" Oh.. hai dad.. "
Sapa keduanya sambil tersenyum kaku.
" Apa telinga kalian sedang tidak berfungsi?? "
bentak Zayn pada kedua anaknya.
" Maaf dad " Ucap keduanya bersamaan
" Yasudah, jangan tidur terlalu malam. Besok kita jemput mami kalian, awas saja jika kalian terlambat bangun...!! "
" Baik, dad... "
Zayn segera pergi dari sana menuju kamarnya sendiri. Dia harus segera istirahat agar bisa menyiapkan diri untuk menjemput istrinya besok.
Zayn tidak lupa untuk mampir ke kamar queen sebelum pergi ke kamarnya, memastikan keadaan putri tercintanya.
Zayn membuka kamar queen perlahan. Tidak Disangka jika dia melihat pemandangan yang menarik baginya.
" Feli, kamu belum tidur ?? "
" Eh.. tuan Zayn.. Maaf saya akan pindah ke kamar tamu "
" Bukan.. bukan itu maksud saya. Tidurlah disini bersama dengan queen. Saya hanya memastikan keadaan queen saja. Kenapa kamu belum tidur, apa yang sedang kamu kerjakan ? " tanya Zayn berjalan mendekati Feli yang sedang duduk dibawah sambil sibuk menatap layar laptop miliknya. Disampingnya juga ada beberapa buku-buku yang terlihat berantakan.
Memang, kemarin Feli membawa semua perlengkapan dan persyaratan untuk memasuki universitas yang dia inginkan dengan mengambil jalur beasiswa, agar tidak terlambat mengetahui informasi. Pasalnya dia sudah lolos tes tahap pertama dan akan melanjutkan tes tahap selanjutnya.
" Saya... saya... " ucap Feli gugup sambil dia beranjak dari duduknya.
Zayn berjongkok dan mengambil selembar kertas yang dia yakini adalah surat pengajuan beasiswa di salah satu universitas yang ada di Paris.
" Oh.. jadi kamu sedang mengajukan beasiswa ke universitas ini. Saya bisa membantu kamu, Feli. Mengapa kamu tidak bilang.. ?? "
" Eh.. bukan begitu, tuan. Saya.. saya hanya tidak ingin membebani orang lain. Saya ingin berusaha dari diri sendiri. Saya mohon untuk tidak melakukan apapun lagi dan Saya juga sangat berterimakasih atas semua yang tuan lakukan untuk ibu saya selama ini. Semua itu sudah cukup tuan, biarkan saya memulai hidup saya dengan usaha saya sendiri. " jelas Feli
" Saya tidak mengerti dengan apa yang sedang kamu pikirkan, feli. Kamu tahu jika saya bisa memberikan beasiswa untukmu. Kamu tidak perlu bersusah payah mendapatkan beasiswa seperti ini " jawab Zayn
" Kamu tahu, Feli. Saya akan sangat senang jika mengeluarkan uang untuk membantu sesama dengan tujuan yang baik. " lanjutnya
Feli hanya menunduk. Bukan dia tidak mau menerima bantuan dari mantan majikan ibunya itu. Feli sangat tahu sekali jika tuannya itu sangatlah dermawan, tapi dia merasa jika dirinya masih sangat sanggup untuk berusaha, bukan seperti seseorang yang tidak berdaya dan hanya mengharapkan bantuan orang lain.
" Terimakasih atas niat baik tuan Zayn pada saya. Tapi, masih banyak orang yang lebih tidak berdaya dan lebih pantas menerima bantuan dari tuan zayn. Saya masih bisa berusaha sendiri, tuan. Anda sudah banyak membantu saya dalam mengurus masalah ibu. Itu sudah sangat cukup bagi saya mendapatkan bantuan, anda. Jadi saya mohon kali ini, biarlah saya berusaha sendiri untuk mencapai impian saya. " jelas Feli sambil tersenyum. Dia sangat yakin jika dia akan lolos dalam tes dan bisa mendapatkan beasiswa di Paris sesuai mimpinya yang akan menjadi seorang desainer.
Zayn hanya diam sambil mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Feli. Tidak lama Zayn terlihat mengangguk kecil. Dia melemparkan senyuman sambil berjalan mendekati Feli yang berdiri di depannya.
