"Kamu udah punya pacar,,?" Tanya Andreas. Pria itu menatap lekat wajah cantik Nisa.
"Uhhukk,,uhhukk,," Nisa tersedak ludahnya sendiri begitu mendengar pertanyaan Andreas yang di lontarkan padanya. Pertanyaan macam apa itu.? Pikir Nisa.
Dia jadi beranggapan kalau Andreas memang sengaja mendekatinya untuk menjadikan dirinya sebagai kekasih.
Nisa mengatur nafas sebelum menjawab Pertanyaan Andreas. Walaupun sebenarnya pertanyaan itu seperti angin segar baginya, tapi tetap saja Nisa merasa kaget. Pertanyaan itu terlalu cepat di utarakan bagi orang yang baru beberapa kali bertemu. Sepertinya Andreas bukan laki - laki yang suka basa - basi. Dia lebih suka to the point. Mengarah pada satu tujuannya.
"Kalaupun aku punya pacar mungkin sudah dari tiga minggu yang lalu hubungan kami berakhir,,"
Jawaban Nisa memang tidak langsung pada intinya, namun Andreas sangat paham maksud ucapannya. Dia bahkan mengulas senyum yang tertahan.
Dia paham jika Nisa sedang menyinggung perbuatan bejadnya tiga minggu yang lalu.
Namun Andreas tetaplah Andreas yang keji. Tidak ada penyesalan dalam dirinya meski telah merenggut paksa kesucian Nisa.
Jika kita bisa melihat raut wajahnya saat ini, Andreas justru terkesan sangat puas karna menjadi orang pertama yang meniduri Nisa.
"Bagus kalau begitu. Kita bisa bebas bertemu kedepannya,," Ujar Andreas.
Nisa hanya mengulas senyum yang di paksakan.
Seorang pelayan membawakan dua botol vodka dan satu gelas oren jus. Dia segera keluar setelah meletakan minuman itu di atas meja.
"Itu buat kamu. Kamu nggak minum kan.?"
Nisa langsung menatap Andreas. Rupanya laki - laki itu memperhatikan dirinya yang sejak tadi menatap gelas oren jus itu.
Pengertian memang, dia bahkan tau kalau Nisa tidak minum alkohol.
"Makasih,,"
Suasana kembali hening. Andreas memang melarang Nisa untuk memutar lagu. Dia bilang ingin lebih fokus mengobrol berdua.
Nisa sudah paham tujuan Andreas. Agaknya laki - laki tampan ini sedang mencoba untuk mengenal dirinya lebih dekat.
"Jadi kamu datang dari kota C,,?" Ujar Andreas.
Sejujurnya itu bukan bentuk pertanyaan, namun lebih tepatnya untuk memastikan. Karna Andreas sudah tau latar belakang Nisa dari Antoni.
Nisa mengangguk.
"Kayaknya kamu udah banyak tau tentang aku. Ada yang mau kamu tanyakan lagi,,? Aku siap jawab. Ya walaupun tanpa aku jawab pun kamu sudah tau,,"
Andreas terkekeh kecil. Tawanya membuat wajah tampan itu semakin mempesona. Sayang sekali kelakuannya sangat biadab. Jika Andreas lebih bisa menghargai wanita, sepertinya Nisa pun akan terpesona hingga jatuh hati padanya.
"Kamu terlalu polos,,," Kata Andreas.
Entah itu sebagai bentuk pujian, atau sebagai hinaan. Nisa enggan menanggapinya.
Nisa berinisiatif menuangkan vodka dalam gelas, kemudian memberikannya pada Andreas.
"Jangan terlalu banyak minum, aku nggak mau kejadian mengerikan itu terulang lagi,," Katanya dengan suara datar.
"Maaf,,," Lagi - lagi Andreas mengucapkan maaf, namun Nisa seolah merasakan tidak ada ketulusan dalam permohonan maafnya.
"Nggak usah mengumbar kata maaf. Simpan saja buat nanti. Lagipula yang sudah hilang nggak bakal balik cuma gara - gara kata maaf,,"
Nisa mengambil gelas oren jus, lalu meneguknya sedikit.
Saat ini Andreas memang tidak merasakan penyesalan. Namun Nisa yakin suatu saat Andreas akan menyesali perbuatannya.
"Aku tau kamu pasti terluka. Aku yang harus aku lakukan untuk menyembuhkan luka kamu,,?" Tanya Andreas.
Dia terlihat begitu serius, menatap Anisa dengan lekat. Membuat pemilik wajah cantik itu sempat terpaku beberapa detik. Pesona Andreas memang luar biasa.
"Cukup hargai aku kedepannya. Aku juga nggak mau hal itu terulang lagi suatu saat nanti."
Nisa mengalihkan pandangannya, dia enggan menatap Andreas terlalu lama. Takut niat awalnya akan goyah hanya dengan pesona yang terpancar dari wajah Andreas.
