Baik Chen Li maupun Xiao Wang setelah berhasil memasuki goa, keduanya mulai mengeluarkan sejumlah sumberdaya yang ada di cincin ruang masing-masing. Setelah itu mulai menyerap khasiatnya.
Butuh waktu sekitar satu jam sebelum akhirnya mereka berhasil memulihkan kekuatan mereka.
Chen Li beranjak dari posisi duduk bersila, lalu berjalan perlahan-lahan menuju mulut goa.
Diperhatikannya wilayah sekitar, takutnya masih ada siluman Ular tersebut. Beberapa saat menganalisa namun tak kunjung Chen Li menemukan keberadaan siluman Ular.
"Bagaimana, apakah siluman ular itu masih berada di luar?" tanya Xiao Wang.
"Entahlah, aku tak melihatnya!"
"Hmm! Mencurigakan!"
"Bo Ji ... Bo Ji, apakah kau bisa mendengarku?" Entah sudah beberapa kali Xiao Wang memanggil nama Bo Ji, namun orang yang di panggil tak kunjung mengeluarkan suara.
Chen Li yang melihat Xiao Wang terdiam lantas ia bertanya, "Ada apa?"
Xiao Wang menjadi salah tingkah. Di toleh-nya pemuda di hadapannya, lantas dia berucap cepat. "Ti-tidak ada!"
"Owh!" Meskipun agak curiga, tetapi Chen Li memilih untuk tak mempedulikannya.
Chen Li kemudian menggunakan domainnya untuk memeriksa kembali wilayah sekitar. Beberapa saat, dia langsung membuka kedua matanya serentak. Tubuhnya bergetar sebentar. Mata merah menyala yang di lihatnya barusan terlalu menakutkan.
"Ada apa? Apa yang kau lihat?" Tanya Xiao Wang.
"Ular itu masih berada di sini."
"Hmm!" Xiao Wang tampak berpikir sejenak.
"Apakah kau punya rencana?" Tanya Chen Li memecah suasana yang sebelumnya sempat hening.
"Tidak! Akan tetapi, mari kita memikirkannya bersama!"
Keduanya pun mulai menyusun rencana. Membutuhkan waktu sekitar satu jam sebelum akhirnya rencana mereka selesai tersusun. Keduanya memasang senyum sumringah penuh siasat.
Chen Li beranjak dari duduknya, menuju mulut goa. Dia mengintip ke arah di mana Siluman Ular bersembunyi.
"Bagaimana?" Tanya Xiao Wang pada Chen Li.
"Aman-aman!" Chen Li berbicara cepat.
Xiao Wang dan Chen Li kegirangan sesaat. "Baik, Mari kita mulai!"
Keduanya mulai keluar goa. Berpencar untuk mencari bahan dan alat untuk membuat sebuah jebakan besar untuk siluman ular tersebut.
Membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam sebelum jebakan itu selesai dibuat.
"Huuh! Akhirnya selesai juga." Xiao Wang menyeka keringatnya. Setelah itu keduanya menyatukan tangan, melakukan gerakan tos.
"Mari kita jalankan rencana berikutnya."
"Aku jadi tak sabar untuk bermain-main dengan siluman itu." Chen Li menggosok-gosok kedua telapak tangannya tidak sabar.
Setelah itu, keduanya kembali berpencar.
***
Siluman Ular yang sebelumnya tertidur, merasakan kepalanya yang terbentur sesuatu. Matanya terbuka, menampakkan sorot mata merah nan tajam.
Dapat di lihatnya, seorang bocah yang tadi sempat dikejarnya, kini melemparkan batu-batu kerikil kearahnya.
"Siluman jelek, bangun kau!" Teriak Chen Li.
"Hmm!" Entah mengapa, dia begitu menikmati setiap batu kerikil yang memijat kepalanya, membuat rasa kantuk kembali menghampirinya.
Siluman ular membuka mulutnya lebar-lebar. Menguap, dan hendak kembali tidur. Namun siapa sangka, sebuah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa masuk kedalam mulutnya dan sukses membuat siluman ular tersedak batu tersebut.
"Ughk!"
Siluman itu menatap tajam Chen Li. Perutnya menggelinjang, berusaha melepaskan baru tersebut dari tenggorokannya. Namun usahanya sia-sia. Terpaksa dia harus menelan batu itu.
Siluman ular yang kesal, kemudian mengejar Chen Li.
"Kenapa anak ini tersenyum? Ada yang tidak beres!" Siluman Ular merasa ada yang aneh ketika melihat seringai terpasang di bibir anak itu.
