chapter 6

Diruang tunggu kedatangan pesawat Lion Air

Aku duduk dengan perasaan yang gelisah, bagaimana tidak? Pria disampingku beberapa kali melirik kearah kanannya, dimana Aku duduk sambil memainkan jari-jari karena gugup.

Mau pindah tempat duduk juga, takut menyinggung perasaan Kakak seniorku itu.

"Aduh, kenapa pesawatnya belum datang juga?" Tanyaku dalam hati.

Sesekali Aku menoleh kebelakang, karena gerogi duduk berdua dibangku paling depan.

"Santai saja duduknya, kenapa gelisah begitu, kamu sedang menunggu seseorang Ya?" Tanya Kakak Abuts.

"Ti...tidak Ka, Aku tidak menunggu siapa-siapa!" Jawabku gugup

"Oh ya, kamu dijemput siapa sebentar dibandara?" Tanya Kak Abuts lagi

"Kata Ayah Aku, Sebentar Aku dijemput Teman Ayah" jawabku

"Laki-laki atau perempuan?" Tanya nya lagi

"Sepertinya laki-laki Ka' karena namanya Kalau tidak salah, Reza deh" jawabku lagi

"Kamu kenal dia Yu?" Tanya Kak Abuts lagi

Sebenarnya Aku gugup dan kurang enak ditanya-tanya terus, tapi apalah daya?, untuk menghargai senior dan mengusir rasa bored waiting, Aku mencoba menjawab dengan jujur.

"Tidak Ka" jawabku singkat

"Lalu kenapa dia mau jemput?" tanya kak Abuts lagi

"Tadi malam Ayahku telpon Ka" kata beliau nanti dibandara Aku akan ke rumah Nenek, diantar sama Sahabat Ayah yang bernama Reza, karena kebetulan beliau juga hari ini pulang Kampung dan tetangga kampung dengan Nenek, lagian Aku takut dan tidak tau naik mobil sendiri pulang ke rumah" jawabku panjang lebar, berharap Kak Abuts tidak bertanya lagi.

Setelah menjawab pertanyaan Kak Abuts, kami berdua diam, Kak Abuts tidak bertanya lagi, Akupun tidak memulai pembicaraan, karena Memang Aku tidak tau mau bicara apa lagi sama dia.

*

Di dalam pesawat, Aku mendapatkan nomor kursih dekat dengan jendela.

Dengan tenang Aku duduk sambil memakai bantal leher yang Aku bawah dari Asrama,

"Bantal leher yang Amanda Kasih tepatnya"!

Kupejamkan Mata sambil berdoa, memohon agar perjalanan sampai Tujuan dengan selamat.

Setelah kubuka mata, ternyata disampingku sudah ada pria dan seorang ibu-ibu duduk berjejeran denganku.

Aku menoleh sebentar dan tersenyum manis agar tidak merasa terlalu canggung dan yang terpenting, biar Tidak dibilang orang sombong.

Tidak lama setelah kami duduk pramugari datang dan memberi Aba-aba kepada penumpang.

Setelah itu pesawat pun lepas landas dan membawa kami semua melintasi awan diudara.

"Nona, mau Roti?" Tanya pria yang duduk tepat disampingku, sambil menyodorkan Roti dan beberapa makan ringan dalam paper bag,

Sebenarnya Aku mau sekali mengambil Roti dan air minumnya karena jujur Aku haus dari tadi, sejak meninggalkan Asrama Aku belum minum karena asik mengobrol dengan sahabatku Manda, sampai lupa membeli air mineral, padahal Aku tau kalau naik pesawat Lion tidak dikasih makanan.

Dengan perasaan malu, Aku memberanikan diri mengambil air mineral mini yang disodorkan pria itu,

"Terimakasih Mas, Aku ambil ini aja" jawabku sopan sambil mengambil air minumnya satu botol.

Sebelum Aku membuka tutupnya, Aku putar-putar dulu tutupnya untuk memastikan kalau masih tersegel.

"Tenang saja, airnya aman ko,... dan baru Aku beli tadi di Bandara sebelum naik pesawat" kata pria itu,

Mungkin dia melihat Aku ragu untuk memulai meminum air itu.

"Ia Mas, ini juga mau diminum ko" jawabku malu-malu karena ketahuan meragukan pemberiannya.

