir sm aku suka ini critanya

2022-06-16

0

Mara

Mara

Mantapz mawar..... apapun keputusan Dave tapi harga diri sedikit terlindungi 😘

2022-06-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!