Tiba-tiba Manda menghadap denganku dengan memasang wajah seriusnya,
"Tau Ga Yu...?" Ucapnya dengan memotong kalimatnya
"Engga" jawabku dengan wajah yang serius
"Sepertinya dia mau dekat dengan kamu Yu," kata Manda.
Sontak Aku berdiri dan mau meninggalkan Manda, karena Aku tidak mau membahas pria yang belum Aku kenal dengan orang lain, walau itu temanku yang selama ini baik.
Tapi tiba-tiba Manda menahanku, Lalu mengatakan,
"Dicoba saja dulu, siapa tau jodoh" katanya sambil senyum-senyum.
"Lagian, Abuts itu orangnya Baik, pintar dan yang terpenting masuk dalam kriteria cowok idaman Lho Yu, dia itu pintar, masuk 3 besar dikelasnya" kata Manda
"Tau dari mana lho?" Tanyaku
"Dia itu salah satu cowok idola disekolah kita" kata Manda
Sampai akhirnya aku melanjutkan langkahku pergi ke kamar mandi dan mengabaikan Amanda yang masih mau berbicara denganku.
*
Didalam kamar mandi, Aku menuntaskan keanehan yang aku rasakan, sejak tanganku disentuh oleh Abuts, sejak itu Aku berusaha menahannya karena Amanda terus mengajakku berbicara, tapi kali ini Aku sudah tidak kuat, badanku seperti ada yang menggelitik, payudaraku terasa Gatal.
"yang sulit Aku mengerti, ini keanehan apa?" karena perasaan itu muncul jika Aku di sentuh lawan jenis yang belum akrab denganku.
Aku kunci kamar mandi dari dalam lalu menyalahkan keran air yang sudah hampir penuh dibak, kemudian kulucuti semua pakainku, yang tersisa tinggal Daleman yang berwarna hitam. Ingin rasanya Aku berteriak di dalam kamar mandi sempit ini dan merutuki keanehanku, tapi Aku takut didengar Dengan teman-teman dan dianggap orang gila.
Kubuka Bra yang menutupi payu daraku, yang ukurannya lumayan besar dengan postur tubuhku, lalu Aku sentuh Nipplenya dengan jari telunjuk dan ibu jariku sambil Aku putar-putar perlahan dengan bibir bawah yang terus Aku gigit agar tidak mengeluarkan suarah yang aneh, hal itu Aku lakukan sampai Aku merasa lumayan legah.
Setelah aku merasa agak lumayan, Aku kembali mengenakan pakaianku, lalu keluar dari kamar mandi dengan badan yang lemas.
*
Sampai dikamar, Aku masih mendapati Amanda diatas Tempat tidurku.
"Kebelet Lhu?" Tanya Manda,
Aku tidak menjawab karena masih lemas dan keanehan yang kurasakan belum tertuntaskan Dengan sempurnah.
"Nah Lhu kenapa Yu?" Tanya Manda lagi.
"Aku mengantuk" jawabku singkat, lalu mendorong tubuh Amanda sedikit karena Aku mau berbaring.
Manda tidak mengajakku bicara lagi, bahkan dia sudah pindah ketempat tidurnya.
*
Aku terbangun pukul 15.10 menit karena mendengar suara adzan dikumandangkan di Mushollah Asrama, Aku bersihkan tubuhku, lalu kuganti bakaianku semua, kemudian pergi shalat di Mushollah.
Setelah shalat Aku pulang ke kamarku karena hari ini hari libur, tidak ada kegiatan sore. Aku berniat baring-baring sore sambil membaca buku. Tapi tiba-tiba Aku dipanggil ke rumah salah satu pembina Putri katanya ada yang mau bertemu.
*
Sampai di rumah pembinah, Aku dipersilahkan masuk, dan yang membuatku terkejut, Aku melihat pria yang tadi pagi memberikan sapu tangan dan menggenggam tanganku. Aku spontan mundur dan berniat untuk keluar.
"Duduk sini dek'! Katanya tiba-tiba, karena mungkin melihat Aku ingin kabur.
Dengan malu-malu Aku duduk agak jauh dari pria tadi, dia duduk didekat jendela sedangkan Aku duduk di dekat pintu masuk ruang keluarga.
Kami duduk dalam diam, tidak ada yang berani memulai berbicara.
"Maaf Kak, Aku mau pamit dulu" ucapku karena merasa bosan dan aneh dengan pria tadi.
"Sabar dulu, Aku mau bicara serius" kata Ka Abuts, tiba-tiba menghentikan langkahku.
" Kakak mau bicara apa?" Tanyaku
"Kita kenalan ulang dulu, biar enak ngobrolnya" kata pria itu dengan mengulurkan tangannya,
"Tadi di ruang kelas sudah kenalankan Ka" jawabku, Tampa menyambut uluran tangannya.
Tiba-tiba pria itu berbicara
"Panggil Aku Kakak Abuts atau Risal, Aku ingin kita saling kenal lebih dari sekedar senior kamu Ayu"
"Maksud Kakak apa?" Tanyaku bingung
"Kata temanmu, kamu pelum punya pria spesial, makanya Aku ingin jadi pria spesial pertama dalam hidupmu" kata pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments