Benar kata Danu, saat jam pulang sekolah Arkan tiba hujan juga mulai turun ke bumi ini.
Arkan dan beberapa teman-temannya berdiri di pinggir kelas, melihat derasnya air yang jatuh dan memikirkan bagaimana caranya ke halte bus agar tidak terlalu basah.
Mereka tidak ada yang membawa payung apalagi jas hujan.
"Ayo kita hujan-hujanan saja, berlari yang kencang," ucap salah seorang teman Arkan.
Tapi mendengar ide itu Arkan tidak langsung mengiyakan. Seragam sekolahnya hanya 1, kalau basah besok dia harus pakai apa?
Belum lagi jika dia sakit, pasti akan banyak mengeluarkan uang untuk berobat.
"Kalian duluan saja, aku tunggu sebentar lagi. Mungkin sebentar lagi hujan akan reda," jawab Arkan.
Semua temannya mengangguk mengiyakan. Dan melihat satu per satu temannya pergi, Arkan masih setia berdiri di pinggir kelas.
30 menit berlalu dan hujan belum juga reda, bahkan semakin deras saja.
Sementara itu di rumah, Elma menunggu dengan cemas. Harusnya di jam seperti ini sang anak sudah pulang.
"Ya ampun, pasti Arkan terjebak hujan," gumam Elma, berulang kali dia melihat keluar melalui jendela kaca, namun sang anak tidak juga terlihat batang hidungnya.
Bingung harus bagaimana akhirnya Elma memutuskan untuk menghubungi ayahnya, kakeknya Arkan.
Di panggilan pertama, teleponnya langsung mendapat kan jawaban.
"Ada apa El?" tanya sang ayah di ujung sana, Herman namanya.
"Opa, Arkan belum pulang, dia pasti terjebak hujan di sekolah," jelas Elma dengan tergesa, dia memanggil Herman dengan sebutan Opa, mengikuti bagaimana Arkan harus memanggil sang kakek.
"Baiklah, Opa akan jemput Arkan. Tapi nanti biar dia pulang kesini."
Elma hanya bisa mengiyakan, tidak berani membantah. Sang ayah punya mobil tua, tapi untungnya masih bisa dipakai.
Panggilan itu terputus dan Elma membuang nafasnya lega, juga merasakan hatinya yang tak tenang.
Dia tahu, sang ayah sengaja menahan Arkan di rumahnya agar dia berkujung. Lalu ketika Elma kesana pasti ayah dan ibunya akan menanyakan keberlangsungan rumah tangganya dengan Danu.
Elma mengusap wajahnya kasar, lalu mendudukan dirinya di atas kursi ruang tamu.
Lagi-lagi Elma menarik dan membuang nafasnya kasar, berusaha menghilangkan beban di hati yang teramat berat.
Meski rasanya rasa sakit ini tidak akan habis-habis.
"Sudah lah El, lanjutkan hidup mu. Jangan hanya berkutat di rasa sakit ini," gumam Elma, bicara pada dirinya sendiri.
Dia lantas bangkit, masuk ke dalam kamar Arkan dan mengambil baju ganti sang anak. Elma juga membawakan jaket.
Setelahnya dia ke dapur mengambil payung. Dia akan pergi ke rumah kedua orang tuanya.
Naik bus beberapa menit dan kemudian tiba di halte terakhir, dari sana Elma berjalan masuk ke dalam gang. Satu tangannya terus memegang payung dan tangannya yang lain menggendong tas berukuran sedang berisi baju sang anak.
Hujan yang deras membuat celana panjang Elma basah, takut tas itu terkena air hujan juga akhirnya Elma mendekapnya di depan.
Saat tiba di rumah Herman, Elma melihat mobil sang ayah sudah terparkir di teras rumah. Mobil yang juga basah kuyup.
Melihat itu Elma sedikit lega, Arkan juga pasti sudah ada disini.
Elma lalu mengetuk pintu dan tak lama kemudian di buka oleh sang ibu, Lusi.
"Oma."
"Cepat masuk," titah Lusi, dia segera menarik Elma dan menutup pintu.
"Arkan dimana?"
"Dia ada di kamarnya."
"Aku bawakan Arkan baju ganti, aku berikan dulu ini padanya."
"Iya, setelah itu ganti celana mu juga. Pakai baju Oma saja."
Elma mengangguk.
Dia lantas segera mendatangi kamar Arkan di rumah ini, kamar yang pintunya tidak tertutup rapat. Elma ingin mengetuk pintu kamar itu, namun urung saat dia melihat Arkan yang seperti melamun, menatap sebuah foto di meja belajarnya.
Foto keluarga saat dia kelulusan sekolah dasar.
"Arkan," panggil Elma dan langsung membuyarkan lamunan sang anak. Saat ini Arkan masih menggunakan baju sekolah.
"Ma."
"Apa yang kamu lihat?"
"Ini, saat aku kelulusan nanti apa kita juga bisa buat foto keluarga?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
himmy pratama
cpt sembuh ya Thor biar BS segera beraktivitas kembali..semangat karya2 mu yg sll kami tunggu
2024-03-31
3
Haru Kagami
beda bgt ini novel dr yg laen.
2024-02-10
1
Tuti Tyastuti
lanjut
2024-01-23
0