"Aku memang merasa sangat hancur saat itu. Selama ini aku menjaganya, untuk diberikan pada laki - laki yang nantinya menyandang status sebagai suamiku. Tapi kamu dengan mudahnya mengambil apa yang sudah aku jaga selama ini,,"
Njlisa meluapkan isi hatinya. Dia juga ingin menyadarkan Andreas, bahwa apa yang sudah dia ambil adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Nisa.
Andreas hanya diam, dia nampak memikirkan baik - baik ucapan Nisa yang seakan menusuk hatinya.
Dia meraih tangan Nisa dengan hati - hati. Awalnya Nisa terkejut dan hampir menarik paksa tangannya dari genggaman Andreas. Namun ucapan Andrean membuatnya diam membisu.
"Bagaimana kalau kita menikah.?"
Nisa masih diam dalam posisinya. Dia sedang mencari kebohongan di mata Andreas. Nisa tentu saja tidak akan mudah percaya begitu saja dengan permintaan Andreas yang terkesan mendadak dan terburu - buru.
Nisa kemudian tertawa untuk menghilangkan keterkejutannya.
"Jangan bercanda tuan Andreas,," Ujarnya dengan menahan tawa.
"Kamu ngajak aku nikah cuma karna merasa bersalah udah ngambil kesucian aku.? Bukannya banyak wanita di luar sana yang bernasib serupa denganku karna ulah kamu."
Nisa memberanikan diri menyinggung Andreas.
"Terus berapa banyak wanita yang bakal kamu jadiin istri nanti,,?"
Seketika raut wajah Andreas berubah.
"Aku bukan yang pertama buat mereka. Jadi kenapa aku juga harus menikahi mereka.?"
Sontak Nisa membulatkan matanya. Itu artinya, dia adalah wanita pertama yang sudah di renggut kesuciannya oleh Andreas. Namun Nisa terlihat sulit untuk mempercayai ucapan Andreas yang terlihat tidak masuk akal untuk ukuran seorang CEO sepertinya.
Harusnya dengan banyaknya uang yang dia miliki, Andreas bisa membayar gadis mana pun yang masih virgin.
"Aku nggak bohong,,"
Ujar Andreas penuh ketegasan.
"Menikah bukan perkara yang mudah. Kita bahkan belum saling mengenal. Sebaiknya jangan terburu - buru membahas pernikahan." Tutur Nisa.
"Kamu juga nggak perlu lagi merasa bersalah. Aku yang harus belajar menerima kenyataan,,"
Mungkin memang seharusnya Nisa sedikit menarik ulur kedekatan mereka yang baru terjalin itu. Dia enggan terlihat gampangan di mata Andreas, yang mau di ajak menikah begitu saja. Meskipun itu adalah tujuannya.
Nisa ingin membuat Andreas memiliki perasaan padanya lebih dulu.
...*****...
Nisa turun dari mobil, disusul dengan Andreas yang mengekor di belakangnya. Dia mengantar Nisa hingga didepan pintu kontrakan. Wanita cantik itu sedikit risih dan mulai takut, sampai akhirnya menegur Andreas.
"Eh,,eh,, udah stop disini aja.!" Tegurnya panik dengan menghadang Andreas menggunakan kedua tangannya. Dia takut Andreas akan meminta masuk kedalam kontrakannya.
Tingkah Nisa membuat pemilik mata tajam itu terkekeh geli karna merasa lucu. Setakut itu Nisa padanya, sampai terus bersikap waspada sejak di tempat karaoke.
"Kenapa emangnya.? Kamu takut aku akan ikut masuk,,?" Ujar Andreas dengan senyum licik. Dia berjalan mendekat, membuat Nisa mundur beberapa langkah sampai akhirnya berhenti karna tubuhnya sudah bersender di pintu.
"Stop Andreas.! Jangan bercanda,,!" Pekiknya. Kedua tangannya berusaha melindungi aset kembarnya, karna Andreas semakin bergerak maju sampai nyaris tak ada jarak di antara mereka.
"Andreas minggir.! Atau aku akan teriak,," Nisa berusaha mengancam Andreas, namun yang mendapat ancaman justru terkekeh. sedikitpun tidak takut dengan ancaman yang diberikan oleh Nisa. Dia mengurung anisa dengan kedua tangannya di tempelkan pada pintu. Membuat Anisa semakin memberingsut ketakutan. Dahinya pun mulai dipenuhi titik - titik keringat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
bahaya klo dikasih obat niii
2024-09-29
0
Agus Hendra Setiawan
Citayem..😁
2022-11-20
0
mamah lia nia
jangan jangan Andreas tau kalo Nisa pacarnya Devan dan kebetulan lelaki yang di jodohkan Ama si item...😮😮😮
2022-10-12
2