Hampir Saja

Hawa mabuk asmara terasa panas didalam ruang kamar tempat perehatan seorang presdir. dua sejoli sedang dilanda kegairahan yang harus menuntun mereka untuk menuntaskan rasa membara itu. Dave dan Mawar saling menikmati rasa yang saling diberikan, ******* merdu menghiasi suasana temaram diatas singgasana surga.

Hentakan demi hentakan terus saja mengguncang pertahanan mereka, belaian dan cumbuan terasa bagai disengat aliran listrik. kian lama keduanya mulai mencapai titik akhir yang mereka nanti-nantikan sejak tadi. rasa ******* mencuatkan kenikmatan akhirnya lolos juga membuat keduanya merasa lega.

Setelah usai dengan kegiatan mereka, Dave segera menjatuhkan tubuhnya tepat disamping Mawar yang tengah mengatur napas.

Mawar teringat jika kini ia masih berada di lingkup perusahaan. Ia masih bekerja dan seketika sadar bukan seharusnya ia berada di ruang ini. sontak saja Mawar pun bangkit mendudukkan tubuhnya lalu kemudian menjuntaikan kaki ke lantai untuk segera berpakaian.

"Mau ke mana?" tanya Dave

"Aku harus keluar dari sini dari pada semua orang curiga," ujarnya, Dave memgangguk paham. memang benar apa yang dikatakan Mawar jika tindakan mereka jangan sampai membuat semua orang curiga hingga menghadirkan gosip-gosib heboh sejagat kota. Apalagi tindakan ini sampai terdengar ke telinga orang tuanya maupun sang calon mertua.

Benar juga, semua orang jangan sampai curiga. batinnya

Dave terpaku kala tidak melihat lagi kehadiran Mawar disisinya. jelas saja wanita itu sudah pergi keluar dengan terburu-buru, menyisakan Dave yang masih polos tanpa balutan benang.

Dave akhirnya ikut bergegas bangkit lalu mengenakan pakaiannya.

Mawar mengatur napas terlebih dulu sebelum membuka pintu ruangan ini. rambut yang telah tertata rapi, pelu yang sudah ia seka, setelah keluar menghadap dunia Mawar tidak ingin mereka semua menatapnya aneh.

"Bismillah." gumamnya mengelus dada. seperti biasa Mawar membuka pintu dalam ketenangan

Deg!

Sorot mata Mawar menatap beberapa pegawai yang bekerja tak jauh darinya. sebagian dari mereka membalas tatapan Mawar yang hanya sekilas. jantung ini berdegup kencang dan gemetaran, seolah takut jika mereka berpikir yang macam-macam.

Mawar mndudukkan tubuhnya di kursi kerjanya. seketika ia mengembus napas dengan perlahan.

Apa yang mereka pikirkan, ya?

Waduh, nggak terasa sudah setengah jam aku didalam.

Mawar bergumam didalam hati. tubuhnya berkeringat dingin menatap pandangan curiga itu. didalam kesendiriannya sembari berbicara didalam hati, tiba-tiba Mawar terlonjak kaget kala Chilla mengejutkannya.

"Woi! menung aja!"

Mawar memutar bola matanya sembari mendengus kesal.

"Kebiasaan nggak pernah hilang." ucap Mawar

"Kamu sih, mikirin apaan? emang ngapain aja didalam sampai lama banget? nggak lapar tuh perut apa!" tanya Chilla penasaran

Mawar menautkan dahinya sembari menatap Chilla. "Tentu saja bahas pekerjaan bersama Presdir dan Assisten Refal." jawabnya, cerdas sekali

"Sungguh?? syukurlah kalau gitu. jangan sampai pedekatean sama tuh si bos, soalnya--

"Mawar." seseorang memanggil Mawar, sontak saja kalimat yang ingin diutarakan Chilla terpotong saat itu juga

Mawar menoleh ke kanan, tampak kedua pria itu menanti dirinya untuk bangkit.

"Ya, Tuan, ada yang bisa dibantu?" tanyanya

"Masalah tadi belum selesai, mari kita lanjut bahas diluar sekalian makan siang." ajak Dave

Mawar tercenung mendengarnya, tumben sekali suaminya ini mengajaknya untuk makan siang bersama.

Mawar menoleh menatap Chilla, perempuan itu mengangguk seolah mengijikan Mawar untuk pergi bersama atasannya. dari pada ia menahan Mawar, yang ada ia bakal dipecat. lagi pula masalah tadi masih terpikirkan oleh Chilla.

"Baiklah." Mawar menerima tawaran presdir yang kini telah merangkap sebagai suaminya.

***

Tubuh Mawar menegang kala sang suami menempatkan tangannya di paha mulus Mawar yang semakin terekspos oleh ulah Dave yang semakin nakal menaikkan roknya. tangannya mengepal, seolah ingin menyingkirkan tangan itu. sorot mata Mawar beralih menatap spion depan, berharap Assisten Refal tidak melihat kelakukan tuannya.

Sial sekali, ternyata tatapan mereka saling beradu dan telah dipastikan Assisten Refal sedikit merasa terusik oleh ulah Dave yang semakin mendekat semakin memainkan pahanya hingga membuat Mawar sedikit krasak krusuk.

"Menjauhlah!" setelah mencoba untuk diam sedari tadi, akhirnya Mawar melakukan perlawanan

"Apaan?" pura-pura bego sekali pria itu

"Jangan menyentuhku disini! kau tidak malu apa?" gerutu Mawar

"Biarkan saja Refal itu, dia lelaki dewasa dan harap maklum sama tindakan kita." jawabnya dengan enteng. seolah dunia ini miliknya saja sehingga tidak mempedulikan sekitar

"Tapi nggak sopan!"

Dave menghela napas panjang mendengar protes istrinya ini.

"Benar apa yang dikatakan Nona Mawar, Tuan, anda tidak seharusnya melakukan hal itu sekarang juga." sambung Refal yang menyimak sedari tadi

Dave mendelik, sekarang assisten itu malah tidak berpihak kepadanya.

"Kau tidak usah ikut campur!" sontak Dave menendang bangku sopir. Mawar tersenyum senang mendengarnya

"Memang benar apa yang saya bilang. kalau tuan melakukannya sekarang, sudah dipastikan burung itu harus ditidurkan lagi."

...~Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

😆😆😆

2023-04-01

0

Mara

Mara

Bakalan hamil nih mawar

2022-06-19

0

Mara

Mara

Yaaahhhhhhh...dikit lagi itu

2022-06-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!