Bab 5

Begitu sampai dirumah sakit, Nisa langsung di larikan ke UGD. Dia mendapat pertolongan pertama, juga harus dipasang jarum infus di tangannya. Mella terus mendampingi Nisa, sahabat rasa keluarga yang dia punya di kota sebesar ini.

Perlahan Nisa mulai membuka matanya. Dia mengangkat tangan dan menekan pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Akhirnya kamu sadar juga Nis. Gue udah panik nggak karu - karuan. Kamu nggak punya penyakit parah kan,?" Tanya Mella cemas.

Nisa menggeleng pelan. Sesaat kemudian dia menangis tanpa bersuara. Hal itu justru membuat Mella semakin cemas.

"Kamu kenapa Nis.? Kenapa nangis,,?"

Nisa semakin terisak, dia meminta Mella untuk memeluknya.

"Gu,,gue diperk*** Mel,," Ujarnya terisak. Suara Nisa bergetar hebat, bahkan Mella bisa merasakan jika seluruh badan Nisa bergetar. Setakut dan setrauma itu Nisa pada kejadian yang sudah membuatnya kehilangan kesuciannya.

"Jangan bercada Nis,,, kamu pasti bohong kan,,?!" Mela melepaskan pelukannya, menatap Nisa dengan serius. Nisa menggeleng.

Perlahan Nisa mulai menceritakan kejadian pahit yang menimpanya. Tangis Nisa kembali pecah, dia begitu trauma pada kejadian mengenaskan malam itu. Bayangan wajah Andreas yang terus memaksanya, tidak memperdulikan dirinya yang terus memohon untuk dilepaskan. Semua itu nampak jelas di ingatannya.

Mella ikut menangis mendengarkan kisah pilu yang di alami oleh sahabatnya. Dia juga merasa bersalah atas kejadian yang sudah menimpa Nisa. Jika saja dia tidak menyuruh Nisa untuk menemani Andreas, pasti tidak akan seperti ini kejadiannya.

"Maafin gue Nis,, semua ini gara - gara gue. Kalo aja gue nggak nyuruh kamu buat nemenin Andreas, pasti nggak kayak gini kejadiannya,,,"

Mella ikut terisak, menggenggam erat tangan Nisa.

"Nggak Mel, ini bukan salah kamu. Laki - laki biadab itu yang bersalah.!! Aku akan membuat dia menyesal karna sudah menghancurkan masa depanku.!! Dia harus merasakan kehancuran yang aku rasakan saat ini.!!" Geram Nisa penuh kebencian dan dendam dimatanya.

Gadis lembut itu berubah 180 derajat, tidak lagi seperti Nisa yang sebelumnya. Nisa menyimpan dendam yang begitu besar pada sosok Andreas. Laki - laki yang baru pertama kali dia temui, namun sudah mengambil hal yang paling berharga dalam hidupnya.

...**...

Sore itu Nisa sudah diperbolehkan pulang. Kondisinya sudah jauh membaik setelah mendapatkan perawatan. Hatinya juga lebih tenang, perlahan rasa hancurnya mulai meredup. Semua itu karna Nisa bertekad untuk membalas sakit hatinya pada Andreas. Nisa menguatkan dirinya sendiri agar dia bisa membalaskan dendamnya.

Nisa tidak akan melepaskan Andreas begitu saja sebelum laki - laki itu juga merasakan kehancuran yang serupa.

Rasa sakit hati memang bisa merubah sifat seseorang. Menjadikan seseorang bisa berbuat apapun yang dia inginkan untuk membalaskan rasa sakit hati itu, termasuk Nisa.

Mella menuntun Nisa hingga masuk kedalam kontrakan. Mendudukkan Nisa di sisi ranjang.

"Kamu istirahat aja Nis, kalo butuh apa - apa langsung telfon gue aja ya. Gue mau pergi satu jam lagi, ada bookingan sebelum berangkat kerja." Tutur Mella.

