Diruang tunggu kedatangan pesawat Lion Air
Aku duduk dengan perasaan yang gelisah, bagaimana tidak? Pria disampingku beberapa kali melirik kearah kanannya, dimana Aku duduk sambil memainkan jari-jari karena gugup.
Mau pindah tempat duduk juga, takut menyinggung perasaan Kakak seniorku itu.
"Aduh, kenapa pesawatnya belum datang juga?" Tanyaku dalam hati.
Sesekali Aku menoleh kebelakang, karena gerogi duduk berdua dibangku paling depan.
"Santai saja duduknya, kenapa gelisah begitu, kamu sedang menunggu seseorang Ya?" Tanya Kakak Abuts.
"Ti...tidak Ka, Aku tidak menunggu siapa-siapa!" Jawabku gugup
"Oh ya, kamu dijemput siapa sebentar dibandara?" Tanya Kak Abuts lagi
"Kata Ayah Aku, Sebentar Aku dijemput Teman Ayah" jawabku
"Laki-laki atau perempuan?" Tanya nya lagi
"Sepertinya laki-laki Ka' karena namanya Kalau tidak salah, Reza deh" jawabku lagi
"Kamu kenal dia Yu?" Tanya Kak Abuts lagi
Sebenarnya Aku gugup dan kurang enak ditanya-tanya terus, tapi apalah daya?, untuk menghargai senior dan mengusir rasa bored waiting, Aku mencoba menjawab dengan jujur.
"Tidak Ka" jawabku singkat
"Lalu kenapa dia mau jemput?" tanya kak Abuts lagi
"Tadi malam Ayahku telpon Ka" kata beliau nanti dibandara Aku akan ke rumah Nenek, diantar sama Sahabat Ayah yang bernama Reza, karena kebetulan beliau juga hari ini pulang Kampung dan tetangga kampung dengan Nenek, lagian Aku takut dan tidak tau naik mobil sendiri pulang ke rumah" jawabku panjang lebar, berharap Kak Abuts tidak bertanya lagi.
Setelah menjawab pertanyaan Kak Abuts, kami berdua diam, Kak Abuts tidak bertanya lagi, Akupun tidak memulai pembicaraan, karena Memang Aku tidak tau mau bicara apa lagi sama dia.
*
Di dalam pesawat, Aku mendapatkan nomor kursih dekat dengan jendela.
Dengan tenang Aku duduk sambil memakai bantal leher yang Aku bawah dari Asrama,
"Bantal leher yang Amanda Kasih tepatnya"!
Kupejamkan Mata sambil berdoa, memohon agar perjalanan sampai Tujuan dengan selamat.
Setelah kubuka mata, ternyata disampingku sudah ada pria dan seorang ibu-ibu duduk berjejeran denganku.
Aku menoleh sebentar dan tersenyum manis agar tidak merasa terlalu canggung dan yang terpenting, biar Tidak dibilang orang sombong.
Tidak lama setelah kami duduk pramugari datang dan memberi Aba-aba kepada penumpang.
Setelah itu pesawat pun lepas landas dan membawa kami semua melintasi awan diudara.
"Nona, mau Roti?" Tanya pria yang duduk tepat disampingku, sambil menyodorkan Roti dan beberapa makan ringan dalam paper bag,
Sebenarnya Aku mau sekali mengambil Roti dan air minumnya karena jujur Aku haus dari tadi, sejak meninggalkan Asrama Aku belum minum karena asik mengobrol dengan sahabatku Manda, sampai lupa membeli air mineral, padahal Aku tau kalau naik pesawat Lion tidak dikasih makanan.
Dengan perasaan malu, Aku memberanikan diri mengambil air mineral mini yang disodorkan pria itu,
"Terimakasih Mas, Aku ambil ini aja" jawabku sopan sambil mengambil air minumnya satu botol.
Sebelum Aku membuka tutupnya, Aku putar-putar dulu tutupnya untuk memastikan kalau masih tersegel.
"Tenang saja, airnya aman ko,... dan baru Aku beli tadi di Bandara sebelum naik pesawat" kata pria itu,
Mungkin dia melihat Aku ragu untuk memulai meminum air itu.
"Ia Mas, ini juga mau diminum ko" jawabku malu-malu karena ketahuan meragukan pemberiannya.
*
Tepat Dua kursih dibelakang ku, Tampa Aku tau, ternyata ada Kak Abuts yang naik pesawat yang sama, dengan wajah yang memerah dia memanggil prabugari.
"Mba, bisa minta tolong?" Kata kak Abuts setelah pramugari itu mendekat
"Iya Mas, ada yang bisa kami Bantu?" Tanya salah seorang pramugari cantik yang melangkah kearahnya,
Sontak Aku menoleh kebelakang karena merasa suara itu sangat pamiliar ditelingaku.
Aku melihat Kak Abuts memberikan sebuah paper bag, sambil berbicara pelan kepada prabugari itu. Tapi Aku tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan.
Kembali Aku duduk dengan tenang sambil menyandarkan kepalaku kembali dikursih.
"Nona, ini ada titipan dari Mas yang dibelakang, Katanya untuk Nona" kata Pramugari cantik itu sambil memberikan paper bag yang tadi diberikan Kakak Abuts.
Dengan ragu, Aku menerima benda itu,
"Terimakasih Mba" jawabku singkat, Sambil menaru benda itu dibawah kursih sejajar dengan kaki ku.
Dalam hati, Aku penasaran "apa isi paper bag itu?"
Tapi Aku masih belum mau membukanya karena merasa tidak menitipkan apapun sama Kak Abuts.
"Kenapa tidak dibuka?" Tanya pria yang duduk disampingku
"Entar aja Mas, kalau sudah sampai tujuan" jawabku
"Maaf ni, kalau bisa tau pria yang dibelakang tadi... Pacar kamu ya?" Tanya pria itu, sampil melirik kearahku
"Bu...bukan Mas" jawabku gugup
"Ko dia perhatian banget sama kamu?"
"Kamu kenal dia dari mana?"Tanya nya lagi
"Oh, dia senior Aku disekolah" jawab Aku singkat
Setelah perbincangan Aku dan pria yang duduk disampingku, suasana menjadi hening kembali, Aku duduk sambil menghadap kearah jendela pesawat, walau hanya melihat awan-awan saja di langit, tapi menurut Aku lumayan menghibur untuk mengusik kesunyaian yang kurasakan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments