Xiao Wang dan Chen Li yang saling bertukar kata di dinding tebing tiba-tiba saja terdiam ketika mendengar suara desitan siluman ular.
Sejenak, keduanya saling tatap-menatap. Sebelum akhirnya berlomba-lomba memanjat tebing.
Di balik tebalnya kabut yang menutupi jarak pandang bawah jurang, tampak kepala seekor Siluman Ular dengan sisik berwarna putih mengkilap, yang sangat besar. Siluman tersebut bergerak cepat memanjat dinding tebing.
Mulutnya ternganga lebar, menampakkan taringnya yang panjang nan runcing, hendak memangsa Chen Li.
"Awas!" Xiao Wang berteriak lantang memperingati Chen Li.
Sementara Chen Li yang melihat Siluman Ular itu hendak memangsanya, segera melepaskan pegangan tangan pada dinding batu dan menjatuhkan diri ke bawah sebelum akhirnya kembali meraih batu karang.
Siluman Ular tersebut salah sasaran, sehingga kepalanya masuk dan terjebak ke dalam dinding jurang. Tubuhnya memberontak, hendak melepaskan diri dari kurungan batu yang menjebak kepalanya.
"Ayo cepat!" Xiao Wang kembali berteriak. Setelahnya keduanya kembali memanjat tebing dengan cepat.
Akan tetapi, karena fisik mereka yang melemah. Ditambah, Qi yang berkurang banyak, sehingga tak memungkinkan Xiao Wang dan Chen Li untuk menggunakan kekuatan mereka. Keduanya harus berusaha keras untuk sampai di tepi jurang.
Beberapa kali Xiao Wang maupun Chen Li terpeleset. Darah juga telah memenuhi kaki maupun tangan mereka. Meskipun begitu, kedua pemuda itu tetap berusaha untuk sampai di puncak.
Di bawah sana, nampak siluman Ular telah berhasil melepaskan kepalanya dari kurungan batu. Sorot mata yang merah menyala, menatap tajam Xiao Wang dan Chen Li. Aura berwarna merah darah merembes keluar dari tubuhnya dan menyebar di udara.
Kedua pemuda yang memanjat tebing, tiba-tiba saja merasakan sesuatu yang sangat menakutkan menyapa tubuh mereka. Kaki Xiao Wang maupun Chen Li sampai dibuat tergetar karenanya. Bahkan keringat dingin kini mulai membanjiri tubuh mereka.
"A-aura apa ini?" Xiao Wang berucap dengan suara bergetar.
"Entahlah..." Kedua tangan dan kakinya tak berhenti bergetar. Baik Xiao Wang maupun Chen Li tak sanggup lagi untuk melanjutkan aksi panjat tebing.
"Kita tidak bisa terus-terusan seperti ini!" ucap Chen Li. Dia kemudian mendekati Xiao Wang.
"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Xiao Wang ketika melihat Chen Li mendekatinya.
"Salah satu diantara kita harus ada yang lolos!" ujar Chen Li. Setelah itu dia menjelaskan rencananya pada Xiao Wang.
"Apakah kau gila? Itu tidak adil. Bagaimana bisa aku membiarkanmu jatuh ke jurang sementara aku selamat!" Xiao Wang langsung memarahi Chen Li ketika mendengar rencana gila pemuda itu
"Kau tenanglah, tak akan terjadi sesuatu padaku!" Chen Li kembali berucap.
Nampak berat bagi Xiao Wang mendengar rencana Chen Li. Dirinya tak mau orang lain berkorban untuk nya. Namun Chen Li tampak tidak mau kalah dengan pendiriannya.
"Cepatlah, kita tak memiliki banyak waktu." Pandangannya ia arahkan ke bawah dimana Siluman Ular tersebut yang kembali melesat dan semakin mendekat dengan mereka.
Xiao Wang awalnya menolak. Namun Chen Li segera melepas paksa genggaman tangan Xiao Wang pada dinding batu tebing. Kemudian dia melempar Xiao Wang ke atas, sedang tubuhnya ia biarkan terjatuh ke bawah, dan tepat mengenai kepala Siluman Ular itu.
Sebelum dirinya terjatuh, Chen Li segera meraih salah satu tanduk siluman Ular tersebut.
Siluman Ular menggelengkan kepalanya cepat, berharap Chen Li bisa terjatuh dari kepalanya. Namun meski ia telah berusaha menggeleng-gelengkan kepalanya, tetap saja pemuda itu tak mau jatuh. Ia masih tetap dengan kepalan tangan yang memegang keras salah satu tanduknya.
Segera kepalanya ia benturkan pada dinding Goa. Namun usahanya tersebut tidak membuahkan hasil. Ia kembali mengulangi hal yang sama, hingga membuat dinding goa itu seketika pecah. Sedang Chen Li masih memegang erat tanduk sang Ular.
