Elma duduk di hadapan Danu dan Herman, duduk lalu meremat kedua tangannya sendiri diatas pangkuan. Kedua tangan yang saat ini sudah basah oleh keringat dingin.
Dulu dia dan Danu juga ada di posisi seperti ini. Saat pertama kali meminta izin menikah dan tidak mendapatkan restu karena usia yang masih sama-sama muda. Hanya lulusan SMA dan mengandalkan cinta, berucap sesumbar akan memulai semuanya dari Nol berdua.
Dan kini, mereka seperti kembali ke masa lalu dengan permasalahan yang berbeda. Kini Elma dan Danu ingin meminta izin untuk berpisah, bercerai dan memutuskan semua hubungan selama 15 tahun terakhir.
"Danu, Elma, opa tidak akan bicara banyak. Opa juga tahu jika kalian berdua tidak akan menceritakan apapun tentang masalah rumah tangga kalian."
Herman mengambil jeda, menghirup udara sebanyak-banyaknya sebelum kembali buka suara. Sementara Danu dan Elma tak bersuara barang sedikitpun, mereka berdua sama-sama diam dan mendengarkan.
Tiap kali orang tua bicara, mereka memang tak pernah ada yang menyela.
"Opa dan Oma tidak mau mendengar ada kata perceraian, selalu ini yang opa katakan ..."
"Biarlah opa dan Oma jadi orang tua yang egois, andai kalian tetap memutuskan untuk berpisah maka Arkan akan kami ambil alih ..."
"Jangan harap kalian bisa bertemu dengan Arkan, biarlah opa dan Oma yang akan selalu memberinya kasih dan sayang."
Elma menangis tak bisa ditahan, air matanya mengalir deras sekali. Sementara Danu merasakan sakit di dada yang teramat menyiksa.
Perihal Arkan memanglah kelemahan Danu dan Elma.
"Hari ini kalian pulang lah, berpisahlah sementara jika bersama selalu bertemu dengan debat. Coba jalanilah hidup masing-masing yang menurut kalian benar. Tapi biarlah Arkan tinggal disini." final Herman, itulah kalimat akhir yang dia ucapkan pagi itu.
Setelahnya mulut Herman terkunci rapat, setelah sarapan bersama dia pun langsung pergi mengantarkan Arkan ke sekolah, tanpa ada lagi bicara dengan Danu dan Elma, juga Lusi.
Herman juga marah dengan keadaan ini, tapi tak ingin menggebu-gebu hingga Arkan bisa melihat jelas kehancuran keluarganya.
Karena itulah Herman memilih diam setelah mengatakan apa yang dia katakan.
Sedangkan Lusi hanya beeulang kali mengelus dadanya yang sesak, berharap kesedihan ini akan segera berakhir.
Elma berulang kali membujuk sang ibu untuk mengatakan pada Herman agar Arkan tetap ikut dengannya, tapi Lusi tak menyanggupi. Dia tidak akan bisa menolak keputusan yang sudah suaminya ambil.
Elma menangis terus, tak akan sanggup andai dia harus tinggal sendiri tanpa sang anak.
"Sudah, sekarang pulang lah, jalanilah hidup kalian seperti apa yang kalian inginkan. Anggap saja Arkan tidak ada," pungkas Lusi, dengan air mata yang jatuh dia menutup pintu rumahnya.
Mengusir Danu dan Elma agar pergi dari rumah ini.
Herman dan Lusi sudah bersepakat untuk bertindak seperti ini. Ketegasan yang harus diambil untuk membuat Danu dan Elma berpikir.
3 bulan adalah waktu yang Herman berikan, selama 3 bulan Danu dan Elma diminta untuk hidup masing-masing dulu. Dan nanti setelah bertemu lagi baru lah diputuskan mau seperti apa.
Andai bercerai ya sudah, bercerailah Herman dan Lusi tidak akan melarang. Tapi Arkan akan tetap tinggal di rumah ini, dalam pengasuhan kakek dan neneknya.
Dan andai rujuk, barulah Herman dan Lusi akan mengembalikan Arkan pada kedua orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Yeni Fitriani
herman dan lusi adalah contoh ortu dan mertua yg baik....mereka bijaksana dlm berkata dan bertindak.
2025-03-02
0
Hariyanti
ortunya bijaksana dan tegas .
2025-01-29
0
Dewa Rana
pak Herman keren
2025-01-30
0