Para prajurit beserta aliran putih-netral nampaknya mulai kewalahan dalam meladeni serangan Iblis yang dibantu oleh aliran Hitam.
Tampaknya pihak aliran hitam telah lebih mendominasi pertarungan. Pihak dari aliran putih dipaksa bertahan tanpa bisa melakukan perlawanan berarti.
Para jagoan kekaisaran Han juga tak bisa berbuat banyak. Pasalnya, para Iblis itu terlalu kuat, banyak diantara mereka yang berada di tahapan Langit. Hingga tiga jagoan kekaisaran Han harus tewas di tangan mereka.
Beberapa jagoan yang lain juga tidak dalam kondisi baik. Para iblis dan juga aliran Hitam semakin gencar dalam membantai aliran putih.
Lantai arena, kini telah di penuhi oleh mayat yang bergelimpangan. Beberapa diantaranya tak memiliki kepala, tangan yang terpotong, otak berserakan dimana-mana akibat terinjak oleh banyaknya kaki yang bergerak kesana-kemari.
Dari sekian banyaknya kepala yang bertarung, yang lebih menarik perhatian adalah, seorang gadis kecil dengan gaun hitam beserta energi kegelapan yang mengelilinginya.
Pedang panjang di genggaman tangannya yang kecil kini telah dipenuhi oleh darah. Entah sudah berapa banyak nyawa yang melayang di tangan gadis tersebut.
Dalam satu kali libasan, tubuh lawan telah terpotong rapi menjadi dua bagian. Usus-usus terbelah dua dan berserakan di lantai.
Di usianya yang termasuk anak-anak, dia begitu santainya dalam menyaksikan darah beserta daging di depan matanya. Tidak ada rasa mual atau rasa jijik sedikitpun pada gadis itu saat memotong tubuh lawan. Yang ada hanyalah nafsu membunuh. Dikarenakan saudara kembarnya yang selama ini begitu ia jaga, kini telah tewas di bunuh oleh Iblis.
Gadis tersebut adalah Hei Fang, sedang saudari kembarnya adalah Ai Fang. Kematian Ai Fang menjadikan luka tersendiri bagi Hei Fang.
Dengan emosi yang meluap-luap, dirinya membantai habis-habisan para Iblis tanpa ada rasa puas. Meski dirinya telah membunuh lebih dari 50 Iblis, namun entah mengapa ia masih ingin terus membunuh.
Meskipun luka-luka juga kini telah banyak bertengger dari tubuh gadis itu, namun ia seolah-olah tidak peduli dengan kondisi tubuhnya.
Saat hendak mengakhiri nyawa salah satu Iblis, mendadak, iblis tersebut menghilang dari tempatnya, menyisakan debu hitam yang kini mulai terbang, menyatu dengan debu hitam lain dan menuju langit.
Satu persatu Iblis yang masih bernyawa menghilang menjadi debu dan melayang dalam satu garis lurus menuju ke langit.
Kejadian itu tentu saja mengejutkan semuanya, termasuk aliran hitam sendiri. Mereka begitu tak menyangka ras Iblis berani mundur di saat mereka telah di atas angin.
Tak ada yang mau bergerak, atau pun melanjutkan pertarungan. Mereka semua terlalu terpukau dengan debu-debu hitam itu.
Beberapa saat, debu-debu hitam tersebut telah hilang sepenuhnya. Melihat para Iblis telah pergi, mereka yang beraliran Hitam langsung memasang ekspresi khawatir.
Segera mereka beranjak untuk kabur, namun mereka yang berasal dari aliran putih-netral juga tak tinggal diam. Mereka menangkap serta mengumpulkan mereka yang beraliran hitam di satu tempat dengan keadaan tubuh terikat. Meskipun demikian, banyak juga aliran Hitam yang telah berhasil lolos.
Para prajurit tersisa, dikerahkan untuk turun di lapangan, membereskan dampak kekacauan yang sebelumnya sempat terjadi.
Mayat-mayat yang berserakan di kumpulkan di satu tempat. Jumlah korban yang berjatuhan di pihak prajurit juga aliran putih-netral tampaknya lebih banyak daripada para Iblis beserta aliran Hitam.
Di sepanjang tempat, terdengar teriakan menyayat hati dari mereka yang kehilangan sanak saudara, sahabat ataupun keluarga. Pertarungan itu terlalu banyak memakan korban.
Bahkan Kerajaan Api, hancur hampir setengahnya. Beruntung, tidak terjadi sesuatu pada Raja Chen Huang. Para prajurit sendiri kini tinggal setengah dari sebelumnya. Mereka begitu yakin, jika kerajaan tetangga menyerang mereka, pihak kerajaan Api sudah tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan.