Beberapa kali ringisan kesakitan terdengar dari mulut Chen Li. Darah segar kini berhasil lolos dari mulut pemuda itu. Meski beberapa kali dia harus menahan sakit di bagian punggungnya, namun dia tetap tak ingin melepaskan tangannya dari tanduk Siluman Ular tersebut.
Siluman Ular itu merasa kesal. "Kenapa anak ini begitu keras kepala! Kalau aku terus-terusan membentur dirinya di dinding batu, bisa-bisa dia akan tewas nantinya. Dan tentu saja Dewa Gou Jhiu tak akan melepaskanku setelahnya."
Siluman Ular nampak berpikir sejenak. Kemudian dia bergerak dengan kecepatan tinggi di udara, berharap pemuda itu akan ciut nantinya.
Meski bergerak dengan kecepatan tinggi, namun nyatanya Chen Li masih saja tetap memegangi tanduk siluman tersebut dengan keras.
Walau angin yang sangat kencang menerbangkan tubuh Chen Li, tak membuat pemuda itu menyerah untuk melepas pegangannya.
Sementara Xiao Wang merasa sangat khawatir dengan kondisi Chen Li. Beberapa kali dia akan melongok ke bawah jurang, berharap Chen Li masih hidup. Namun ia tak kunjung melihat keberadaan pemuda tersebut.
Beberapa saat, kepala siluman Ular tiba-tiba muncul di balik awan yang menutupi pandangan di bawah jurang. Dengan mulut yang ternganga seperti hendak memangsa Xiao Wang.
Melihat siluman Ular tersebut, sontak Xiao Wang langsung menarik kembali kepalanya. Sehingga siluman tersebut hanya melewati dirinya.
Xiao Wang menyipitkan matanya ketika melihat benda kecil di atas kepala siluman Ular.
"Itu, Chen Li!" Xiao Wang berucap serentak. Kemudian dia berlari mengejar siluman tersebut.
Beberapa saat, Chen Li akhirnya tak kuat lagi menghadapi kencangnya angin yang menerbangkan tubuhnya, membuat kepalan tangannya terlepas, sehingga dia terjatuh tepat dia atas pepohonan yang rimbun.
Segera Xiao Wang berlari dan memanjat pohon tempat Chen Li terjatuh.
"Kau tak apa, Chen Li!" tanya Xiao Wang.
"Uhuk!" Chen Li terbatuk pelan sebelum menjawab pertanyaan Xiao Wang. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit nyeri di bagian dadaku."
Xiao Wang kemudian memberikan tanaman herbal kepada Chen Li, yang ia ambil dari cincin ruang miliknya. Tepat setelah Chen Li selesai menyerap khasiat dari tanaman herbal tersebut, Siluman Ular kini kembali menukik di atas sana.
Segera mereka berdua turun dari pohon dan berlari menghindari kejaran ular tersebut.
Sayangnya, kecepatan Siluman tersebut lebih cepat daripada langkah kaki keduanya. Sehingga beberapa kali mereka harus melompat ke samping menghindari patukan ular itu.
Keberuntungan, ternyata berpihak pada kedua pemuda itu. Di hadapan mereka, terdapat sebuah goa dengan lubang kecil. Segera keduanya menghampiri lobang itu yang ternyata pas di masuki oleh tubuh kecil keduanya.
Siluman Ular tersebut yang melihat kedua bocah memasuki suatu lobang, lantas mempercepat gerakannya. Namun terlambat, kedua anak itu telah berhasil memasuki goa membuat ia menabrak tanah dengan keras.
"Sial!" umpatnya.
Ia kemudia menyengguk mulut goa yang kecil itu menggunakan kepalanya, berharap ia bisa memasuki atau paling tidak goa itu bisa hancur. Sayangnya, sekeras apapun dia berusaha, tetap tak terjadi sesuatu pada goa itu.
Beberapa saat, ia mulai menyerah. Kemudia dia beranjak meninggalkan tempat itu, bukannya meninggalkan, lebih tepatnya bersembunyi untuk memancing kedua anak itu keluar dari goa.
Menunggu hingga beberapa saat, namun kedua bocah itu tak kunjung nampak dari mulut goa. Terhitung, sudah sekitar 3 jam ia menunggu. Rasa kantuk pun mulai menghampirinya kala itu. Karena tak tahan, ia pun akhirnya terlelap dalam tidurnya.
"Bagaimana?" Tanya Xiao Wang pada Chen Li.
"Aman-aman!" Chen Li berbicara cepat.
Xiao Wang dan Chen Li kegirangan sesaat. "Baik, Mari kita mulai!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ditra Saputra
bukan kedua pemuda, tapi lebih tepatnya kedua ANAK, krna umur mrka msih 8 thn, blum bsa dikatagorikan sbgai seorang pemuda. hanya koreksi thor
2022-07-23
1