Penyesalan Balas Dendam
Nisa menatap dirinya lewat pantulan cermin. Dalam ruang make up yang cukup luas, dia memoles wajahnya dengan riasan tebal karna tuntutan pekerjaan. Sudah dua bulan ini Nisa bekerja sebagai pemandu karaoke.
Nisa terpaksa bekerja di dunia hiburan malam, demi menyambung hidupnya yang kini sebatang kara.
"Nis,!" Mella menepuk pundak Nisa.
"Mikirin apaan sih.?" Tegurnya.
Nisa mengukir tersenyum pada Mella dalam pantulan cermin.
"Lagi mikirin 'kapan ya ada pangeran tampan, mapan dan baik hati yang mau nikahin gue,," Seloroh Nisa dengan candaan, kemudian terkekeh sendiri. Merasa ucapannya terlalu tinggi dan sulit di gapai meski itu hanya sekedar candaan.
"Wah,, instingmu kuat juga ternyata." Mella tertawa senang.
"Insting apaan.?" Nisa berbalik badan, dia penasaran dengan ucapan sahabatnya itu.
"Kebetulan ada pangeran yang mau dateng malam ini, kamu temenin dia ya. Aku ada BO mendadak nih, sayang kalau nggak di ambil." Ucap Mella sedikit berbisik.
"Pangeran.? Jangan ngaco kamu Mell." Tukasnya tak percaya.
"Gue serius Nis, pangeran itu pemilik tempat ini. Bukannya kamu penasaran sama dia, ini kesempatan kamu buat liat wajah tampannya. Beuuhhgg,, dijamin kamu bakalan nafsu liatnya,," Kata Mella dengan ekspresi wajah yang menggambarkan ketakjuban. Kemudian Mella terbahak - bahak.
"Apaan sih Mel,,!" Nisa menabok pelan lengan Mella.
"Sayangnya dia nggak tertarik sama wanita kelas bawah kaya kita. Mainannya model dan artis papan atas,," Bisik Mella. Wanita itu takut ucapannya didengar oleh pekerja lain yang berada didalam sana, jadi membuatnya harus berbisik.
"Husst.!! Jangan ngeghibah kamu." Nisa menegurmu.
"Bukan ghibah, emang kenyataan Nis.
Gue serahin semuanya sama kamu ya, nggak susah kok ngeladenin bos besar itu. Kamu juga aman, nggak bakal di apa-apain. Tapi kalau gue sih di apa-apain juga rela, nggak masalah kalau nggak dibayar. Di cip*k sama dia aja gue udah seneng banget,," Ucap Mella masih dengan candaannya yang nyeleneh.
"Mella,,!" Nisa menatap tajam sahabatnya. Mella memang tidak memiliki filter dalam berbicara, spontan begitu saja.
"Hehe,, gue keluar dulu ya. Ingat temenin dia jam 11 malam." Mella melambaikan tangan pada Nisa sebelum menghilang dibalik pintu.
Nisa menghela nafas berat melihat kepergian Mella, dia pikir hanya dirinya saja yang memiliki takdir mengenaskan. Ternyata takdir Mella jauh lebih mengenaskan darinya. Sudah 4 tahun Mella bekerja sebagai pemandu karaoke setelah lulus SMA, untuk mencari selembar demi selembar uang di Ibu Kota.
Mella sampai terpaksa menerima BO 2 tahun terakhir, karna kebutuhan ekonomi keluarganya yang mendesak.
Ayahnya pergi entah kemana, lari dari tanggung jawab, meninggalkan Mella dan ke tiga adiknya yang masih sekolah, serta ibunya yang kini mulai sakit - sakitan. Menjadikan Mella sebagai tulang punggung keluarga. Tuntutan ekonomi membuat Mella menempuh jalan pintas untuk mendapatkan banyak uang.
Meskipun Mella memilih jalan yang salah, tapi hal itu tak membuat Nisa membenci atau menjauhi Mella. Karna bagaimanapun semua itu bukan keinginan dari hati Mella untuk menekuni pekerjaan haramnya.
Nisa masih berusaha untuk merangkul Mella, mengembalikan Mella pada jalan yang seharusnya.
Tapi Nisa juga tak bisa memaksakan kehendaknya karna memang uang yang harus dikirim Mella pada keluarga cukup banyak setiap bulannya.
Terkadang Nisa merasa kasihan pada Mella, dibalik sikap ceria dan nyelenehnya, Mella menyimpan banyak kesedihan dan luka yang mendalam di hati.