Melihat satu persatu Iblis mulai menghilang, gadis kecil tersebut kemudian mendekati kembali tubuh saudarinya. Dipeluknya erat jasad sang adik. Air matanya pun terus saja menetes membasahi pipinya.
Teringat masa-masa dimana Hei Fang beserta Ai Fang bersama. Hingga tanpa sadar, dirinya pingsan saat itu juga. Cahaya menyilaukan namun hanya sesaat terlihat turun dari langit dan melesat kearah Hei Fang. Tak ada yang dapat menyadari kehadiran cahaya itu. Semuanya terlalu disibukkan oleh urusannya masing-masing.
Jasad para prajurit di pisahkan di satu tempat, begitupun juga dengan aliran putih-netral. Mereka juga memisahkan jasad teman mereka di tempat yang berbeda. Setelah itu, mereka menggali kubur, lalu mengubur Saudara-saudaranya. Namun Ada juga yang membawa pulang jasad temannya untuk di bawa ke keluarganya.
Sedang jasad dari aliran Hitam di tumpuk menjadi satu tumpukkan besar, lalu kemudian di bakar.
***
"Apakah kau menemukan keberadaan Wang'er?" Xiao Liu bertanya pada Xiao Meng.
"Tidak ayah!" jawab Xiao Meng.
Dari tadi mereka berdua mengitari area pertarungan, namun mereka tak dapat menemukan Xiao Wang. Jasad demi jasad pun telah mereka periksa, namun tetap saja tidak ada jasad Xiao Wang di sana.
"Kemana perginya anak itu?"
"Ayah, saat aku berkeliling mencari Wang'er, aku salah menangkap pembicaraan dari beberapa orang. Katanya tadi ada seorang anak kecil, usianya sekitar 8 tahunan yang terbang ke langit, menghadapi Iblis berkekuatan mengerikan. Dari ciri-ciri yang di paparkan juga persis seperti ciri-ciri Xiao Wang." Xiao Meng menjelaskan informasi yang di dapatnya pada Xiao Liu.
"Benarkah?"
"Iya Ayah, tapi aku sedikit meragukan kebenaran dari cerita tersebut. Pasalnya, mana mungkin Wang'er memiliki kekuatan sebesar itu." Xiao Meng kembali berbicara.
"Kau benar, Wang'er tidak mungkin..." Belum sempat menyelesaikan perkataannya, seorang pria datang dan langsung memotong perkataan Xiao Liu.
"Apakah kau meragukan kebenarannya? Aku melihat sendiri dengan mata kepalaku. Seorang pemuda berambut biru muda terbang di langit lalu bertarung melawan Iblis yang sangat kuat." Pria itu menceritakan kehebatan pemuda yang dilihatnya dengan penuh rasa takjub.
"Bagaimana ciri-ciri dari anak itu?" Xiao Liu bertanya penasaran.
Pria tua itu kemudian menjelaskan secara rinci tentang ciri-ciri pemuda tersebut kepada kedua orang itu.
"Nah, benar kan, Ayah! Ciri-ciri pemuda tersebut persis seperti Wang'er!"
Xiao Liu tak menjawab, ia hanya mengangguk tanda ia membenarkan ucapan Xiao Liu.
"Apakah kau tak salah lihat?"
"Tidak mungkin aku salah lihat tuan. Karena bukan hanya aku yang melihatnya, tapi banyak saksi mata yang melihat kejadian itu." Pria itu kembali meyakinkan Xiao Liu dan Xiao Meng.
Cukup lama mereka bertiga bertukar pendapat, sebelum akhirnya Xiao Meng dan Xiao liu beranjak, menjemput Lu Wanqiang beserta Yuan Fang.
"Paman, di mana Xiao Wang?" Lu Wanqiang bertanya pada Xiao Meng, karena tak dapat melihat adanya Xiao Wang bersama dua orang pria tua itu.
"Entahlah, kami tak menemukannya!"
"Tetua Yuan? Apakah kalian melihat tetua Yuan?" Yuan Fang tiba-tiba saja mengangkat bicara ketika melihat tetua Chen Yuan tidak bersama mereka.
"Oh iya, kenapa kami tak memikirkan dia ya."
Setelah itu, semuanya lekas berpencar, mencari keberadaan tetua Cheng Yuan. Beberapa saat, mereka kembali berkumpul.
"Bagaimana? Apakah kalian menemukan tetua Yuan!"
"Tidak Ketua. Namun kami menemukan lencana tetua sekte Elang Emas! Kami pikir, ini adalah lencana tetua Yuan!" Yuan Fang mengangkat bicara dan di angguki oleh Lu Wanqiang.
Lencana tersebut kemudian di serahkan pada Xiao Liu.
Cukup lama Xiao Liu menganalisa lencana tersebut, ia pun mengangguk setelahnya. "Benar ini adalah lencana milik tetua Cheng Yuan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments