Bab 17

"Kenapa bengong.?" Andreas menjentikkan jarinya didepan wajah Nisa.

Sejak keluar dari rumah tuan Candra, Nisa terus melamun sepanjang jalan sampai tidak sadar kalau saat ini mobil Andreas sudah terparkir di depan kontrakannya.

"Hah.? Kamu bicara apa.?" Nisa menatap bingung.

"Kenapa berhenti.?" Tanyanya setelah menyadari mobil yang ia tumpangi tak bergerak lagi. 

Andreas terkekeh geli, tangannya reflek mengacak gemas pucuk kepala Nisa.

"Jangan terlalu menggemaskan, nanti aku makin cinta." Goda Andreas.

Nisa hanya mencebikan bibirnya.

"Udah sampai, tapi kayaknya kamu masih betah berduaan sama pria tampan." Ujarnya memuji diri sendiri.

"Mau ke apartemen ku.?" Ajak Andreas dengan mengedipkan sebelah matanya.

Nisa langsung panik, wajahnya pucat seketika. Dia tau kalau Andreas hanya bercanda, karna raut wajahnya terlihat tidak serius saat menawarkan pergi ke apartemen.

Tapi tetap saja mampu membuat Nisa merasa takut. Pikirannya selalu buruk jika harus berduaan dengan Andreas di tempat tertutup.

"1 minggu lagi, kamu yakin mau nikahin aku.?" Nisa menatap Andreas penuh keraguan.

Meski dia melihat sendiri bagaimana Andreas berusaha keras memperjuangkannya di depan tuan Candra, bahkan memilih untuk menentang tuan Candra demi menikahinya. Ada sedikit keraguan di hati Nisa tentang keseriusan Andreas menjalani bahtera rumah tangga bersamanya.

Nisa sempat kaget saat Andreas mengutarakan keinginannya di depan tuan Candra dan Nyonya Zoya.

Setelah kedua orang tua Andreas merestui hubungan mereka ke jenjang pernikahan, Andreas langsung meminta pada mereka untuk menggelar pernikahan 1 minggu lagi. 

"Jangan tanya aku, tapi tanya diri kamu sendiri karna kamu yang kelihatan tidak yakin."

Bukannya menjawab, Andreas justru memberikan ucapan yang menohok pada Nisa. Balik mempertanyakan soal keyakinan Nisa untuk menikah dengannya.

Kalau saja Nisa bisa menjawab, tentu saja dia kan mengatakan 'Ya, aku tidak yakin'.

Bagaimana mungkin Nisa bisa yakin pada laki - laki yang telah merenggut paksa kesuciannya.

"Aku yakin kalau kamu juga yakin."

"Yakin dalam artian siap untuk mencintai ku, siap membimbingku, dan melindungi ku." Tutur Nisa tenang.

"Kalau kamu siap dan bisa melakukan 3 hal itu, sudah pasti aku akan yakin nikah sama kamu."

"Siapa yang nggak mau nikah sama laki - laki tampan kayak kamu," Puji Nisa. Seulas senyum manis dia berikan pada laki-laki itu untuk menutupi kebohongan atas pujiannya.

Andreas tersenyum tipis, merasa semakin tinggi setelah dipuji oleh Nisa.

"Aku sudah siap menikahi kamu, itu artinya aku siap memenuhi 3 poin itu." Sahut Andreas.

"Lagipula, aku bisa hidup tenang kalau sudah mempertanggung jawabkan perbuatan ku."

"Aku yang pertama buat kamu, mana mungkin aku membiarkan kamu hancur akibat kesalahanku."

Terangnya dengan tatapan iba dan raut wajah penuh sesal.

Nisa tersenyum kecut dalam hati. Muak mendengar pengakuan Andreas yang katanya tidak mau melihatnya hancur, sedangkan hidupnya sudah hancur sejak malam itu.

Andreas meraih tangan Nisa dan menggenggamnya. 

"Mulai hari ini, mari belajar untuk saling mencintai."

Pinta Andreas. Sorot matanya begitu dalam menatap manik mata Nisa. Tak ada keraguan, apa yang dia ucapkan terlihat tulus dari hati.

Nisa mengangguk pelan. Pura-pura menyetujui permintaan Andreas.

"Kamu mengajak orang yang salah untuk belajar saling mencintai."

"Mencintaimu adalah hal yang tak akan pernah aku lakukan.!"

Batin Nisa penuh amarah dan sakit hati.

...****...

"What.??!!" Seru Mella kaget. Dia tidak menyangka jalan Nisa untuk membalaskan dendam begitu mudah.

Nisa tidak perlu susah payah untuk mendekati Andreas karna laki-laki itu justru lebih dulu mendekati Nisa.

Kini Nisa juga dengan mudahnya mendapatkan restu dari kedua orang tua Andreas.

Nisa langsung bergeser menjauh sembari menutup kedua telinganya.

Suara Mella terdengar melengking di telinganya.

"Semudah itu kamu bakal nikah sama Andreas.?" Tanyanya.

