Begitu sampai dirumah sakit, Nisa langsung di larikan ke UGD. Dia mendapat pertolongan pertama, juga harus dipasang jarum infus di tangannya. Mella terus mendampingi Nisa, sahabat rasa keluarga yang dia punya di kota sebesar ini.
Perlahan Nisa mulai membuka matanya. Dia mengangkat tangan dan menekan pelipisnya yang terasa berdenyut.
"Akhirnya kamu sadar juga Nis. Gue udah panik nggak karu - karuan. Kamu nggak punya penyakit parah kan,?" Tanya Mella cemas.
Nisa menggeleng pelan. Sesaat kemudian dia menangis tanpa bersuara. Hal itu justru membuat Mella semakin cemas.
"Kamu kenapa Nis.? Kenapa nangis,,?"
Nisa semakin terisak, dia meminta Mella untuk memeluknya.
"Gu,,gue diperk*** Mel,," Ujarnya terisak. Suara Nisa bergetar hebat, bahkan Mella bisa merasakan jika seluruh badan Nisa bergetar. Setakut dan setrauma itu Nisa pada kejadian yang sudah membuatnya kehilangan kesuciannya.
"Jangan bercada Nis,,, kamu pasti bohong kan,,?!" Mela melepaskan pelukannya, menatap Nisa dengan serius. Nisa menggeleng.
Perlahan Nisa mulai menceritakan kejadian pahit yang menimpanya. Tangis Nisa kembali pecah, dia begitu trauma pada kejadian mengenaskan malam itu. Bayangan wajah Andreas yang terus memaksanya, tidak memperdulikan dirinya yang terus memohon untuk dilepaskan. Semua itu nampak jelas di ingatannya.
Mella ikut menangis mendengarkan kisah pilu yang di alami oleh sahabatnya. Dia juga merasa bersalah atas kejadian yang sudah menimpa Nisa. Jika saja dia tidak menyuruh Nisa untuk menemani Andreas, pasti tidak akan seperti ini kejadiannya.
"Maafin gue Nis,, semua ini gara - gara gue. Kalo aja gue nggak nyuruh kamu buat nemenin Andreas, pasti nggak kayak gini kejadiannya,,,"
Mella ikut terisak, menggenggam erat tangan Nisa.
"Nggak Mel, ini bukan salah kamu. Laki - laki biadab itu yang bersalah.!! Aku akan membuat dia menyesal karna sudah menghancurkan masa depanku.!! Dia harus merasakan kehancuran yang aku rasakan saat ini.!!" Geram Nisa penuh kebencian dan dendam dimatanya.
Gadis lembut itu berubah 180 derajat, tidak lagi seperti Nisa yang sebelumnya. Nisa menyimpan dendam yang begitu besar pada sosok Andreas. Laki - laki yang baru pertama kali dia temui, namun sudah mengambil hal yang paling berharga dalam hidupnya.
...**...
Sore itu Nisa sudah diperbolehkan pulang. Kondisinya sudah jauh membaik setelah mendapatkan perawatan. Hatinya juga lebih tenang, perlahan rasa hancurnya mulai meredup. Semua itu karna Nisa bertekad untuk membalas sakit hatinya pada Andreas. Nisa menguatkan dirinya sendiri agar dia bisa membalaskan dendamnya.
Nisa tidak akan melepaskan Andreas begitu saja sebelum laki - laki itu juga merasakan kehancuran yang serupa.
Rasa sakit hati memang bisa merubah sifat seseorang. Menjadikan seseorang bisa berbuat apapun yang dia inginkan untuk membalaskan rasa sakit hati itu, termasuk Nisa.
Mella menuntun Nisa hingga masuk kedalam kontrakan. Mendudukkan Nisa di sisi ranjang.
"Kamu istirahat aja Nis, kalo butuh apa - apa langsung telfon gue aja ya. Gue mau pergi satu jam lagi, ada bookingan sebelum berangkat kerja." Tutur Mella.
Nisa menatap Mella dengan tatapan iba. Bagaimana Mella bisa tegar menjali hidupnya yang sangat keras. Bagaimana Mella bisa melupakan setiap laki - laki yang sudah meminta kepuasan darinya. Sedangkan Nisa sangat hancur dan trauma hanya dalam satu kali melakukannya.
"Hentikan Mell,,,! Jangan ngelakuin hal itu lagi. Aku nggak tau kenapa kamu bisa sekuat ini, aku tau kamu menyimpan kehancuran itu sendiri kan.? Kamu pura - pura biasa saja didepanku. Sampai kapan kamu mau kayak gini Mel,,? Aku nggak tega sama kamu,,"
Nisa kembali menyuruh Mella berhenti dari pekerjaan sampingannya. Dia tidak bisa membiarkan Mella hancur lebih dalam lagi.
"Nis,,, gue nggak bisa berhenti sebelum ibu gue sembuh dari sakit kerasnya. Adik gue juga masih butuh biaya. Gue kan udah pernah bilang, gue bakal berhenti kalo semuanya sudah teratasi." Tutur Mella. Ada kesedihan dalam sorot matanya, juga dalam setiap kata yang dia ucapkan.
"Andreas nawarin uang ke aku, sebagai ganti rugi karna dia udah ngambil ke,,," Nisa tidak melanjutkan ucapannya, hatinya terlampau perih untuk mengatakan jika kesuciannya sudah direnggut oleh Andreas.
"Uang yang dia tawarin nggak sedikit, aku yakin uang itu lebih dari cukup untuk biaya berobat ibu kamu sama biaya sekolah adik kamu Mel. Aku bakal terima tawaran Andreas. Dan kamu harus janji akan berhenti dari profesi ini,,"
Nisa sudah memikirkan baik - baik apa yang diucapkan oleh Antoni kemarin malam, dia memang sudah berniat untuk menerima tawaran Andreas. Nisa enggan membiarkan Andreas pergi begitu saja setelah merampas kesuciannya.
