Hari ini Danu dan Bayu di tugaskan di tempat yang berbeda. Bayu tetap berada di mall sementara Danu diminta untuk mendatangi toko ponsel di kawasan pasar.
Mereka berdua keluar bersama dari dalam rumah, namun kemudian menuju ke tempat kerja masing-masing.
Tapi pagi ini Danu sengaja pergi lebih awal karena dia ingin menemui Arkan di sekolahnya.
"Maaf Pak, apa Arkan sudah sampai di sekolah?" tanya Danu pada penjaga keamanan sekolah itu.
"Sepertinya belum pak, dari tadi belum ada mobilnya pak Herman." jawabnya, dia banyak menghapal murid beserta orang tuanya sekaligus.
"Baik Pak, terima kasih." Danu tersenyum kecil seraya menganggukkan kepalanya sebagai ucapan terima kasih.
Lalu tetap berdiri di sana menunggu kedatangan sang anak.
Beberapa menit kemudian Danu mulai melihat mobil sang ayah mertua mendekat ke arah sekolah. Danu yang melihat itu campur aduk hatinya, antara bahagia dan merasa tak enak hati pada sang mertua.
Karena pada akhirnya semuanya berakhir seperti ini, tentang Dia, Elma dan Arkan.
"Papa!" pekik Arkan, dia langsung berteriak memanggil sang ayah setelah turun dari dalam mobil.
Sementara Herman langsung segera pergi tanpa mengucapkan kata sapaan sedikitpun untuk Danu.
Dan Danu yang melihat mobil sang ayah mertua kembali menjauh pun hanya mampu tersenyum kecut.
"Di mobil ada Oma, mereka berdua mau pergi ke pasar. Karena itulah langsung pergi." Arkan menjelaskan yang terjadi.
"Tadi Oma dan opa juga titip salam buat papa." Terang Arkan lagi.
Dan Danu yang mendengar penjelasan itu pun tersenyum kecil seraya mengusap kepala sang anak.
Bagaimana pun Arkan coba menjelaskan semuanya, tetap saja Danu tahu bahwa Herman dan Lusi memang sengaja menghindar.
"Hari ini try out terakhir mu kan? apa mama ada menemui mu?" tanya Danu, entah kenapa pertanyaan ini yang prrtama keluar dari mulutnya. Danu ingin memastikan bahwa Elma tetap memberikan kasih sayang pada anak semata wayang mereka.
"Papa tenang saja, mama selalu menemui aku setiap hari. Dia datang ke sekolah ini meski tidak bertemu dengan ku." jawab Arkan apa adanya, karena pak satpam selalu memberi tahu. Malah Danu lah yang tidak pernah menemui dia.
Setelah dari rumah Herman waktu itu, baru kali ini mereka kembali bertemu.
Dan mendengar jawaban sang anak, Danu semakin tersenyum kecut.
"Maaf karena Papa jarang menemui kamu, papa sibuk."
"Aku tahu," balas Arkan singkat. Sebuah jawaban yang membuat jarak seolah tercipta semakin lebar di antara mereka berdua.
Danu yang tak bisa berkata apa-apa akhirnya hanya memberikan beberapa uang untuk sang anak.
Dan Arkan menerima uang itu dengan tatapan nanar, sungguh dibandingkan uang ini dia lebih butuh sebuah pelukan.
"Papa pergi, belilah makanan enak bersama teman-teman mu setelah ujian berakhir."
Arkan hanya bisa mengangguk.
Lalu melihat ayahnya yang mulai pergi dan menuju motor.
Memakai helmnya dengan aman dan kembali menatap kearahnya sambil tersenyum lebar.
Arkan balas tersenyum, seraya meremat kuat uang yang dia pegang di tangan kanan.
Arkan menahan diri agar tidak menangis di sekolah.
Danu dan Arkan tidak tahu, jika Elma menyaksikan pertemuan itu di ujung jalan.
Hatinya juga pilu, namun selalu berpikir bahwa kesedihan ini akan segera berakhir.
Nanti, ini semua hanya akan jadi kenangan pahit.
Mereka semua hanya perlu menjalaninya dan kemudian terlewatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
himmy pratama
rumah tangga macam apa itu.. sembunyi 2
2024-03-31
2
Wati_esha
Elma, kamu tak tahukam bila Arkan sudah mengetahui niatmu dan Danu untuk berpisah.
Jangan kira cuma dirimu yang sakit!
2023-03-27
0
Wati_esha
Danu ... Elma terbiasa dekat dengan Arkan, pastilah sulit untuk tak melihatnya.
2023-03-27
0