ALVAREND DAN ANDREA
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Happy reading yah..
Beragam kisah cinta dimulai dari sindang
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
( Cung, yang kangen sama Abang Varen en Drea )
Mentari sudah bersinar menerangi bumi pagi ini.
Cahayanya sudah menembus kisi dari jendela sebuah kamar, dimana sepasang suami istri masih bergelung dalam selimut di ranjang mereka selepas beribadah saat waktu subuh tadi.
Sang istri menguap dengan satu punggung tangan yang menutup mulutnya, lalu menggeliat, seraya mengangkat tangannya untuk mengendurkan otot-ototnya.
Kemudian ia menoleh ke sisi kirinya, sembari merundukkan tubuhnya yang setengahnya masih tertutup selimut. “Pules banget cih bobonya ini Little Prince nya Mamam ....”
Dimana berbaring seorang bocah laki-laki berusia tiga tahunan yang masih nampak pulas terlelap di sisinya itu.
Yang nampak bergeming, meski wanita muda itu menciuminya dengan gemas secara intens. Tidak ada tanda-tanda pergerakan berarti dari bocah berusia tiga tahun tersebut. Wanita muda itu pun mendengus geli.
Melirik satu lagi sosok yang ada disamping bocah kecil tersebut, yang juga nampak masih memejamkan matanya. Garis bibir si wanita muda itu nampak tersenyum, melihat pemandangan yang manis menurutnya selama kurang lebih tiga tahun ini.
“Big Prince nya ga di ciumin nih? ....” Suara bariton dengan parau khas bangun tidur mengalihkan perhatian wanita muda yang sedang menciumi bocah berusia tiga tahun yang terbaring pulas di tengah pria dan wanita muda tersebut.
“Morning Papap, Bebeb Abang....”
Itu Andrea dan Alvarend bersama dengan anak mereka yang berusia tiga tahun, yang meski sudah memiliki kamar sendiri, namun selalunya sering meminta tidur bersama kedua orang tuanya itu, walaupun satu orang pengasuh sudah disediakan untuk mengurusi bocah tersebut, termasuk menemani sang bocah laki-laki tersebut tidur saat malam hari jika memang sang Ibu dan Ayahnya sedang sibuk.
Putra namanya. Jagoan kecilnya si Abang dan Drea.
Kalau saat siang sibuk dengan aktifitas masing-masing, yah kalo malem sih, tau dah yak mau ngapain kalo bocahnya disuruh tidur di kamarnya sendiri sama pengasuh.
“Morning, Mamam, My Lovely Little Star ....”
Itu Alvarend, yang menyahut masih dengan suaranya khas bangun tidurnya pada sang istri belia tercintanya.
“Morning kiss .... (Ciuman pagi)....” Ucap Alvarend sambil memonyongkan bibirnya. Dan Andrea terkekeh kecil melihatnya.
Cup!
“Ih, kok hanya seperti itu?!” Protes Alvarend karena Andrea memberikan kecupan menurutnya, bukan ciuman. Karena Andrea hanya menempelkan bibir merah bak semangka tanpa bijinya itu di pipi Alvarend.
“Sstt nanti Putra bangun ih!” Sahut Andrea sembari meletakkan satu telunjuk di bibirnya.
“Ck!”
Alvarend langsung mencebik.
“Drea mandi duluan ya?”
Sembari Andrea beranjak untuk beringsut perlahan dari ranjang.
Namun kemudian Andrea tersentak kaget. Karena tahu-tahu Alvarend sudah berpindah disampingnya, dan kini posisi Andrea yang terapit ditengah diantara Putra dan Alvarend.
“Abang!....” Cebik Andrea dengan suaranya yang seperti berbisik. “Ada Putra, loh ini ..”
“Cium aja...”
Andrea pun mendengus saja karena kelakuan Alvarend yang memang kalau sudah maunya, ya maunya.
“Dasar! ...” Cebik Andrea. “Sebentar aja loh ya?..” Tuntutnya pada sang suami yang bagi Andrea adalah suami terbucin sedunia.
“Heemmmm ...”
**
Namun nyatanya, Alvarend yang memang menjawab dengan ambigu itu tidak dengan cepat melepaskan bibir maupun tubuh Andrea dari rengkuhannya.
“Abang udah ih, nanti Putra bangun loh ...” Protes kecil keluar dari mulut Andrea.
