"Tetaplah tinggal di rumah ini bersama Arkan, aku yang akan pergi," ucap Danu.
Pembicaraan yang menciptakan sesak untuk semua orang masih berlanjut, tentang perpisahan nyatanya pun tak hanya dengan sekali ucap.
Elma dan Danu memiliki Arkan yang harus dipikirkan bagaimana baiknya.
Karena itulah Danu memutuskan untuk keluar tanpa menghitung siapa yang lebih pantas tinggal di rumah ini. Rumah yang mereka beli dari hasil menabung dan pemberian kedua orang tua mereka masing-masing.
Rumah yang mereka beli ketika cinta masih sangat berseni.
Dan Elma yang mendengar ucapan Danu memalingkan wajah, menghapus air matanya yang tidak ingin berhenti mengalir.
Bodoh, kenapa aku menangis? kenapa dadaku sesak sekali? Aku sangat menginginkan perpisahan ini, harusnya aku tak perlu bersedih. Batin Elma, tapi kedua tangannya sibuk menyeka air mata.
"Pagi nanti aku akan mengatakan pada Arkan tentang perpisahan kita."
"Jangan! besok Arkan ujian try out. Biar aku yang pelan-pelan mengatakan padanya. Kamu pergi saja, Arkan tidak akan mencari mu. Toh sudah biasa kami di tinggal." balas Elma, tiap ucapannya masih saja mengandung sindiran, itu betapa dia sangat kecewa atas semua perlakuan Danu selama mereka menikah.
Niat untuk selalu terbuka dalam menghadapi apapun nyatanya hanyalah bualan manis, karena akhirnya banyak yang ditutupi dan menjadi duga-duga yang menyakitkan.
Dan Danu yang mendengar sindiran itu hanya diam, bukan tak mau menjawab namun dia sudah sangat lelah. Badannya lelah, pikirannya lelah dan hatinya lebih lelah lagi.
Dia ingin mengakhiri ini semua dan tidur.
"Aku akan tetap memberimu uang bulanan, tapi tidak akan bisa seperti kemarin. Aku akan memberi setengahnya, jadi sisanya juga bisa untuk aku bertahan hidup." jelas Danu lagi, bicaranya pelan tak ingin menyulut lagi pertengkaran. Namun hal seperti ini tetap harus mereka bahas secara rinci.
Elma hanya diam.
"Aku akan berkemas dan besok pagi pergi," ucap Danu lagi, setelahnya mengatakan itu dia meninggalkan Elma di ruang tamu. Masuk ke dalam kamar mereka yang menjadi saksi bisu selama 15 tahun berlalu, saksi tiap tangis dan pergumulan penuh cinta yang pernah mereka lakukan bersama.
Danu menutup mulutnya rapat, menepis semua kenangan indah dan kenangan buruk yang berlalu lalang di dalam kepalanya.
Seperti buru-buru dia segera mengambil koper kecil di atas lemari dan memasukan semua baju-bajunya.
Sementara Elma yang juga mengikuti ke dalam kamar ini hanya mampu menatap nanar punggung pria yang pernah dia cintai, sekarang pun rasa itu masih sama. Namun selalu berselisih dengan amarah yang tak berkesudahan, sampai Elma tak tahu, ini cinta atau benci?
"Aku akan tidur di ruang tengah."
"Kamu tidak mau mandi dulu?" pertanyaan itu terlontar otomatis dari mulut Elma, tetap saja selalu memperhatikan meski hati tertekan.
"Aku akan mandi di kamar mandi dapur."
Elma hanya diam, tidak memberikan pergerakan apapun saat Danu melewatinya sambil menyeret koper kecil itu keluar dari dalam kamar ini.
Dan saat pintu kamar tertutup, Elma lantas memukuli dadanya yang teramat sangat sesak. Sakit luar biasa yang tak pernah dia rasakan selama ini.
Seolah semua kesakitan kini mengumpul jadi satu dan membuat dadanya ingin pecah.
Elma menangis, kembali sesenggukan menumpahkan semua rasa, cinta, amarah dan benci akan dia keluarkan semua malam ini.
Berharap esok saat pagi dia akan jadi lebih baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Upil Mercon
🥺🥺🥺
2024-11-14
1
andi hastutty
Aduh
2024-08-19
1
kriwil
demi menutupi pekerjaan yg hasil nya tak seberapa rela berbohong demi istri sehinga istri punya pikiran buruk dan si danu tak memikirkan gimana sakit hati sang anak yg udah beranjak dewasa ayah dan laki laki egois sok cinta tapi ga mau terbuka manusia aneh
2024-08-03
1