Tangis Elma semakin pecah tak kala Lusi menutup pintu rumahnya rapat. Berpisah dengan Arkan tidak pernah terlintas di dalam benaknya, Arkan lah hidupnya, nafasnya, seluruh poros hidup Elma hanya berpusat pada sang anak.
Perpisahan ini pun dia lakukan demi Arkan juga, tak ingin Arkan semakin lama melihat perselisihan dan pertengkaran kedua orang tuanya.
Dan Danu yang melihat tangis sang istri hanya mampu diam, cukup tahu jika hal ini akan sangat sulit bagi Elma.
Rumah itu pasti akan terasa sepi andai hanya ditinggali oleh Elma seorang.
Padahal selama ini selalu Elma dan Arkan yang tinggal disana, selalu bersama.
Tapi Danu tak bisa berlama-lama dalam kesedihan seperti ini, waktu terus berjalan dan menuntutnya untuk segera pergi.
Tentang Arkan, tak masalah tinggal di rumah Herman, dia dan Elma bisa datang kesini kapanpun untuk menemui.
"El," panggil Danu.
Elma bergeming, tetap menatap nanar pintu rumah yang tertutup dengan terus menangis. Sedikitpun tidak menoleh ke arah Danu.
"Ayo ku antar pulang, setelahnya aku harus pergi bekerja," ucap Danu lagi.
Sebuah ucapan yang membuat Elma tersenyum miring. Semakin memancing amarah yang ada di dalam hatinya.
Disaat seperti ini, disaat Arkan akan berpisah dengannya Danu masih sempat-sempatnya membicarakan pekerjaan.
Elma sangat marah, namun kalah dengan sesak di dada karena akan berpisah dengan sang anak.
Akhirnya Elma hanya menggeleng kecil dan menjawab singkat.
"Pergilah dan tidak usah kembali," jawab Elma dengan suara bergetar.
Danu tergugu, namun ingat waktu membuatnya tak bisa diam.
Saat itu juga dia pergi lebih dulu, menyalakan motornya dan segera pergi dari rumah Herman.
Meninggalkan Elma yang semakin tenggelam dalam tangisnya sendiri.
10 menit kemudian, tangis Elma mulai reda. Dia mulai berbalik dan melihat langit pagi ini dari teras rumah kedua orang tuanya.
Dia hirup dalam-dalam aroma pagi itu. Di sini memang semuanya terasa lebih baik untuk Arkan. Tapi tetap saja, Elma tak sanggup.
Air matanya kembali jatuh, namun kini segera dia hapus.
Sebelum ayahnya kembali dari mengantar Arkan, Elma harus segera pergi dari rumah ini.
Tapi Saat itu Elma tidak langsung pulang, dia malah mendatangi sekolah sang anak.
Elma menunggu hingga beberapa jam di depan pintu gerbang sekolah. Hingga jam istirahat tiba dan Elma meminta tolong pada satpam sekolah itu untuk memanggil Arkan.
Bibir Elma tersenyum saat dia melihat sang anak yang berlari dari arah sekolah, menghampiri dia dengan wajah sedikit cemas.
"Mama, kenapa kesini?" tanya Arkan, wajahnya cemas dan nafasnya sedikit terengah.
Elma tak langsung menjawab, dia lebih dulu menarik Arkan dan memeluknya erat.
Sangat erat dan Arkan pun membalas pelukan itu. Merasakan pula kesedihan sang ibu.
"Ar."
"Iya Ma."
"Sekarang Kamu sedang sibuk-sibuknya persiapan untuk menghadapai ujian nasional."
Arkan diam.
"Jadi mama dan papa sepakat untuk menitipkan kamu di rumah opa."
Arkan menekan ludahnya dengan kasar, baginya rumah adalah tempat ternyaman bagaimana pun keadaannya. Tapi sudah dia duga, jika akhirnya dia diminta untuk pindah ke rumah Opa. Apalagi alasannya jika bukan pertengkaran kedua orang tuanya. Namun malah menjadikan ujian sebagai alasan.
Tapi Arkan hanya diam, tidak membantah.
"Rumah opa lebih dekat dari sekolah mu, opa juga bisa menjemputmu dengan mobil andai hujan. Mama akan sering mengunjungi kamu sayang. Ya?" ucap Elma lagi, sebelum Arkan menjawab dia lebih dulu mencium kening sang anak.
Lalu Elma sibuk sendiri mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya dan meletakkan uang di saku sang anak, 2 lembar uang untuk pegangan Arkan.
"Masuklah, mama akan pulang."
Arkan belum mau berpisah, namun Elma sudah lebih dulu berpaling dengan derai air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Cipika Cipiki
lah emang Danu kan harus kerja Elmaaaaaaaa 🤦 terus harus ngapain coba, ngajak kamu shopping gitu, hadeuh 🥴
2024-08-24
0
andi hastutty
Ribet klo menyangkut perpisahan ada anak dan keluarga yg harus di pikirkan juga
2024-08-19
0
anonim
andai Arkan menolak tinggal sm opa dan omanya, dan lebih baik tinggal sama mamanya...mungkin akan lebih baik begitu. sebab bagaimanapun seorang anak, apalagi anak laki2 pasti lebih dekat sm ibunya.
2024-01-05
2