Happy reading yah..
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kediaman Utama The Adjieran Smith, Jakarta, Indonesia ....
“Abang..” Itu Andrea yang sedang menghampiri sang suami yang sedang berada di dalam ruang kerja utama dalam kediaman utama keluarga mereka.
Andrea membawakan minuman hangat untuk Varen yang langsung berkutat lagi dengan beberapa pekerjaan selepas makan malam.
Alvarend segera mendongakkan kepalanya saat mendengar suara sang istri tercintanya itu seiring sosoknya yang sudah masuk ke dalam ruang kerja utama.
Tapi suara decakan kecil terdengar dari mulut Alvarend sembari memandang sedikit malas pada Andrea.
“Ck! Sudah aku bilang jangan panggil aku hanya dengan Abang!” Cebik Alvarend. “Ga ada mesra-mesranya sama suami..”
Andrea terkikik kecil mendengar protes kecil sang suami dengan wajahnya yang nampak sebal sembari melirik pada Andrea itu.
“Masa istri manggil suaminya sama aja kayak yang lain..” Cebik Alvarend.
Kemudian Alvarend merungut. “Ululu..” Ledek Andrea setelah meletakkan cangkir berisikan minuman di meja kerja yang ada di hadapan suaminya itu seraya Andrea mendekati sang suami yang nampak sedikit merajuk.
“Ck” Alvarend berdecak kecil kala Andrea menggodanya dengan mencubit pipinya lalu menggoyangkan dengan gemas hingga kepala suami merangkap kakaknya Andrea itu, ikut bergerak ke kanan dan ke kiri.
“Bucinnya suami Drea nih!”
“..........”
Cup!.
Sebuah kecupan singkat Andrea daratkan di salah satu sisi pipi Alvarend, selepas ia meledek suaminya yang memang bucin akut, kut, kut padanya itu.
“Sebelah sini sekalian” Alvarend memiringkan wajahnya, meminta kecupan di pipi sebelah kanannya seperti yang Andrea lakukan pada pipi sebelah kirinya.
Cup!.
Satu kecupan Andrea layangkan lagi di pipi sang suami yang sebelah kiri.
“Ini juga ..” Alvarend menunjuk bibirnya dengan telunjuk sembari mengetuk-ngetukkan telunjuknya dengan pelan disana. “Biar adil.”
“Dasar Abang Varen! ....”
Cup!.
Andrea menyentuh bibir Alvarend dengan bibirnya.
Ingin menyentuh saja niat Andrea.
‘Heeeemmmm!!!....’ Batin Andrea. ‘Lupa gue, Abang kan ga kenal kecupan kalo di bibir ....’
Yah memang begitulah adanya. Alvarend tidak akan sudi jika bibir Andrea yang sudah menempel di bibirnya hanya sekedar mengecup saja.
Karena seperti selalunya, terutama jika hanya sedang berduaan dan bibir Alvarend serta Andrea saling menempel, Alvarend tidak akan begitu saja melepaskan istrinya, kapanpun, dimanapun.
Seperti sekarang ini, dimana Alvarend langsung membawa diri Andrea ke atas pangkuannya lalu satu tangan merengkuh pinggang Andrea dan satu tangan Alvarend lagi, menahan tengkuk Andrea agar bibir manis semanis semangka tanpa biji itu tak segera lepas dari terkaman bibir si Abang.
Dan seperti selalunya juga, jika Alvarend sudah menerkam bibir Andrea dengan ciuman si Abang yang selalu terasa memabukkan untuk Andrea, istri Alvarend itu akan dengan sangat cepat terbuai dengan permainan bibir suami tercintanya itu. Dan Andrea pun mengalungkan tangannya di leher Alvarend, membuat tempo ciuman si Abang menjadi lebih intens dan memburu.
“Abaaaannngggg.... Ingat tempat” Andrea mengingatkan. Pasalnya tangan Alvarend mulai bergerak mengelus punggung Andrea sembari merapatkan tubuh istrinya itu, hingga Nunu Nana sudah sangat sangat dekat dengan wajah si Abang.
Dua benda milik Andrea yang selalu membuat fokus Alvarend ambyar.
Nunu dan Nana, yang menjadi awal keruntuhan iman si Abang saat awal-awal Alvarend dan Andrea menikah.
(Masih inget?),
(Baca The Smith’s lagi dah kalo lupa)
(Awokawokawok).
