Dua pria tua saat ini sedang bertarung di tengah ribuan manusia yang saling berupaya menjatuhkan lawan. Entah pertarungan keduanya telah memakan waktu berapa jam. Dan kini keduanya nampak telah kelelahan dengan kondisi tubuh yang tak bedah jauh, dimana mereka sama-sama memiliki luka di sekujur tubuh.
"Tetua Hai, aku tak menyangka kau mampu menyimpan kekuatanmu dengan sangat baik begitu lama. Bahkan aku sendiri terlambat menyadarinya." Pria yang tak lain adalah Xiao Liu, ketua sekte Elang Emas sekaligus kakek dari Xiao Wang berucap di tengah pertarungan yang berlangsung sengit.
"Terima kasih atas pujiannya Xiao Liu, tapi posisiku sekarang bukan lagi Tetua, melainkan Ketua Sekte Elang Hitam!" Seringai penuh provokasi terpampang jelas dari bibir pria yang menjadi lawan Xiao Liu. Dia yang dulunya menyandang gelar sebagai tetua sekte Elang Emas, kini statusnya naik menjadi ketua sekte Elang Hitam. Pria tersebut adalah Hai Bao.
Mendengar ujaran tersebut, amarah yang sebelumnya mereda, kini kembali bangkit. "Jangan coba memancing emosiku Hao Sialan!" ucap Xiao Liu dengan intonasi yang di tekan di bagian akhir kalimatnya.
"Aku tak memancing emosimu, Xiao Liu. Namun begitulah kenyataannya. Sekarang aku bukan lagi Tetua, melainkan Ketua Sekte Elang Hitam. Oh iya, aku lupa memberitahumu sebelumnya kalau Sekte Elang Emas sekarang telah musnah, yang ada hanyalah Sekte Elang Hitam!"
Telinga Xiao Liu semakin panas mendengar penuturan dari Hai Bao, dadanya pun juga demikian, darah nya seolah-olah terkumpul banyak di kepala. Raut wajahnya kini agak kemerahan menahan amarah yang meluap.
Xiao Liu semakin brutal dalam menyerang Hai Bao. Namun dikarenakan emosinya yang tak stabil, membuatnya menimbulkan banyak celah.
Hai Bao tersenyum sinis sesaat, setelahnya ia mulai memanfaatkan celah tersebut. Begitu terkejut Xiao Liu ketika serangan tinju dari Hai Bao berhasil masuk dan tepat mendarat di dadanya dengan keras.
Termundur beberapa langkah dirinya, dengan tangan yang memegangi dada. Ia begitu tak menyangka dengan serangan itu. "Apa yang ku pikirkan ... Aku tak boleh terkecoh, aku harus tetap fokus." Kepalanya ia geleng cepat, berniat membuang jauh-jauh amarahnya.
Setelah merasa agak tenang, ia kembali melesat menyerang Hai Bao. Kali ini Xiao Liu tampak kalem dalam menggerakkan pedangnya. Serangannya begitu teratur layaknya air mengalir.
Sejenak, Hai Bao mengernyit sebelum akhirnya memasang ekspresi risau. Dia begitu begitu tak menyangka, pria itu dapat mengendalikan emosinya dengan begitu cepat. Meski dirinya tadi sempat merasa di awan-awan kala lawannya ini memiliki begitu banyak celah namun sekarang malah berbanding terbalik dengan apa yang ia alami sebelumnya.
Dirinya bahkan sampai dibuat kewalahan sekarang. Serangan Xiao Liu sekarang begitu sulit diprediksi. Beberapa kali ia sampai ditekan oleh bidasan keras dari Xiao Liu.
"Sial! Bagaimana ia bisa sekuat ini dalam waktu singkat!" Hai Bao mengutuk keras dalam hati.
Beberapa saat, pedang Hai Bao berhasil terlepas dari genggamannya. Tak ingin melepaskan kesempatan itu, Xiao Liu lantas mengayunkan cepat pedangnya ke beberapa bagian tubuh lawan, membuat Hai Bao menerima goresan luka yang dalam nan panjang tanpa bisa melakukan perlawanan berarti.
Hai Bao tak mampu lagi untuk melawan, dirinya terjatuh berlutut dibuatnya. Melihat Hai Bao yang tak berdaya, Xiao Liu menghentikan serangannya sebentar.
"Adakah sesuatu yang hendak kau ucapkan sebelum kematian mu?" ucap Xiao Liu.
"Cih!" Hai Bao tak menjawab, ia hanya mengeluarkan decihan disertai dengan tatapan tajam nan menusuk kearah Xiao Liu. Ia tak terima dengan kekalahannya kali ini. Jika dirinya diberi kesempatan untuk lolos hari ini, janjinya, ia akan membalas Xiao Liu dengan cara yang paling sadis.
