"Ini terlalu mahal Andreas, aku nggak pantas memakai perhiasan semahal ini." Nisa melepaskan cincin berlian dari jari manisnya. Cincin yang baru saja di pasangkan oleh Andreas untuk mencobanya.
"Nggak ada ukuran mahal untuk kamu. Lagipula cincin itu pas dan cocok kamu pakai." Jawab Andreas. Nada bicara dan raut wajahnya terlihat lebih datar dari sebelumnya, sepertinya dia tak suka dengan penolakan yang di lakukan oleh Nisa.
"Saya pilih yang ini." Kata Andreas pada pemilik toko. Dia meletakkan cincin Nisa ke dalam kotak, bersebelahan dengan cincin miliknya yang sebelumnya juga sudah dia coba.
Andreas memilih cincin berlian paling mahal yang ada di toko itu.
Wajar jika Nisa menolaknya sekalipun itu hanya pura-pura. Kalaupun ada yang jauh lebih mahal dari cincin itu, Nisa justru akan senang.
Setelah mendapatkan apa yang mereka cari, keduanya keluar dari mall. Andreas membawa Nisa ke butik langganan keluarganya. Butik yang selalu mendapatkan kepercayaan untuk merancang pakaian setiap kali keluarga Andreas mengadakan acara penting.
"Kita pilih gaun untuk kamu." Kata Andreas. Dia mencoba menggandeng tangan Nisa untuk mengajaknya masuk ke dalam butik. Tapi Nisa hanya diam saja menatap uluran tangan Andreas.
Pasti akan selalu butuh waktu untuk membuatkan diri agar siap bersentuhan dengan Andreas.
Nisa mengukir senyum, perlahan menautkan jemarinya dengan tangan Andreas. Keduanya lalu masuk beriringan ke dalam butik dan langsung di sambut baik oleh semua pelayanan, termasuk pemilik sekaligus perancang gaun.
"Selamat sore Tuan Andreas. Ada yang bisa saya bantu.?" Sapa Miranda. Wanita paruh baya itu membungkuk sopan pada Andreas.
"Hmm,,"
"Carikan gaun terbaik di butik ini untuk calon istriku." Pinta Andreas penuh kewibawaan sebagai pemegang salah satu anak perusahaan keluarganya.
"Ah selamat sore Nona. Anda sangat cantik,," Perhatian Miranda langsung berpusat pada Nisa yang sejak tadi hanya diam menundukkan kepala. Dia pikir Andreas baru akan mencari gaun untuk acara pertunangannya, ternyata langsung memilih gaun pernikahan.
"Terima kasih,," Nisa hanya tersenyum tipis.
"Kalau begitu saya akan mengajak Nona untuk mencoba semua gaun terbaik disini." Kata Miranda pada Andreas, yang di jawab cepat oleh Andreas dengan anggukan kepala.
"Mari Nona, ikut saya,," Ajak Miranda. Seketika Nisa langsung menatap Andreas.
"Aku tunggu disini,," Kata Andreas.
Nisa lalu mengikuti langkah Miranda dan 2 orang pelayan yang berjalan di belakang Nisa.
"Itu tiga gaun terbaik yang ada di butik ini Nona. Nona mau pilih yang mana.? Atau mau mencoba semuanya dulu.?" Kata Miranda dengan ramah.
"Sepertinya semua gaun ini kuat di tubuh Anda. Gaun ini memang di rancang dengan menggunakan ukuran tubuh ideal." Jelasnya. Secara tidak langsung Miranda mengatakan kalau Nisa memiliki tubuh yang ideal.
Nisa tak banyak bicara, dia sedang memperhatikan ketiga gaun yang berjejer di tubuh manekin. Menatap satu persatu dengan detail. Memikirkan gaun mana yang paling cocok untuknya agar terlihat sangat cantik di hari pernikahannya nanti.
"Kalau Nona bingung, kita bisa mulai mencobanya dari gaun pertama,," Kata Miranda memberi saran. Karna melihat Nisa yang kebingungan menatap ketiga gaun itu secara bergantian.
"Aku suka gaun ini, apa cocok untukku.?" Nisa menunjuk salah satu gaun, lalu meminta pendapat pada perancang gaun itu sendiri.
"Tentu saja Nona, semua gaun pasti cocok jika dipakai oleh Nona." Balas Miranda cepat.
"Tolong ambilkan gaunnya dan bantu Nona cantik ini memakainya." Kata Miranda pada karyawannya.
"Baik Bu,,"
Mereka dengan sigap mengambil gaun itu, lalu mengajak Nisa pergi ke ruang ganti untuk mencobanya.
"Nona terlihat semakin cantik." Puji salah satu dari mereka setalah Nisa memakainya.
"Benar, gaun ini cocok sekali. Akan terlihat sempurna kalau rambutnya di tata,," Ujar pelayan satunya lagi.
"Apa Nona tidak keberatan kalau rambutnya sedikit di tata.?" Tawarnya.
Nisa langsung mengangguk meski pandangan matanya masih terus tertuju pada cermin besar, menatap pantulan dirinya sendiri yang memakai gaun pengantin.
Tatapan Nisa menerawang jauh. Dia kembali teringat pada Devan. Dulu dia sempat mengatakan pada Devan ingin memakai gaun yang bagus di hari pernikahan mereka. Tapi nyatanya semua itu hanya menjadi khayalan belaka yang tak menjadi kenyataan.
Tanpa sadar Nisa meneteskan air matanya. Kehidupan yang berjalan tak sesuai dengan keinginannya, membuat nasibnya terasa begitu menyedihkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Diana diana
terjebak dengan masa lalu emank bikin susah maju menata kehidupan yg akan d jalani
2024-01-29
1
mamah lia nia
udah lah nis berda ai aja Ama masalalu...biar hidupmu tenang...🤭🤭🤭
2022-10-12
1
🌼 Pisces Boy's 🦋
semua akan berbalik arah... yang awalnya saling dendam akan berubah menjadi cinta
2022-09-18
0