" Baiklah, jika itu yang kamu mau. Semoga kamu bisa lolos tesnya. Besok ikutlah kami menjemput bibi nadin. !! " ucap Zayn sambil menepuk bahu Feli
" Iyah tuan. Terimakasih " jawab Feli sambil menunduk
" Sudah lanjutkan saja, saya akan kembali kekamar. jangan tidur terlalu larut, fel !! "
" Iyah tuan.. "
Zayn berbalik dan berjalan keluar menuju kamarnya.
Feli menatap punggung tuannya itu dengan binar mata sendu. Dia seakan merasakan kehangatan kasih sayang dari seorang ayah yang selama ini tidak pernah dia rasakan. Sungguh sangat ironis hidupnya.
Sedari kecil feli sudah hidup bersama dengan bibinya. Dia bahkan belum pernah melihat sosok sang ayah sedari dulu. Yang dia tahu selama ini, hanya sang ayah yang meninggal karena mengalami kecelakaan waktu ibunya sedang hamil besar. Karena itulah ibunya kembali bekerja di keluarga ini.
Sungguh Feli yang malang. Jika dia mengingat kejadian masa lalu, selalu saja membuat dadanya sesak.
Tak terasa air mata Feli mengurai dengan sendirinya. Dia sungguh sangat bersyukur saat ini karena dengan bantuan keluarga besar tuannya itu, dia bisa hidup lebih baik sekarang.
Tiba-tiba Feli teringat sesuatu.
" Jika nanti bibi Nadin memaksa aku menikah dengan rafa. Apa mungkin Rafa bisa menerima keadaanku yang seperti ini. ?? " gumam Feli sendiri.
" Ah.. Sudahlaah.. Aku akan menolaknya dengan alasan ini. Semoga saja bibi Nadin bisa memahami dan menerima alasanku " lanjutnya lagi.
Dia segera melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat terhenti.
******
Keesokan harinya. Suasana di rumah Zayn begitu ramai. Mereka semua berjalan menuju pintu utama sambil saling melemparkan candaan, tapi hanya Feli yang hanya diam sambil terus mengeluarkan tawanya. Memang tidak bisa dipungkiri jika keluarga dari mantan majikan ibunya ini, sangatlah ramah dan juga menyenangkan .
Setelah sampai di halaman depan, Zayn segera duduk dikursi yang ada disana bersama dengan queen dan juga Feli. Sedangkan Rafa dan Alva berjalan menuju garasi untuk menyiapkan mobil yang akan mereka pakai.
Brummm Brummm Brummm
Dua mobil mewah berhenti di depan mereka. Terlihat Alva membawa mobil sport miliknya dan Rafa membawa mobil yang biasa digunakan untuk keluarganya bepergian.
Rafa melongokkan kepalanya sedikit keluar dari kaca mobil.
" Let's go every body !! " ucap Rafa sedikit teriak.
Zayn dan yang lain segera menghampiri mobil yang dinaiki oleh Rafa. Terlihat Rafa keluar dan menuju mobil yang dinaiki oleh Alva.
" Kenapa bukan kamu saja yang mengemudikannya, raf ?? "
" Ayolah, dad !! Masih ada sopir dibelakang. jika Daddy mau, aku bisa memanggilnya. " Tolak Rafa
" He he he Baiklah.. "
Zayn segera masuk ke dalam mobil dan duduk dikursi kemudi. Feli sambil menggandeng tangan queen berjalan menuju kursi penumpang dan ingin duduk di belakang, seketika Zayn menoleh.
" Feli, duduklah disamping saya. !! "
Feli menoleh kearah Zayn kemudian mengangguk.
." Baik, tuan .. "
Setelah Feli masuk kedalam mobil dengan memangku queen, Kemudian kedua mobil itu segera melaju meninggalkan rumah mewah milik Zayn dan menuju rumah sakit dimana Nadin di rawat.
Tidak lupa Zayn mampir ke sebuah toko bunga yang ada di dekat rumah sakit.
Terlihat senyum Zayn merekah membayangkan wajah cantik Nadin dimatanya.
' Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu, Nadin '
Zayn memang sangat mencintai Nadin. Bahkan setiap hari rasa cintanya semakin membesar saja, walau diusia yang sudah tidak muda lagi.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Citoz
aku suka ceritanya 😍... sampai aku kasih boomlike.. jangan lupa boomlike balik, komen dan vote karyaku yang baru UP yang berjudul "PACAR SETTINGAN PRESDIR" makasih ya 🙏
2020-05-13
0