Andreas tertegun. Dia langsung mengakhiri sambungan telfonnya dengan pandangan mata yang tak lepas dari sosok wanita cantik di hadapannya.
Wanita dengan gaun pengantin yang berjalan mendekat ke arahnya, mengukir senyum tipis begitu manis padanya.
Jangankan Andreas, pelayan butik saja sampai kagum melihat kecantikan Nisa yang begitu sempurna dengan balutan gaun pengantin.
"Bagaimana.? Apa gaun ini cocok untukku.?" Tanya Nisa. Dia meminta pendapat pada Andreas dengan berhenti di depannya. Terus mengukir senyum manisnya untuk laki-laki yang ingin dia rebut hatinya. Menarik perhatian Andreas adalah salah satu jalan untuk membuat laki-laki itu jatuh hati padanya.
"Andreas,,? Aku minta minta pendapat kamu,," Tegur Nisa pelan. Dia sempat menyentuh pelan lengan Andreas untuk menyadarkan Andreas dari lamunan.
"Hemm,, apa.?" Ekspresi wajah Andreas terlihat kebingungan. Rupanya sejak tadi dia tidak mendengarkan ucapan Nisa. Dia terlalu fokus memandangi wanita cantik itu.
"Aku bilang, bagaimana dengan gaunnya.? Apa aku cocok pakai gaun ini.?" Tanya Nisa.
"Cantik, sangat cocok untukmu." Sahutnya. Andreas berkata jujur, sesuai dengan apa yang tampak di depan matanya.
"Ya sudah, aku pilih gaun ini saja." Kata Nisa.
Tanpa perlu mencoba gaun lainnya, Nisa langsung menambatkan hati pada gaun itu. Lagipula Andreas bahkan sampai bengong saat pertama kali melihatnya keluar dengan memakai gaun itu, jadi bisa dipastikan gaun itu akan menarik perhatian Andreas selama acara pernikahan mereka.
"Carikan juga dress yang cocok untuk makan malam formal." Tegas Andreas pada pelayan.
"Baik Tuan." Salah satu dari mereka bergegas pergi untuk mengambil beberapa dress yang akan di tunjukkan pada Nisa agar Nisa bisa memilihnya.
"Makan malam.? Memangnya ada acara apa.?" Dengan sedikit bingung, Nisa menatap Andreas.
"Mama mengundang kita makan malam bersama di restoran favorit kelurga kami." Jawab Andreas.
"Sekaligus untuk membahas pernikahan kita."
Nisa hanya menanggapi dengan anggukan, meski sebenarnya cemas untuk bertemu orang tua Andreas lagi. Terlebih Tuan Candra yang masih terlihat ragu untuk menerima Nisa sebagai menantu. Berbeda dengan Nyoya Zoya yang lebih menerima Nisa dengan tangan terbuka, apalagi setelah mengetahui bahwa Nisa adalah anak dari sahabatnya.
...***...
Keduanya sudah keluar dari butik setelah memilih dress dan mencobanya.
Andreas bergegas melanjukan mobilnya meninggalkan butik. Sudah pukul 4 sore, dia masih memiliki tugas lagi untuk membawa Nisa ke salon. Laki-laki itu ingin membuat Nisa terlihat semakin cantik sempurna di depan kedua orang tuanya. Seolah ingin menunjukkan pada mereka kalau pilihannya tidak pernah salah, meski tak sesuai dengan harapan sang Papa yang menginginkannya untuk menikah dengan anak konglomerat yang setara dengan keluarga mereka.
"Nggak perlu ke salon Ndre, kamu meragukan kemampuan ku merias wajah dan menata rambut.?" Kata Nisa. Dia masih bernegosiasi dengan Andreas, menolak untuk pergi ke salon.
Kalau hanya melakukan riasan untuk makan malam keluarga, Nisa masih bisa melakukannya sendiri. Apalagi selama ini pekerjaannya menuntut dia untuk selalu tampil cantik dengan riasan di wajah dan rambut.
"Mana mungkin aku meragukan kamu. Bahkan tanpa riasan saja kamu sudah sangat cantik." Kata-kata pujian yang keluar dari mulut Andreas terdengar puitis. Apalagi tatapan mata dan senyum yang terukir di bibir Andreas begitu mempesona saat melirik ke arahnya.
"Apa kamu hobby mengeluarkan kata-kata puitis untuk para wanita.?" Tanya Nisa sedikit bercanda. Dia tak mau serius menanggapi pujian Andreas, apalagi sampai terbawa suasana dan merasa melayang setelah mendengar pujiannya.
"Kamu wanita pertama yang mendapatkan pujian dariku." Jawab Andreas.
Dia menatap Nisa tanpa sedikitpun kebohongan. Karna pantang bagi Andreas untuk memuji wanita, disaat banyak wanita yang tergila-gila sampai memujanya bakal dewa.
"Benarkah.? Atau kamu hanya ingin membuatku besar kepala.?" Nisa terkekeh kecil.
"Kamu merasa begitu.?" Tanya Andreas. Terlihat serius sampai menatap beberapa detik, padahal dia sedang menyetir.
"Aku sudah biasa mendapat pujian dari banyak laki-laki, Andreas. Jadi hanya pujian saja nggak akan membuatku besar kepala." Dengan tenang dan sedikit menyombongkan diri, Nisa berusaha untuk membuat Andreas menaruh kecemburuan padanya.
"Oh ya.? Tapi setalah menikah denganku, aku pastikan tidak akan ada laki-laki yang berani memuji kamu lagi." Sahutnya serius.
"Karna kamu tidak akan bertemu dengan laki-laki manapun,, maksudku kamu tidak akan bertemu dengan banyak laki-laki lagi karna sudah berhenti dari tempat kerjamu." Terangnya.
Nisa hanya merespon dengan senyum tipis.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Sendi Yani
kayanya devan itu suaminya Irene, trus si andreas sudah tau kalo devan adalah mantan nya nisa
2023-08-30
3
Diana diana
belum terungkap nech niat Andreas
2023-03-20
0
Siti Rohaemy
preeettt lah..😪😪😪
2022-11-20
0