"Kamu yakin Nis,,? Kamu sama aja jual diri. Bukannya kamu benci itu,,?" Mella sedikit ragu.
"Yakin Mel,,, aku nggak peduli lagi tentang itu. Aku mau terima tawaran Andreas, tapi nggak bakal lupa dengan balas dendamku." Ucap Nisa berapi - api. Tekatnya sudah bulat untuk membalas perbuatan keji Andreas padanya.
...***...
Nisa sudah tiba di tempat kerjanya pukul 7 malam. Setelah satu hari libur untuk menenangkan diri dan memulihkan kondisinya, Nisa terlihat jauh lebih baik.
Malam ini Nisa akan kembali bertemu dengan Andreas. Pada akhirnya Nisa menghubungi Antoni sebagai perantara untuk bertemu dengan Andreas.
Andreas menyetujui permintaan Nisa, dia akan menemui Nisa pukul 10 malam, juga akan memberikan uang sesuai yang diminta oleh Nisa.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Nisa menunggu Andreas di ruang VIP. Ruangan yang menjadi saksi bisu atas kekejaman Andreas padanya. Nisa hampir saja menangis teringat kembali akan peristiwa menyedihkan itu. Namun Nisa berusaha keras untuk menahan tangisnya, hingga membuat badannya gemetar.
Nisa duduk di sofa, dia terlihat gelisah menunggu Andreas. Ada ketakutan dan kecemasan dari raut wajahnya.
Suara pintu yang terbuka membuat Nisa tersentak kaget. Wanita cantik itu segera menundukkan kepalanya. Dia begitu takut hanya sekedar untuk melirik Andreas.
"Kenapa berubah pikiran,,,? Kamu tergiur dengan uangku,,?" Suara berat Andreas membuat tenggorokan Nisa terasa mengering. Hingga harus menelan ludah beberapa kali. Nisa menahan rasa takutnya agar bisa berhadapan dengan Andreas.
Nisa menarik nafas dalam, setelah itu dia baru berani menatap Andreas yang masih berdiri didepannya.
"Ya, aku butuh uang. Bisa langsung berikan uangnya padaku.? Aku masih harus bekerja,,," Nisa terlihat tenang. Mengucapkan kata demi kata dengan tegas dan jelas.
"Menarik,,," Andreas mengangkat sudut bibirnya. Dia melangkah dan duduk disebelah Nisa. Nisa mencengkram sisi sofa dengan kuat, meluapkan rasa takutnya saat ini.
"Aku akan memberikan uang itu dua kali lipat, asal kamu bersedia mengulanginya lagi." Tawarnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Nisa dibuat meradang dengan ucapan Andreas, namun dia masih berusaha untuk bersikap tenang.
"Aku ingin bertemu untuk meminta hakku, bukan untuk menjual diri. Aku bersedia melakukannya lagi, kapan pun kamu mau. Asal kamu bersedia menikahiku,,"
Andreas tertawa mendengarkan tawaran Nisa.
Tawanya begitu nyaring, menggema di ruang kedap suara itu.
"Menikahimu,,,? Rupanya kamu sangat pandai menangkap ikan kakap. Jangan bermimpi,,," Ucapnya meremeh.
"Kalau begitu tidak perlu basa - basi. Langsung saja berikan uangnya padaku, karna aku tidak akan sudi untuk melakukannya lagi." Tegas Nisa.
"Benarkah,,,? Aku pikir kau sangat menikmati permainanku."
Nisa mengepalkan kedua tangannya. Jika tidak ada niatan untuk balas dendam, mungkin saat ini dia sudah berkata kasar pada Andreas.
"Apa tidak keliru.? Sepertinya anda yang sangat menikmatinya." Ujar Nisa.
Andreas terkekeh.
"Siapapun akan menikmatinya jika mendapat barang yang masih baru,,," Sahutnya lantang
"Cukup,,,!" Nisa sedikit membentak, dia tidak tahan lagi dengan ucapan Andreas.
"Berikan saja apa yang aku minta,," Ujarnya lagi.
Andreas tersenyum kecut. Dia merogoh saku jasnya, mengeluarkan selembar cek dari dalam sakunya.
"Sesuai yang kamu minta,,," Katanya sembari menyodorkan cek itu pada Nisa.
"Terima kasih,,," Nisa mengambil cek senilai 1 milyar itu.
"Tapi perlu di ingat, anda yang menawarkannya lebih dulu." Nisa bangkit dari duduknya.
"Senang bertemu dengan anda, saya permisi,,"
Nisa segera meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Andreas yang terus tersenyum menatapnya dari belakang.
Nisa pergi ke toilet, dia tidak bisa lagi menahan tangisnya. Berpura - pura baik - baik saja nyatanya sangat menyiksa dirinya. Terlebih Nisa harus menahan rasa takutnya saat harus bertatap muka dengan Andreas.
"Kita lihat saja tuan Andreas yang terhormat.! Aku pastikan akan membuatmu menyesali perbuatan busukmu itu.!!" Geram Nisa sembari menatap dirinya di pantulan cermin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
nobita
aku mendukung mu Nisa utk balas dendam ke Andreas
2025-01-24
0
Yusria Mumba
pergi saja nisa lupakan semua kisah2menyedikan,
2024-11-14
0
Azumi Ayuna
inti nya mana ada gadis baik2 mau jadi nona bar alias pemandu karaoke, sorry to say kalau ga perkosa ya pasti dilecehkan, harus siap lah kan tempat maksiat
2023-06-16
4