Happy reading yah..
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Terima kasih masih setia
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kediaman Utama The Adjieran Smith, Jakarta, Indonesia
“Welcome....” Sapa semua orang yang berada dalam Kediaman Utama yang masih membuka mata mereka demi menunggu Gappa dan rombongan yang katanya datang hari ini dari London. Meskipun hari sudah cukup malam, tapi orang-orang di Kediaman Utama The Adjieran Smith akan mengusahakan untuk menyambut jika ada anggota keluarga yang akan tiba di setiap tempat tinggal mereka.
“Katanya Mika dan Val ikut?” Itu Kevia yang bertanya, istrinya Nathan. Yang celingukan saat Gappa, Gamma dan Oma Anye telah sampai di Kediaman Utama mereka yang berada di Jakarta itu. Namun tidak melihat dua gadis yang Kevia tanyakan barusan.
“Ga jadi ikut mereka? ...” Itu Nathan yang ikut bertanya pada Gappa, Gamma dan Oma Anye.
“Mereka jadi ikut kok.” Oma Anye yang menjawab.
“Terus mana mereka? ...” Gantian salah satu Dad yang bertanya, Dad kandungnya Aro dan Isha. Papi John.
“Mereka antar Arya dulu ke rumahnya.” Gamma yang menjawab.
“Oh ada Arya di London? ...”
“Iya.”
“Wuih.” celetuk salah seorang dari mereka yang sedang menyambut Gappa, Gamma dan Oma Anye karena baru mendengar soal kabar tentang Arya yang katanya ada di London.
“Pasti merungut aja si Mika sepanjang perjalanan?!”
“Bukan lagi!”
Gamma dengan segera menyambar ucapan Nathan.
Lalu mereka yang sedang berkumpul di ruang tamu pun kompak terkekeh.
“Dongkol banget pasti si Mika, ya? ...”
“Ya begitu deh!”
Dan mereka yang berkumpul itu pun terkekeh bersama lagi.
****
Pagi pun menyapa, di Kediaman Utama keluarga The Adjieran Smith yang berada di Jakarta.
“Pagi,” Sapa Mika dan Val berbarengan, saat telah sampai di ruang makan Kediaman Utama mereka itu.
“Pagi ..” Dan sahutan serempak pun terdengar dari mereka yang sudah terlebih dahulu berada di ruang makan.
“Ares sama Aro mana? Belum bangun mereka? ..”
“Lagi main basket di taman komplek.”
Itu Aina yang menjawab pertanyaan Val.
“Ah tahu begitu aku ikut deh main ke taman komplek!” Valera berkesah.
Lalu Val mengikuti Mika untuk mengambil tempat di kursi meja makan.
**
“Pagi.” Dua suara dari dua orang berbeda gender terdengar lagi di ruang makan.
“Pagi cemuaa!” Dan satu suara imut juga terdengar.
“Eh sayangnya Aka Val!” Val segera berdiri dari duduknya untuk menyambar si pemilik suara imut dari gendongan sang ayah. “Uhh Aka Val, angen deh cama Putra!”
“Onty lah!” Sambar ibu dari si pemilik suara imut yang barusan menyapa semua orang di ruang makan.
“Tau! Tante! Aa-kaa ..” Sang ayah dari si pemilik suara imut juga melayangkan protesnya pada Val yang sudah memangku bocah laki-laki imut bernama Putra itu.
Dan dua orang yang barusan melayangkan protes kecil mereka pada Val, adalah orang tua dari Putra. Tak lain dan tak bukan yakni Rojali dan Juleha. Eh, Abang Varen dan Andrea.
“Aka dari Hongkong?!” Seru Varen. “Memang kamu keluar dari rahim Kak Drea?!” Ketusnya kemudian pada adik kandungnya itu.
“Ih biarin aja si! Masa Val yang masih muda begini dipanggil Tante?!.. No way!!!.. Ogah!! Turun nanti pasaran Val dipanggil Tante!”
Val mengeluarkan bantahannya, seperti biasa, jika ada perkataan yang tidak bisa dia terima.
Varen memutar bola matanya malas, sementara sisanya terkekeh kecil.
**
“Abang!!!!.”
Sebuah suara seorang gadis yang dirasa tidak merdu di telinga orang yang tengah dipanggil itu, membuatnya spontan menoleh, namun nampak malas menanggapi.
“Jika kau ingin meminta ikut ke kantor bersamaku sekarang ini, jawabannya adalah tidak!.” Tegas pria yang panggilannya di sebut tadi.
Tak lain dan tak bukan adalah Abang Varen.
Varen memberikan penegasan pada gadis yang memanggilnya itu, yang adalah adik kandungnya, siapa lagi kalau bukan Valera?.
“Ih, siapa juga yang mau ikut Abang ke kantor pagi-pagi begini? .... Memangnya Val karyawan?....” Sambar Val pada si Abang. Sementara istri si Abang, yang ada disamping suaminya yang sedang menggendong anak lelaki semata wayang mereka, yang hendak mengantar Varen saat akan berangkat ke kantor itu hanya mesam-mesem aja.
“Lalu?”
“Val hanya ingin tanya soal Kak Kafeel aja kok!”
Valera menjawab santai.
“Kak Kafeel hari ini ada di Perusahaan atau tidak, terus dia di Perusahaan Utama, atau di R Corp?....”
“Ponselmu hilang? Rusak? Atau kau buang?” Ketus Varen.
Sementara Andrea cekikikan saja melihat suaminya yang seringnya ketus pada orang lain, meskipun itu adik kandungnya sendiri.
“Ponsel Val baik-baik saja kok....”
Valera menjawab polos.
“Lalu hanya kau jadikan pajangan?” Kembali Varen berucap dengan sedikit ketus pada Val.
“Ih Abang kenapa sewot banget sih?!” Cebik Val pada kakak kandungnya itu.
“Kalau memang ponselmu baik-baik saja, dan tidak kau jadikan sebagai pajangan. Kenapa harus bertanya padaku tentang pujaan hatimu itu?!. Kau kan bisa langsung menghubungi dan bertanya padanya tanpa harus membuang waktuku!” Cerocos Varen yang kemudian berdesis sebal.
“Du ilah Abangku, Abang Varen yang blaem-blaem, yang gantengnya luar angkasa.... jangan judes-judes sama adik sendiri! .... Aku kan hanya bertanya ....”
Val pun berceloteh.
Lalu Val terkekeh kecil kemudian.
Begitu juga sang kakak ipar yang sedari tadi diam saja tak menimpali pembicaraan isengnya dengan sang Abang.
Andrea terkekeh kecil saja melihat interaksi Varen dan Val jika adiknya itu sedang berada di Indo, yang mana Varen sering merasa sebal, karena Val sering mengganggunya hanya untuk menanyakan Kafeel.
**
Dan perdebatan kecil unfaedah antara Abang Varen versus Val berakhir saat Isha dan Aro muncul dari arah dalam Kediaman. Dua orang itu kebetulan akan berangkat bareng Varen untuk pergi ke Sekolah mereka, dimana The Twins itu kini sudah duduk di bangku kelas tiga SMA.
“Litlle Star ....”
Bagaimana Varen tadi berbicara dengan Val, tidak begitu saat Varen bicara dengan sang istri belianya itu, walau kini usia Andrea sudah beranjak dua puluh dua tahun.
Namun bagi Varen, Andrea, si Little Star akan selalu menjadi istri belia baginya. Mengingat wajah Andrea memang juga baby face. Masih sama seperti saat Andrea berusia tujuh belas tahun.
Andrea menoleh pada Varen. “Iya, Abang?”
“Aku berangkat dulu, ya?”
Andrea pun mengangguk, menanggapi Varen yang berpamitan padanya itu.