Mella pernah bercerita pada Nisa, jika dirinya sempat ingin mengakhiri hidup karna sudah tidak sanggup lagi menjalani kehidupan malamnya yang kelam. Dia mengkhawatirkan bagaimana masa depannya nanti, apakah ada orang yang akan menerimanya.? Jika tau Mella pernah menjadi wanita malam. Sedangkan Mella juga ingin seperti wanita pada umumnya yang kelak akan memiliki suami dan anak.
Nisa bangun dari duduknya, dia harus menyambut dan melayani tamu yang datang malam ini.
Kecantikan Nisa tak jarang membuat para tamu tergoda dan meminta Nisa tidur dengannya. Tapi Nisa selalu menolaknya dengan cara yang halus, membuat mereka perlahan mundur dan tidak lagi melecehkannya.
Anisa Salsabila, kerap disapa Nisa. Gadis berparas cantik itu berasal dari salah satu kota di Jawa Barat. Usianya hampir genap 22 tahun.
Kedua orang tuanya meninggal sejak dia berusia 12 tahun. Kecelakaan mobil membuat nyawa kedua orang tuanya terenggut. Tapi nyatanya bukan hanya nyawa orang tuanya saja yang terenggut, kecelakaan itu juga merenggut kebahagiaan Nisa.
Remaja berusia 12 tahun itu mengalami depresi karna kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya. Nisa tidak mampu menerima kenyataan terpahit dalam hidupnya. Selama hampir 6 bulan, gadis cantik itu tidak mau berbicara dan selalu mengurung diri dikamar. Terkadang menangis, berteriak, tak jarang dia juga tertawa sendiri.
Nisa mengalami syok dan trauma, karna pada saat kecelakaan, dia juga berada di mobil yang sama dengan kedua orang tuanya.
Ayahnya terhimpit badan mobil dengan luka yang sangat parah. Sedangkan ibunya berusaha melindungi Nisa dengan mendekap erat tubuh anak semata wayangnya.
Benturan keras di kepala membuat nyawa sang ibu juga ikut terenggut. Hanya Nisa satu - satunya korban selamat dalam kecelakaan beruntun itu. Yang mengakibatkan dua mobil sedan ringsek dan satu truk kontainer terguling.
Masih sangat jelas di ingatannya, dia dan ibunya terpental keluar dari mobil ketika mobil itu berhenti saat membentur pembatas jalan. Nisa juga masih ingat kala sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan sedang memeluknya. Dan bersamaan dengan itu, Nisa melihat tubuh sang ayah yang sudah tidak bernyawa didalam mobil yang berjarak 5 meter dari tempatnya tergeletak saat itu.
Nisa hanya mengalami luka ringan di bagian pelipis, sikut dan lututnya. Namun seketika itu Nisa tidak bisa berbicara. Bahkan saat polisi mencoba untuk meminta kesaksian terhadap gadis itu, Anisa enggan berbicara sepatah katapun. Pandangan matanya kosong, diam terus diam seperti mayat hidup.
Nenek Nisa, satu - satunya keluarga yang Nisa punya. Dia berjuang keras untuk kesembuhan cucu satu - satunya itu. Harta peninggalan kedua orang tua Nisa bahkan habis terjual untuk mengobati trauma dan depresi yang di derita oleh Nisa.
Kehidupan Nisa dan sang nenek dilaluinya dengan berat. Setelah semua harta orang tuanya habis, mereka tinggal di rumah petak berukuran 6 x 10 meter. Rumah yang dibeli oleh sang nenek dari sisa uang hasil penjualan rumah orang tua Nisa.
Hidup hanya berdua tidaklah mudah. Terlebih sang nenek harus bekerja keras untuk menghidupi Nisa dan membiayai sekolahnya dengan berjualan sayur keliling. Tak jarang Nisa kerap membatu sang nenek berjualan.
Kehidupan sulit itu mereka lalui selama kurang lebih 6 tahun. Mereka berjuang tanpa meminta belas kasihan pada siapapun.
Kehidupan mereka mulai membaik setelah Nisa lulus SMA dan bekerja disebuah cafe yang cukup ramai di kotanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Yusria Mumba
semangat nisa,
2024-11-14
0
Diana diana
aku balik lagiii . .
2024-01-29
1
Siti Rofiatun
Hay q mampir
2024-01-12
0