Nisa menatap Mella dengan tatapan iba. Bagaimana Mella bisa tegar menjali hidupnya yang sangat keras. Bagaimana Mella bisa melupakan setiap laki - laki yang sudah meminta kepuasan darinya. Sedangkan Nisa sangat hancur dan trauma hanya dalam satu kali melakukannya.

"Hentikan Mell,,,! Jangan ngelakuin hal itu lagi. Aku nggak tau kenapa kamu bisa sekuat ini, aku tau kamu menyimpan kehancuran itu sendiri kan.? Kamu pura - pura biasa saja didepanku. Sampai kapan kamu mau kayak gini Mel,,? Aku nggak tega sama kamu,,"

Nisa kembali menyuruh Mella berhenti dari pekerjaan sampingannya. Dia tidak bisa membiarkan Mella hancur lebih dalam lagi.

"Nis,,, gue nggak bisa berhenti sebelum ibu gue sembuh dari sakit kerasnya. Adik gue juga masih butuh biaya. Gue kan udah pernah bilang, gue bakal berhenti kalo semuanya sudah teratasi." Tutur Mella. Ada kesedihan dalam sorot matanya, juga dalam setiap kata yang dia ucapkan.

"Andreas nawarin uang ke aku, sebagai ganti rugi karna dia udah ngambil ke,,," Nisa tidak melanjutkan ucapannya, hatinya terlampau perih untuk mengatakan jika kesuciannya sudah direnggut oleh Andreas.

"Uang yang dia tawarin nggak sedikit, aku yakin uang itu lebih dari cukup untuk biaya berobat ibu kamu sama biaya sekolah adik kamu Mel. Aku bakal terima tawaran Andreas. Dan kamu harus janji akan berhenti dari profesi ini,,"

Nisa sudah memikirkan baik - baik apa yang diucapkan oleh Antoni kemarin malam, dia memang sudah berniat untuk menerima tawaran Andreas. Nisa enggan membiarkan Andreas pergi begitu saja setelah merampas kesuciannya.

"Kamu yakin Nis,,? Kamu sama aja jual diri. Bukannya kamu benci itu,,?" Mella sedikit ragu.

"Yakin Mel,,, aku nggak peduli lagi tentang itu. Aku mau terima tawaran Andreas, tapi nggak bakal lupa dengan balas dendamku." Ucap Nisa berapi - api. Tekatnya sudah bulat untuk membalas perbuatan keji Andreas padanya.

...***...

Nisa sudah tiba di tempat kerjanya pukul 7 malam. Setelah satu hari libur untuk menenangkan diri dan memulihkan kondisinya, Nisa terlihat jauh lebih baik.

Malam ini Nisa akan kembali bertemu dengan Andreas. Pada akhirnya Nisa menghubungi Antoni sebagai perantara untuk bertemu dengan Andreas.

Andreas menyetujui permintaan Nisa, dia akan menemui Nisa pukul 10 malam, juga akan memberikan uang sesuai yang diminta oleh Nisa.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Nisa menunggu Andreas di ruang VIP. Ruangan yang menjadi saksi bisu atas kekejaman Andreas padanya. Nisa hampir saja menangis teringat kembali akan peristiwa menyedihkan itu. Namun Nisa berusaha keras untuk menahan tangisnya, hingga membuat badannya gemetar.

Nisa duduk di sofa, dia terlihat gelisah menunggu Andreas. Ada ketakutan dan kecemasan dari raut wajahnya.

Suara pintu yang terbuka membuat Nisa tersentak kaget. Wanita cantik itu segera menundukkan kepalanya. Dia begitu takut hanya sekedar untuk melirik Andreas.

"Kenapa berubah pikiran,,,? Kamu tergiur dengan uangku,,?" Suara berat Andreas membuat tenggorokan Nisa terasa mengering. Hingga harus menelan ludah beberapa kali. Nisa menahan rasa takutnya agar bisa berhadapan dengan Andreas.