“Ish! Giliran sama Kak Drea aja, lembutnya mengalahkan kain sutra....”
“Sirik nih ye?!....”
Itu Aro yang nyeletuk karena mendengar gumaman Val.
Val pun mencebik pada salah satu saudaranya yang terkenal iseng bukan main itu.
Sementara Andrea dan Isha cekikikan saja.
“Perasaan dulu waktu Val kecil, Abang ga kalah lembutnya sama Val deh? ....”
Val menggerutu kecil sementara Varen meliriknya malas.
“Sekarang jadi judes banget.” Cebik Val.
“Karena makin besar tingkahmu makin menyebalkan.”
Sahutan dari si Abang pun terdengar.
“Ih Abang mah begitu, sama adik kandungnya sendiri juga.”
“Masa bodoh!” Tukas Varen.
Lalu Varen kembali lagi pada Andrea.
“Yuk, Abang berangkat ya Little Star Sayang....”
“Iya Abang Varen Sayaanngg!!!! ....”
Itu bukan Andrea yang jawab, melainkan tiga adik yang kadang tak berakhlak pada si Abang.
Yang mana ketiganya itu cekikikan tanpa akhlak setelah menggoda kakak tertua mereka itu.
Dan toyoran mulus dari si Abang tak lama sampai ke kepala tiga adiknya tersebut, yang masih saja cekikikan.
“Abang, jadi Abang di Perusahaan Utama atau R Corp?.” Tanya Val saat Varen sudah hendak masuk mobil, dengan Isha yang akan duduk bersamanya di kursi penumpang belakang.
“Kau cari tahu saja sendiri!.” Ketus si Abang pada adik kandungnya.
“Ish!” Val pun berdesis sebal.
“Dan ingat, jangan datang sebelum waktu makan siang, karena Kak Kafeel tercintamu itu banyak kerjaan hari ini!”
Varen memperingatkan adiknya yang sudah dia pastikan akan mampir ke Perusahaan dimana ada Kafeel disana.
Lalu Varen menatap dua adiknya yang berseragam putih abu itu, sembari menatap sebal pada keduanya, saat ia hendak masuk ke dalam mobil.
“Dan kalian berdua, akan aku turunkan kalian berdua di terminal nanti, tahu rasa!”
“Ya elah baru terminal.”
Itu Isha yang langsung saja nyeletuk saat sudah masuk ke dalam mobil lebih dulu dari si Abang.
“Apa Ro? ....” Lalu Isha berbicara pada kembarannya yang lebih tua lima menit saja darinya itu, saat Aro dan Varen juga sudah masuk ke dalam mobil.
“Ada harpa benangnya kusut....” butuh waktu sekian detik saja bagi Aro untuk menanggapi saudari kembarnya itu.
“Cakeeppp!!....”
“Siapa takut!”
“Lagi Ro!” Celoteh Isha.
“Baju merah naik sepeda....”
Dan tentu saja Aro yang jahil itu menanggapi kembarannya.
“Abang jangan suka marah-marah, nanti keriput menyapa, Ilang deh cinta Kak Drea!”
Dan kedua orang remaja kembar nan kompak kalo ngecengin orang itu pun langsung tergelak tanpa akhlak, walau toyoran kembali menyapa kepala mereka dari si Abang.
“Sepertinya Papi memang lupa berdoa saat membuat kalian!....” Tukas si Abang, pada kedua adik kembarnya yang seringnya gesrek itu.
**
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 608 Episodes
Comments
Ana
😂😂😂😂😂😂 gesrek semua emang 🤣
2022-06-18
0
Rafa Aqif
hadeeeeh... tuuuu kaaaann... peneruuusss si cute boy... Tan Tan Markuntaann....
2022-06-17
0
Novi Maryadi
ya Allah..pada gesrek semua 😅😂😘...
lanjut emaakk... semangat 💪💪
2022-06-17
0