"Baiklah, jika kau tak ada wasiat!" Pedang digenggaman tangan Xiao Liu terangkat, berniat memenggal kepala Hai Bao. "Maka terimalah kematianmu!"
Belum sampai pedang tersebut mengenai lawan, mendadak energi api melesat cepat kearahnya dan tepat mengenai perutnya membuat Xiao Liu termundur beberapa langkah.
"Sial!" Xaio Liu mengutuk keras. Tak berapa lama, api menjalar diatas lantai, membentuk lingkaran yang mengelilingi dirinya. Kobaran api itu semaki membesar, membuat Xiao Liu tak bisa menjangkau situasi luar.
Sementara itu di luar, Hai Bao kini terbaring tak sadarkan diri. Bukan karena pertarungannya dengan Xiao Liu yang membuat dirinya pingsan. Melainkan suatu tekanan yang sangat besar, tiba-tiba saja menekan tubuhnya.
"Ck, benar-benar lemah ... Kalau bukan karena aku yang masih membutuhkanmu untuk melakukan rencana ku, aku mungkin tak akan menolong kau saat ini!"
Sosok yang disebut Iblis tiba-tiba saja muncul di samping tubuh Hai Bao. Dengan sekali libasan tangannya, tubuh Hai Bao kini telah di kelilingi oleh energi hitam, sebelum akhirnya menghilang.
Semburan air merembes keluar dari dalam kobaran Si jago Merah. Tak lama setelahnya, kobaran api itu menghilang sepenuhnya, memperlihatkan sosok Xiao Liu yang kini berdiri mematung dengan pedang yang baru saja ia keluarkan dari cincin ruangnya.
Xiao Liu tersentak ketika tak mendapati lagi Hai Bao di sana. "Kemana perginya pria itu!"
Segera ia berlalu dari sana, melesat dengan cepat untuk mencari keberadaan pria tua itu. Xaio Liu tak ingin membiarkan Pria itu lolos. Sebab, dengan membunuh Hai Bao, ia bisa merebut kembali sekte Elang Emas dan menyelamatkan murid beserta tetua yang ditawan oleh Hai Bao.
Begitu yakin dirinya bahwa Hai Bao tak mungkin lari terlalu jauh. Dikarenakan pria tersebut memiliki luka yang sangat serius, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk kabur begitu cepat.816
***
Xiao Wang saat ini sedang di kelilingi oleh belasan Iblis berkekuatan Semesta yang menyerangnya sekaligus. Meski jarak mereka bertarung dengan permukaan tanah terpaut beberapa ratus kilometer, namun tetap saja, pertarungan tingkat itu mampu membuat guncangan hebat terjadi di bawah sana.
"Bocah, bawa para iblis ini lebih jauh lagi dengan Bumi. Pertarungan kalian terlalu membawa bencana. Aku takut jika kalian tetap melanjutkan pertarungan di sini, maka planet Bumi hanya akan tinggal nama saja." Bo Ji tiba-tiba saja berucap dari alam bawah sadar Xiao Wang.
Namun, ucapannya itu ternyata tak dapat di dengar oleh Xiao Wang. Dikarenakan, jiwa Xiao Wang saat ini sedang tertidur di tempat lain, sedang tubuhnya dikendalikan orang lain.
Selain itu, Alam bawah sadar Xiao Wang sendiri terkunci. Sehingga tak memungkinkan Bo Ji berkomunikasi dengan sosok tersebut, meski dirinya masih dapat melihat keadaan di luar.
Berulang kali Bo Ji mencoba berbicara dengan Xiao Wang, namun pemuda itu tak pernah menanggapinya. Ia bahkan seperti mengacuhkannya, dan tak menganggap dirinya ada. Hal itu membuat Bo Ji kesal.
Di tengah kekesalannya, ia lantas berteriak begitu keras, hingga membuat alam bawah sadar Xiao Wang terguncang hebat karenanya.
Sosok yang mengendalikan tubuh Xiao Wang merasakan pusing sesaat, membuatnya hilang fokus. Beruntung ia masih menguasai jalannya pertarungan.
Xiao Wang tak sengaja menoleh ke bawah kakinya. Bisa di lihatnya, bumi yang bergetar hebat akibat pertarungan mereka.
"Aku tak bisa terus-terusan bertarung di sini. Aku harus pindah ke dimensi lain!"
Setelahnya, ia melakukan gerakan tangan. Dinding air yang begitu besar terbentuk di atas sana. Selanjutnya, dinding air itu bergerak kebawah dan menelan Xiao Wang beserta yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
herry bjb
tokohnya tumpang tindih jadinya ribet memahami isi cerita
2023-02-11
0