*

Tepat Dua kursih dibelakang ku, Tampa Aku tau, ternyata ada Kak Abuts yang naik pesawat yang sama, dengan wajah yang memerah dia memanggil prabugari.

"Mba, bisa minta tolong?" Kata kak Abuts setelah pramugari itu mendekat

"Iya Mas, ada yang bisa kami Bantu?" Tanya salah seorang pramugari cantik yang melangkah kearahnya,

Sontak Aku menoleh kebelakang karena merasa suara itu sangat pamiliar ditelingaku.

Aku melihat Kak Abuts memberikan sebuah paper bag, sambil berbicara pelan kepada prabugari itu. Tapi Aku tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan.

Kembali Aku duduk dengan tenang sambil menyandarkan kepalaku kembali dikursih.

"Nona, ini ada titipan dari Mas yang dibelakang, Katanya untuk Nona" kata Pramugari cantik itu sambil memberikan paper bag yang tadi diberikan Kakak Abuts.

Dengan ragu, Aku menerima benda itu,

"Terimakasih Mba" jawabku singkat, Sambil menaru benda itu dibawah kursih sejajar dengan kaki ku.

Dalam hati, Aku penasaran "apa isi paper bag itu?"

Tapi Aku masih belum mau membukanya karena merasa tidak menitipkan apapun sama Kak Abuts.

"Kenapa tidak dibuka?" Tanya pria yang duduk disampingku

"Entar aja Mas, kalau sudah sampai tujuan" jawabku

"Maaf ni, kalau bisa tau pria yang dibelakang tadi... Pacar kamu ya?" Tanya pria itu, sampil melirik kearahku

"Bu...bukan Mas" jawabku gugup

"Ko dia perhatian banget sama kamu?"

"Kamu kenal dia dari mana?"Tanya nya lagi

"Oh, dia senior Aku disekolah" jawab Aku singkat

Setelah perbincangan Aku dan pria yang duduk disampingku, suasana menjadi hening kembali, Aku duduk sambil menghadap kearah jendela pesawat, walau hanya melihat awan-awan saja di langit, tapi menurut Aku lumayan menghibur untuk mengusik kesunyaian yang kurasakan