"Ahh, bodoh ah. Meskipun mereka memiliki rencana. Namun aku yakin bisa melewati rencana kedua anak ini dengan mudah."
Tepat siluman ular itu selesai membatin, tiba-tiba saja batu besar melayang dihadapannya, dan tepat mengenai kepalanya. Hantaman batu itu terlalu keras, sehingga dia sampai di buat terpental beberapa meter ke belakang.
"Bumm!"
Siluman ular itu kembali terlempar di udara. Tak berhenti sampai di situ, Chen Li kini muncul di hadapannya dan memberikannya semburan api kearah wajahnya.
Meskipun tidak sampai menimbulkan luka yang cukup serius, namun setidaknya kini wajah ular itu menghitam, dan tentu saja bisa kedua anak itu gunakan sebagai bahan lelucon nantinya.
Sementara Xiao Wang yang telah mempersiapkan rencana berikutnya, mendapat kode keras dari Chen Li.
"Baik!"
Pedang yang sedari tadi ia siapkan, memotong seutas tali berwarna emas.
Whush!
Jaring besar berwarna emas kini melayang diudara dan tepat menjaring tubuh besar siluman ular itu.
Siluman ular berusaha memberontak ketika dirinya terjatuh di tanah dengan kerasnya. Meski segala upaya telah ia lakukan untuk keluar dari kekangan jaring itu, atau setidaknya memutus tali jaring, namun tetap saja dirinya tak bisa.
"Sial!" Siluman itu hanya bisa mengumpati kelakuan kedua bocah tersebut.
Sementara di hadapannya, kini Chen Li dan Xiao Wang muncul. Keduanya memasang senyum sumringah. Lalu kembali melakukan gerakan tos.
Mereka berdua mendekati siluman ular tersebut.
"Ini balasan kami, karena kau tadi sempat menakut-nakuti kami!" ucap Xiao Wang di hadapan siluman ular.
"Kalau di lihat-lihat, kau cocok dengan muka barumu itu. Hahaha!" Chen Li menambahkan dan di akhiri dengan tawa renyah keluar dari mulutnya.
Begitupun juga dengan Xiao Wang. Dia juga ikut tertawa.
Tawa kedua anak itu tak berlangsung lama. Dikarenakan mereka mendengar tawa yang lebih besar lagi.
Sementara ekspresi si ular, bertambah kesal tat kala mendengar suara tawa itu.
Tiba-tiba...
Whush!"
Dua orang pria tampan dengan hanfu berwarna putih yang di kenakan, serta rambut panjang hingga pinggang muncul di hadapan mereka.
Kedua pria itu tampak masih muda. Umurnya sekitar 18 tahunan. Namu jangan salah, usia sebenarnya dari kedua orang itu telah mencapai ribuan tahun.
Chen Li dan Xiao Wang memandangi kedua orang itu dengan tatapan bingung. Pasalnya, tiada angin, tiada hujan, tiba-tiba saja kedua orang itu muncul dengan keadaan tertawa terbahak-bahak, sambil memegangi perutnya.
"Hahaha! Lihatlah, wajah Baishe nampak sangat tampan menggunakan bedak itu! Hahaha..." Pria dengan rambut berwarna hitam yang di ikat pinggir berbicara sambil menunjuk muka siluman ular.
"Kau benar! Aku yakin Ratu Mendusa tak akan berpaling darinya, ketika melihat wajah tampannya itu! Hahaha...." Pria dengan rambut berwarna putih, terurai dan poni belah dua yang panjang sedagu juga ikut menimpali.
Sementara Siluman Ular yang mendengar ucapan kedua pria tersebut memasang wajah kesal.
Chen Li dan Xiao Wang sendiri yang awalnya juga tertawa terbahak-bahak, kini malah bertambah bingung mendengar perkataan mereka.
Cukup lama bagi kedua pemuda itu untuk menunggu sambil mendengar setiap perkataan yang menurut keduanya tak lucu namun entah mengapa kedua orang itu tampak sangat lucu dengan perkataan mereka.
Beberapa saat, kedua pria itu berhenti tertawa. Pria berambut putih, lantas melibaskan pelan tangannya.
Mendadak jaring yang mengurung siluman ular tiba-tiba saja hancur, menjadi debu-debu emas yang beterbangan sebelum akhirnya hilang di telan angin.
Terbelalak mata Xiao Wang dan Chen Li ketika melihat tali jaring tersebut hancur hanya dengan sekali libasan pelan dari pria berambut putih.
"Bagaimana bisa?" Kedua anak itu berucap secara bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
herry bjb
jaring emasnya dari mana asalnya..apa pinjam sama dora emon
2023-02-11
0