"Apa kamu nggak kepikiran kalau semua ini takdir.? Mungkin aja Andreas memang jodoh kamu Nis,"

Ujar Mella. 

Setelah mendengarkan cerita Nisa yang serba kebetulan dan mudah mendapatkan restu, Mella jadi berfikir kalau sebenarnya Nisa dan Andreas memang ditakdirkan berjodoh. Itu sebabnya jalan mereka berdua untuk menikah begitu mudah dan seperti tanpa hambatan meski di awali dengan kejadian buruk.

"Jodoh.?" Nisa mengulangi ucapan Mella sambil tertawa kecut.

"Aku akan pastikan kalau Andreas bukan jodohku Mel.! Begitu waktunya tiba, aku akan meninggalkannya." Ucap Nisa penuh dendam dan kebencian. 

"Kalaupun aku dan Andreas berjodoh karna kita akan menikah, itu hanya akan bertahan beberapa bulan saja." Tuturnya lagi. Amarah masih terlihat jelas dari sorot matanya.

Tidak ada yang bisa menghapus kebencian di hati kita selain diri kita sendiri dan rasa ikhlas.

Nisa belum bisa ikhlas, dia juga tidak berniat menghapus kebenciannya pada Andreas begitu saja sebelum membuat Andreas menderita.

"Tapi aku khawatir rasa benci yang berlebihan akan membuat kamu jadi cinta sama dia, Nis."

"Seandainya memang Andreas benar-benar serius, bukannya lebih baik kamu lupakan balas dendam itu.?"

"Siapa tau,,,

Ucapan Mella langsung di potong oleh Nisa.

"Aku nggak peduli dia serius atau nggak. Aku akan tetap pada rencana awal."

"Kalaupun memang dia serius, paling nggak dia harus merasakan dulu arti kehilangan."

Bukan tanpa alasan Nisa memiliki tekad yang kuat untuk membuat Andreas merasakan bagaimana sakitnya kehilangan sesuatu yang berharga.

“Ya sudah terserah kamu aja Nis. Yang penting jangan sampai kamu sendiri yang nantinya merasa kehilangan."

...*****...

Siang itu Nisa mengajak Mella untuk mencari ruko. Ruko yang nantinya akan mereka gunakan sebagai tempat usaha.

Uang kompensasi dari Andreas harus segera ia manfaatkan agar semakin bertambah dan bisa dijadikan bekal untuk hidupnya setelah pergi dari Andreas.

"Kamu serius mau sewa ruko 2 lantai ini.? Pasti harga sewanya mahal Nis,," Sambil mengamati kondisi ruko, Mella memikirkan harga sewa ruko yang sudah pasti mahal mengingat berada di pusat kota dengan letak yang strategis dan bangunan yang cukup bagus.

"Yakin Mel,, kamu nggak usah khawatir. Kalaupun di tengah jalan kita kehabisan modal, aku akan cari cara buat mengeruk sedikit demi sedikit harta Andreas." Ucap Nisa.

Balas dendam saja tidak akan cukup untuknya. Dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk ikut menikmati kekayaaan Andreas yang nantinya akan menjadi suaminya.

"Ya ampun Nisa,, sejak kapan kamu jadi meterialistis begini.?" Sindir Mella dengan candaan.

"Aku akan dukung kamu mengeruk harta Andreas." Serunya dan kini tertawa lebar.

"Ish.! Berisik kamu Mel.!"

"Ayo lihat lantai atas,," Nisa berjalan lebih dulu ke lantai atas. Mella mengikutinya di belakang.

Setelah cukup lama melihat kondisi dan keadaan ruko, keduanya pergi ke salah satu restoran terdekat untuk makan siang.

"Nis,, jangan ngelamun,," Mella menggoyang lengan Nisa.

Lagi-lagi dia memergoki Nisa melamun. Sejak kejadian itu, Nisa lebih banyak melamun. Mella bisa merasakan jika kejadian yang telah merenggut kesucian Nisa sangat menggangu psikologisnya. Namun Nisa seperti terlihat berusaha untuk menutupi semua itu.

"Tadi malam aku mimpi bertemu Mas Devan,," Ungkap Nisa dengan pandangan mata yang menerawang jauh.

"Bagaimana kalau suatu saat dia kembali dan aku sudah hancur karna laki-laki lain." Nisa menunduk sendu. Sesak di dadanya terasa semakin menghimpit.

Devan mendatanginya dalam mimpi, memeluknya erat dan mengatakan akan segera kembali,

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

aku masih yakin klo Andreas memiliki niat terselubung . .

2023-03-20

0

Siti Rohaemy

Siti Rohaemy

seperti nya ini yg bakal Nisa alamin 😢

2022-11-20

0

mamah lia nia

mamah lia nia

ah itu cuma mimpi nis jangan terlalu di fikirian...😔😔😔

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Giveaway ke 12
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80 Giveaway 100k
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89 ..
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 info
186 Info
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Giveaway ke 12
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80 Giveaway 100k
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89 ..
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
info
186
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!