Episodes
1 Prolog
2 chapter 1
3 chapter 2
4 chapter 3
5 chapter 4
6 chapter 5
7 chapter 6
8 chapter 7
9 chapter 8
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 Minta Ijin Nenek
21 Tiba-tiba Ayu berlari
22 Apapun itu Asal Nenek Bahagia
23 Cerita Reza
24 Cerita Reza 2
25 Kemarahan Reza
26 Wanita Spesial
27 Tidur Bersama
28 Ketakutan Ayu
29 Harapan Nenek
30 Berpamitan
31 Cerita Nenek
32 Calon Imam ku
33 Kekhawatiran Nenek
34 Pertanyaan Reza
35 Ayu Bersedih
36 Merasa Tidak Nyaman
37 Kejadian Di Pesawat
38 Abuts Terdiam
39 Tersulut Emosi
40 Bertemu Ardi di Restoran
41 Pergi Ke Mall
42 Ada Apa Dengan Ayu?
43 Tertanya Kakak Sepupu
44 Dokter Farah Arzetty
45 Ternyata Tidur
46 Mengantar Ayu ke Asrama
47 Makan Bersama Di atas Tempat Tidur
48 Melepas Rindu
49 First Kiss
50 Terpesona Dengan Ketampanan Zidan
51 Ayu Lesu
52 Tidak Melihat Amanda
53 Amanda Demam
54 Amanda Sakit ...
55 Apartemen Zidan
56 Kepikiran Nenek
57 Harus Pulang Kampung
58 Bertemu Ayah
59 Kangen Reza
60 Nenek Sakit Apa?
61 Ide Perjodohan Amanda
62 Sup Ayam
63 Nenek Terjatuh
64 Permintaan Nenek Ayu
65 Zidan Salah Faham
66 Kangen Ayu
67 Kebingungan Ichal
68 Tidur Sendiri
69 Tidur Dalam Dekapan Ayah
70 Ayu Tegang
71 Ichal dan Reza
72 Perhatian Reza yang Mendebarkan
73 Misi Reza
74 Reza yang Pengertian
75 Masuk Berdua di Kamar Hotel
76 Kencing Celana
77 Mandi Bersama
78 Ayu Cemburu Buta
79 Permintaan Nenek Ayu
80 Mulai Nyaman
81 Ayu Pergi
82 Reza Berbicara Dengan Ayah
83 Mencari Ayu
84 Nenek Ayu Sakit Parah
85 Ayu Ngambek
86 Shock Jantung
87 Ayu Merasa Di Cuekin
88 Kembali ke Hotel Berdua
89 Tertidur Dalam Pelukan Reza
90 Malu Setengah Mati
91 Ruang IGD
92 Secarik Kertas Dari Nenek
93 Demi ke Bahagiaan Nenek
94 Satu Anggukan Dari Nenek
95 Nenek Menutup Mata Sebelum Akad Nikahku
96 Menangis Tanpa Suara
97 Malam Takziah
98 Cemburu di pagi Hari
99 Pemberian dari Nenek
100 Menuju Bandara
101 Tidak Bertemu Ibu Mertua
102 Ayu Merona Melihat Reza
103 Merasa Janggung
104 Berharap Semua Itu Hanya Mimpi
105 Debaran yang Muncul Tiba-tiba
106 Melihat Mahar Ayu
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Prolog
2
chapter 1
3
chapter 2
4
chapter 3
5
chapter 4
6
chapter 5
7
chapter 6
8
chapter 7
9
chapter 8
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
Minta Ijin Nenek
21
Tiba-tiba Ayu berlari
22
Apapun itu Asal Nenek Bahagia
23
Cerita Reza
24
Cerita Reza 2
25
Kemarahan Reza
26
Wanita Spesial
27
Tidur Bersama
28
Ketakutan Ayu
29
Harapan Nenek
30
Berpamitan
31
Cerita Nenek
32
Calon Imam ku
33
Kekhawatiran Nenek
34
Pertanyaan Reza
35
Ayu Bersedih
36
Merasa Tidak Nyaman
37
Kejadian Di Pesawat
38
Abuts Terdiam
39
Tersulut Emosi
40
Bertemu Ardi di Restoran
41
Pergi Ke Mall
42
Ada Apa Dengan Ayu?
43
Tertanya Kakak Sepupu
44
Dokter Farah Arzetty
45
Ternyata Tidur
46
Mengantar Ayu ke Asrama
47
Makan Bersama Di atas Tempat Tidur
48
Melepas Rindu
49
First Kiss
50
Terpesona Dengan Ketampanan Zidan
51
Ayu Lesu
52
Tidak Melihat Amanda
53
Amanda Demam
54
Amanda Sakit ...
55
Apartemen Zidan
56
Kepikiran Nenek
57
Harus Pulang Kampung
58
Bertemu Ayah
59
Kangen Reza
60
Nenek Sakit Apa?
61
Ide Perjodohan Amanda
62
Sup Ayam
63
Nenek Terjatuh
64
Permintaan Nenek Ayu
65
Zidan Salah Faham
66
Kangen Ayu
67
Kebingungan Ichal
68
Tidur Sendiri
69
Tidur Dalam Dekapan Ayah
70
Ayu Tegang
71
Ichal dan Reza
72
Perhatian Reza yang Mendebarkan
73
Misi Reza
74
Reza yang Pengertian
75
Masuk Berdua di Kamar Hotel
76
Kencing Celana
77
Mandi Bersama
78
Ayu Cemburu Buta
79
Permintaan Nenek Ayu
80
Mulai Nyaman
81
Ayu Pergi
82
Reza Berbicara Dengan Ayah
83
Mencari Ayu
84
Nenek Ayu Sakit Parah
85
Ayu Ngambek
86
Shock Jantung
87
Ayu Merasa Di Cuekin
88
Kembali ke Hotel Berdua
89
Tertidur Dalam Pelukan Reza
90
Malu Setengah Mati
91
Ruang IGD
92
Secarik Kertas Dari Nenek
93
Demi ke Bahagiaan Nenek
94
Satu Anggukan Dari Nenek
95
Nenek Menutup Mata Sebelum Akad Nikahku
96
Menangis Tanpa Suara
97
Malam Takziah
98
Cemburu di pagi Hari
99
Pemberian dari Nenek
100
Menuju Bandara
101
Tidak Bertemu Ibu Mertua
102
Ayu Merona Melihat Reza
103
Merasa Janggung
104
Berharap Semua Itu Hanya Mimpi
105
Debaran yang Muncul Tiba-tiba
106
Melihat Mahar Ayu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!