*****
“Abaaaannngggg.... Ingat tempat” Andrea segera menyergah Alvarend yang sudah dalam mode mupeng ingin menyerang perlahan dengan pasti Nunu dan Nana, dengan tangannya yang sudah menelusup ke balik atasan piyama Andrea.
“Heeemm....” Begitu saja sahut Alvarend.
“Abang ih” Sergah Andrea sembari menahan tangan Alvarend yang sudah bergerak ke perutnya.
“Aku haus ...”
Ucapan Alvarend terdengar sarat makna.
“Nah itu sudah Drea bawakan teh Krisan...”
“Aku maunya susu..”
“Halah!”
Dan Andrea pun paham kemana arah ucapan si Abang itu mengarah.
***
Hari berganti
“Mika langsung stay di London sampai kuliahnya mulai, Dad?..”
Itu Jonathan alias Nathan alias Tan-Tan yang bertanya pada ayah kandungnya Mika yang sedang duduk bersama dengannya dan Alvarend di restoran milik ayah kandungnya Mika yang berada di Jakarta, yakni Daddy Dewa.
“Katanya sih begitu..” Jawab Daddy Dewa dan Nathan pun manggut-manggut.
“Btw katanya si Arya sekarang di London, Than?..” Itu Abang Varen yang bertanya dan Nathan kembali manggut-manggut.
“Bagus deh..”
Abang Varen menggumam.
‘Sangat bagus malah kalau selesai kuliah di Stanford si sadboy itu tidak kembali ke sini’ Batin Abang Varen.
“Kata Sony sih dia dapat kerjaan di WI-TECH..” Jawab Nathan.
“Wuih keren juga itu anak!” Seru Daddy Dewa.
“Biasa aja...” Cetus Abang Varen, lalu menyeruput Vietnam drip miliknya.
“Ah elah masih cembokur aja sama si Arya lo Bang!”
Celetukan iseng pun keluar dari mulut Nathan.
Abang Varen pun berdecih, sementara Nathan dan Daddy Dewa mendengus geli.
“Siapa juga yang cemburu sama dia?? ...”
“Nah itu elo masih sentimen aja sama si Arya??...”
“Wajar dong gue sentimen sama setiap cowok yang gue anggap ancaman keharmonisan rumah tangga gue dan Little Star??” Abang Varen membela diri.
“Elah” Tukas Nathan. “Si Arya ancaman dari mana??? ...”
“Nah dia masih sering hubungi Little Star! ...” Ketus Abang Varen. “Masih mengharapkan Little Star pasti itu dia... yakin gue sih!”
“Ya cemburu itu namanya, Abang Vareenn!!! ...”
“Ck!”
“Abang... Abang...”
Daddy Dewa bersuara.
“Ga mungkin Arya masih mengharapkan Little Star... Orang Dad pernah lihat akun sosmednya dan si Arya itu udah punya cewek...”
Kemudian Daddy Dewa berkomentar.
“Bisa saja itu hanya alibinya ..”
Abang Varen dengan pendapatnya.
“Bisa juga pelarian si sadboy karena sedih Little Star mencintai aku”
“Wa elah Bang jauh bener pikiran lo”
“Gue kan harus waspada?..” Kata si Abang. “Mau Arya atau cowok manapun, semua yang ada didekat Little Star selain kalian-kalian, harus gue waspadai!”
Abang Varen berkata lagi.
“Belum lagi si Little Star kan suka kelewat ramah sama orang”
“Nah bagus lah itu ...”
“Bagus darimananya???!”
Abang Varen langsung menyambar untuk menyanggah ucapan Nathan.
“Ya baguslah Little Star ramah sama orang. Daripada seperti anak Dad yang judesnya minta ampun tuh si Mika! ...”
“Justru aku maunya Little Star macam Mika... Biar aku tidak was-was setiap detiknya mengkhawatirkan Little Star tergoda oleh kumbang-kumbang liar tak berakhlak yang berkeliaran di semesta”
“Uwow banget kalimat andah Babang Payeeennn...”
“Susah kalau bucin akut sih”
Nathan dan Daddy Dewa lalu cekikikan berdua.
***
“Oh iya, ngomong-ngomong soal si Arya yang sekarang berdomisili di London, gimana itu si Mika reaksinya? ... Sentimen banget kan anak Dad satu itu sama si Arya. Sama nih kek Abangnya!”
“Wajar gue sama Mika sentimen sama dia!...” Ketus Varen. “Tengil!” Ketusnya lagi.
Daddy Dewa dan Nathan sama-sama mendengus geli mendengar cibiran dari mulut Abang Varen soal pria muda yang sedang mereka bicarakan itu.
Dan Abang Varen menyeruput lagi Vietnam drip miliknya dengan tampang sebal.
“Keluarga di London tahu kalau Arya sekarang akan berdomisili di London juga?”
“Ga tahu deh kalau soal itu Dad” Jawab Nathan.
Kemudian ketiganya terdiam sesaat. Sejenak sibuk dengan ponsel masing-masing.
“Tapi kayaknya udah ketemu deh si Arya sama fam yang ada di London”
Nathan berucap.
“Nih postingannya Mika ngedumel soal sadboy!”
“Sudah bertemu berarti” Tukas Daddy Dewa. Sementara Abang Varen enggan berkomentar.
Lalu Nathan dan Daddy Dewa kembali fokus pada ponselnya masing-masing. “Ga kebayang mukanya si Mika saat tahu kalau Arya malah jadinya bakal stay di London juga”
Nathan berucap lagi. Daddy Dewa pun mendengus geli. “Padahal Dad tahu, kalau anak Dad itu ingin kuliah di Stanford... tapi berhubung itu anak sentimen setengah mati pada Arya, jadilah dia memilih Oxford demi menghindari si sadboy itu ...”
Daddy Dewa berbicara.
“Karena si Mika pikir, Arya akan lanjut menyelesaikan study S3 nya tetap di Stanf. Eh tahu-tahunya sekarang malah si Arya stay di London.”
Dan gantian Nathan yang mendengus geli, sementara Abang Varen tetap diam tak mengeluarkan komentarnya. “Lagian tuh anak kenapa sentimen banget sih sama si Arya?!”
“Ya wajar si Mika sentimen sama cowok sok kecakepan macam si Arya itu!...” Dan Abang Varen menyambar.
“Yah, emang si Arya cakep” Cetus Nathan.
Abang Varen langsung saja berdecih sinis.
“Cakep darimananya?!”
Abang Varen yang sedang dalam mode sinis itu mengeluarkan pernyataan.
Sementara Daddy Dewa mendengus geli saja.
“Nah buktinya si Arya jadi Most Wanted Boy di SMA gue dulu gantiin tahta gue si?!”
“Hah!. Yang memberikan itu julukan MWB ke si sadboy gue rasa katarak matanya!. Cakep gue kemana-mana!...”
“Air laut siapa yang asinin Dad?...” Nathan berkelakar dan Daddy Dewa cekikikan.
“Mungkin itu laut udah dibeli sama Abangmu ini....”
Daddy Dewa ikut berkelakar.
Abang Varen sih memasang sikap masa bodohnya saja.
“Kalau lo dapat julukan di SMA dulu sebagai Most Wanted Boy, itu gue bisa maklumi ...”
“Ini pasti kata-kata berikutnya kalau bukan bahasa puitis, pasti menuju kenarsisan! ...”
Daddy Dewa dengan celetukannya, lalu ia pun terkekeh dan Nathan juga ikut terkekeh.
Abang Varen juga ikut terkekeh kecil mendengar celetukan Daddy Dewa barusan.
“Ya memang bisa dimaklumi kan Dad? ... Secara garis keturunan babang tamvan itu dari mulai Thanos sampai Dewa Mabuk sudah terpampang nyata! Kalau si Tan-Tan ini jadi Most Wanted Boy selama di SMA ya wajar...” Kata Varen.
“Nah itu benar!” Timpal Daddy Dewa.
“Belum lagi ini coba, Abang Varen...” Abang Varen berkata lagi dengan dadanya yang sedikit ia busungkan.
Abang Varen nampak jumawa.
“Terlalu tampan ...” Sambung si Abang. “Saking tampannya Abang lo ini Tan, bidadari aja sampai titip salam!”
“Narsis mampus!!”
****
To be continue.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 608 Episodes
Comments
Ana
ya ampun abang kelewatan narsis nya🤣🤣🤣🤣
2022-06-17
0
Ana
masihlah 😂😂
2022-06-17
0
Rafa Aqif
kumbang kumbang liar tak berakhlak..... alias pebinorr... 😆😆😆🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lek pelakor opo jenenge baabang Payeeennn😆😆🤣🤣🤣🤣🤣
2022-06-13
0