Namun Alvarend seolah tidak perduli pada protes kecil istri belianya itu, malah menguselkan kepalanya di ceruk leher Andrea.
Sesuatu hal yang selalu membuat Alvarend merasa nyaman jika menghirup aroma tubuh istri belianya itu.
“Udah dong, Abaanngg...”
Andrea berusaha melepaskan dengan pelan tubuh Alvarend darinya yang sedang asik mengusel ria di tubuhnya itu, dengan nada suara yang masih Andrea pelankan, karena takut mengganggu tidur Putra.
“Olahraga sana! ... Tuh inget, udah buncit perut Abang ...” Cebik Andrea.
“Maunya olah raga sama Mamam”
“Jangan nakal” Kekeh Andrea.
“Habis, semalam kan harusnya aku dapat jatah, eh aku malah kamu biarkan! ...”
“Ya kan Putra bobo sama kita, Abang ... masa mau nananina? ...” Ucap Andrea pada Alvarend.
“Ah, bocah tengik ini selalu mengganggu kesenanganku bersama kamu,” ketus Varen namun tak serius.
“Abang ih! Masa gitu sama anaknya sendiri?”
“Memang begitu kenyataannya!...”
Varen mengeratkan rengkuhannya pada Andrea.
“Sekarang diam saja, dan biarkan aku memeluk kamu seperti ini sampai aku puas” Tuntut Varen, sembari mendekap istri tercintanya itu.
Andrea pun hanya bisa pasrah, tersenyum dan geleng – geleng saja pada kelakuan suaminya ini yang kadang nampak egois dengan keinginannya. Namun Andrea mengerti sifat Alvarend ini.
Kalau manjanya sedang datang, ya Alvarend akan begini.
Namun Andrea juga tahu, meski berbicara dengan nampak sebal soal anak mereka, Alvarend tidak bersungguh – sungguh akan itu.
Cup!
Varen menyambar lagi bibir Andrea, dimana tak langsung Varen lepaskan.
Dan kemudian ....
“Papap! Kok bibir Mamam dimakan?!....”
Seketika Andrea dan Alvarend melonjak kaget dan serempak menengok ke arah sumber suara dimana Putra sudah bangun dan terduduk, ditempatnya tidur tadi.
“Awas Papaaapp!!..”
Putra menyingkirkan tangan Alvarend dari tubuh ibunya.
Namun Alvarend bersikap tak perduli, mengabaikan Putra dan kembali memeluk Andrea.
“Papaaapp!!!!” Putra memekik kencang sembari mengepret tangan Alvarend.
“Ssstttt!”
Alvarend mendesis seraya meletakkan telunjuknya di bibir memandang pada Putra dengan tatapan meledek.
“Ouch!!!” Dan kemudian Alvarend mengaduh. “Sakit, dong!” Pekik Alvarend sembari mendelik pada Putra yang nampak sekali tak gentar pada ayahnya yang sudah mendelik padanya itu.
“Sukulin!!!!” Seru Putra. “Siapa suluh peluk – peluk Mamam telus!”
“Hish!” Varen mendesis sebal, sembari mengusap kepalanya sendiri yang dirasa sedikit nyut – nyutan setelah rambutnya di jambak kencang oleh Putra.
Andrea cekikikan saja melihat interaksi ayah dan anak yang pasti tidak akan akur jika dirinya sedang ada ditengah mereka.
“Awas ga!” Putra berseru lagi dan Alvarend memutar bola matanya malas.
“Rese!”
“Weeee!!....”
“Awas ya, nanti kalau kamu nakal, terus dimarahin Mamam, Papap ga akan belain lagi, weeee!!” Ledek Varen yang seolah tak mau kalah dengan anak lelakinya itu.
Berharap Putra akan merajuk, karena Varen selalu merasa senang jika ia berhasil meledek anak lelakinya itu sampai si anak kesal lalu merajuk.
Namun sayangnya Putra acuh saja pada ancaman sang ayah dan gantian dia yang memeluki Andrea.
“Ini Mamam aku!” Putra memeluk posesif ibunya.
“Masa bodoh!”
Alvarend kemudian bangkit dari tempatnya.
“Ganggu aja!”