Nisa menarik nafas dalam, setelah itu dia baru berani menatap Andreas yang masih berdiri didepannya.

"Ya, aku butuh uang. Bisa langsung berikan uangnya padaku.? Aku masih harus bekerja,,," Nisa terlihat tenang. Mengucapkan kata demi kata dengan tegas dan jelas.

"Menarik,,," Andreas mengangkat sudut bibirnya. Dia melangkah dan duduk disebelah Nisa. Nisa mencengkram sisi sofa dengan kuat, meluapkan rasa takutnya saat ini.

"Aku akan memberikan uang itu dua kali lipat, asal kamu bersedia mengulanginya lagi." Tawarnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Nisa dibuat meradang dengan ucapan Andreas, namun dia masih berusaha untuk bersikap tenang.

"Aku ingin bertemu untuk meminta hakku, bukan untuk menjual diri. Aku bersedia melakukannya lagi, kapan pun kamu mau. Asal kamu bersedia menikahiku,,"

Andreas tertawa mendengarkan tawaran Nisa.

Tawanya begitu nyaring, menggema di ruang kedap suara itu.

"Menikahimu,,,? Rupanya kamu sangat pandai menangkap ikan kakap. Jangan bermimpi,,," Ucapnya meremeh.

"Kalau begitu tidak perlu basa - basi. Langsung saja berikan uangnya padaku, karna aku tidak akan sudi untuk melakukannya lagi." Tegas Nisa.

"Benarkah,,,? Aku pikir kau sangat menikmati permainanku."

Nisa mengepalkan kedua tangannya. Jika tidak ada niatan untuk balas dendam, mungkin saat ini dia sudah berkata kasar pada Andreas.

"Apa tidak keliru.? Sepertinya anda yang sangat menikmatinya." Ujar Nisa.

Andreas terkekeh.

"Siapapun akan menikmatinya jika mendapat barang yang masih baru,,," Sahutnya lantang

"Cukup,,,!" Nisa sedikit membentak, dia tidak tahan lagi dengan ucapan Andreas.

"Berikan saja apa yang aku minta,," Ujarnya lagi.

Andreas tersenyum kecut. Dia merogoh saku jasnya, mengeluarkan selembar cek dari dalam sakunya.

"Sesuai yang kamu minta,,," Katanya sembari menyodorkan cek itu pada Nisa.

"Terima kasih,,," Nisa mengambil cek senilai 1 milyar itu.

"Tapi perlu di ingat, anda yang menawarkannya lebih dulu." Nisa bangkit dari duduknya.

"Senang bertemu dengan anda, saya permisi,,"

Nisa segera meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Andreas yang terus tersenyum menatapnya dari belakang.

Nisa pergi ke toilet, dia tidak bisa lagi menahan tangisnya. Berpura - pura baik - baik saja nyatanya sangat menyiksa dirinya. Terlebih Nisa harus menahan rasa takutnya saat harus bertatap muka dengan Andreas.

"Kita lihat saja tuan Andreas yang terhormat.! Aku pastikan akan membuatmu menyesali perbuatan busukmu itu.!!" Geram Nisa sembari menatap dirinya di pantulan cermin.

Terpopuler

Comments

Azumi Ayuna

Azumi Ayuna

inti nya mana ada gadis baik2 mau jadi nona bar alias pemandu karaoke, sorry to say kalau ga perkosa ya pasti dilecehkan, harus siap lah kan tempat maksiat

2023-06-16

2

karim Ok

karim Ok

kenapa g minta 10 milyar sih

2023-01-21

1

karim Ok

karim Ok

8

2023-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Giveaway ke 12
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80 Giveaway 100k
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89 ..
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 info
186 Info
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Giveaway ke 12
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80 Giveaway 100k
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89 ..
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
info
186
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!