Alvarend menggumam sebal sembari berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci wajahnya lalu pergi ke ruang olahraga yang berada di lantai bawah Kediaman Utama keluarganya yang ia tetap tempati dari sejak dirinya dan Andrea belum menikah hingga saat ini.
Namun saat kecil hingga remaja, Alvarend dan Andrea berdomisili cukup lama di London.
“Puas – puaskanlah kau memeluki Mamam – mu itu, karena nanti malam akan aku culik Mamam – mu itu!. Lihat saja nanti..”
Papap Alva masih merasa geram seraya menggumam saat sudah masuk ke dalam kamar mandi, karena belum full ngecas vitamin dari Mamam.
***
Andrea sedang berada di dapur, kala sepasang tangan kekar melingkar di perutnya.
Andrea yang sedang nampak khusyuk itu sedikit terkesiap karenanya.
“Abang ngagetin ih!..”
Alvarend mendengus geli saja.
Para asisten rumah tangga yang sering salting sendiri kalau melihat para majikan sedang mengobral keuwuan itu mulai melipir, atau jika memang sedang melakukan sesuatu pekerjaan dan terpaksa harus menyaksikan keuwuan, palingan mereka sok sibuk sendiri, daripada mupeng.
“Sedang buat apa sih?. Serius banget?” Tanya Alvarend yang berdiri dibelakang Andrea dengan masih memeluknya dan menopangkan dagunya di bahu Andrea yang sedang membuat sesuatu itu.
“Ini, Drea lagi belajar bikin kids bento, Abang....” Jawab Andrea.
“Sekarang istri Abang jadi rajin di dapur....”
“Iya Drea kan sekarang udah jadi ibu, selain istri....” Sahut Andrea. “Jadi kan Drea mau, nanti sewaktu-waktu Abang minta Drea masakkan sesuatu, meskipun Drea belum pernah coba membuatnya, seengganya Drea udah paham banget urusan masak-memasak jadi pas lihat resep, Drea ga bingung” Sambung Andrea.
Alvarend tersenyum mendengar cerocosan Andrea.
“Dan nanti, kalau Putra sudah sekolah, Drea mau Putra bawa bekal aja gitu dari rumah. Seperti dulu Momma dan Mommy Peri selalu buatin bekal buat kita....”
“Memang istri idaman....”
Andrea terkekeh kecil mendengar celotehan Alvarend.
“Lagian, Abang tau sendiri deh tuh mulut Momma, kalo Drea sampe ga bisa masak padahal udah punya suami sama anak! ....”
Andrea mengerucutkan bibirnya kemudian.
“Pasti Drea dicibir habis sama Momma” Sambung Andrea.
“Tapi kan sekarang sudah bisa masak ....” Ucap Varen.
“Emang Drea sudah bisa masak sekarang...” Sahut Andrea.
“Ta-pi?..”
“Tapi kan belum sejago Abang..”
Alvarend mendengus geli.
“Aku ga merasa jago masak..”
“Apaan ga jago?. Abang waktu itu bantu Daddy Dewa masak saat di undang ke Rumania, bahkan Rery aja lebih jago dari aku soal masak itu dia ...”
Alvarend pun terkekeh. “Aku ga jago soal masak, aku paling jago soal nananina”
“Abang ih!” Cebik Andrea dan Alvarend tergelak. “Pagi-pagi udah m*sum!”
“Yuk!” Ajak Alvarend.
“Ish! Apa sih!”
“Ayuk\, m*sum-m*suman mumpung itu pria kecil yang suka mendominasi kamu itu belum pulang dari taman dengan yang lain” Modus Alvarend pada Andrea.
“Ogah!” Tolak Andrea. “Udah mandi! Malas banget aku kalo mandi lagi, plus keramas!”
Namun ...
Syut!.
Tubuh Andrea sudah terangkat ke udara.
“Abaaaanngg!!!!...”
***
To be continue ..
Jangan lupa tinggalkan jejak, dan sekerol ke Part berikutnya.
(Kalo udah ada)
Wkwk ..
Enjoy!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 608 Episodes
Comments
Ana
siabang nih bucin akut emang ga mau kalah sama anaknya 😂
2022-06-17
0
Ana
☝ cung 😁
2022-06-17
1
Novi Maryadi
Abang oh Abang... kangen banget aku sama ke uwuan mereka 🥰🥰😘
2022-06-11
0