Minggu pagi ini di kediaman rumah Zayn terlihat sangat ramai. Baru beberapa menit yang lalu, gadis cantik yang menginap beberapa hari di rumah tersebut telah kembali pulang ke kampung. Keluarga Zayn kembali masuk ke dalam setelah gadis cantik itu meninggalkan pekarangan rumah. Dan Sebentar lagi Rafa akan tiba setelah tadi sang sopir pribadi menjemputnya dari Bandara Heathrow.
Sudah hampir satu minggu lamanya, Rafa berlibur di paris bersama dengan sahabatnya James Blunt. Mereka berdua bersahabat sejak dari sekolah Senior high school. Keluarga mereka juga menjadi sangat dekat.
Terdengar suara deru mobil masuk ke dalam halaman rumah. Si gadis kecil yang sedang duduk santai di ruang tamu bersama dengan alva, segera berlari kedepan sambil berteriak.
"Mommy ... Daddy ... Afa tatang... A fa tatang ...," teriak queen dengan logat cadelnya.
"Sayang jangan berlari seperti itu!" pekik Alva yang mengikutinya dari belakangnya.
Selama liburan semester, Rafa menghabiskan waktunya untuk berlibur ke Paris. Dia akan melihat konser artis idolanya yang sedang manggung di sana. Sedangkan Alva, dia lebih memilih untuk di rumah saja sambil mengerjakan tugas yang masih belum terselesaikan.
"Hai sayang ...." Rafa segera menggendong gadis cantik yang baru saja menyambutnya. Lelaki itu melebarkan bibirnya.
"Hai Al ... sepertinya kau sudah belajar menjadi pengasuh yang baik ya, Selama aku pergi," sapa Rafa sambil berjalan menghampiri Alva. Alva tersenyum samar mendengar ejekan dari kakaknya.
"Kau tidak lupa membelikan pesanan ku, kan."
"Cih ...! Kau ini, bukannya menyambut kedatanganku tapi lebih peduli pada sepatu Si alan itu," ucap Rafa dengan berdecak kesal yang dibuat-buat.
Alva terkekeh.
"Ada di dalam mobil," lanjutnya. Alva segera menghampiri bagasi mobil yang terbuka, ia tidak sabar lagi ingin melihat barang-barang yang sedang pak Louis keluarkan dari dalam sana.
Rafa masuk ke dalam rumah dengan masih menggendong gadis kecil itu, dia melihat ke segala arah seakan mencari sesuatu.
"Mam ... Dad ...."
"Afa ulang," imbuh Queen.
"Sayang ... kenapa berteriak." Suara Nadin dari atas mengalihkan perhatian. Rafa melihat Nadin dan Zayn menuruni tangga, mereka terlihat begitu mesrah. Membuat Rafa malu sendiri ketika menatapnya.
"Mam." Rafa segera berjalan menghampiri Nadin dan memeluknya dengan erat, dia juga masih dengan menggendong queen.
"Rafa benar-benar merindukan pelukan ini."
"Hehehe" Nadin terkekeh kecil. Seketika pelukan mereka terlepas setelah Zayn menarik lengan Nadin.
"Kalian ini seperti sepasang kekasih saja," Zayn menggerutu tidak terima ketika menyaksikan anak dan istrinya saling berpelukan.
"Selalu saja," ucap Rafa lirih. Dia melihat jengah kearah zayn.
"Kamu pasti lelah, sini Queen biar Mami yang gendong," tutur Nadin.
"Tidak mau. Ueen tidak mau cama Mommy." Suara cadel Queen membuat siapapun yang mendengarnya menjadi gemas.
"Baiklah biar sama Daddy saja," sahut Zayn. Seketika Queen merentangkan tangannya agar Zayn segera menggendongnya. Rafa tertawa kecil melihat tingkah adik kecilnya itu.
"Kak ... kau membeli banyak sekali barang belanjaannya, awas saja jika aku tidak dibelikan juga." Alva dengan sedikit kesal membawa barang belanjaan Rafa pada kedua tangannya.
Nadin dan Zayn melihat Alva dengan membawa banyak sekali kantong belanjaan di tangannya. Setelah tadi pak Louis membawa masuk 2 koper milik Rafa.
"Bawa masuk saja dulu! Kau ini, pasti aku juga membelikan mu. Semuanya juga aku belikan. "
"Rafa, jangan terlalu boros sayang ... kamu belum bisa mencari uang sendiri, ingat itu," tutur Nadin.
"Iyes ... Mam." Rafa menundukkan kepalanya. Saat itulah, ia merasa kecil dan membuatnya mulai tergugah untuk berbisnis.
"Yasudah, naiklah ke atas dan istirahatlah! Nanti malam turunlah untuk makan!"
"Beres, Mom." Rafa mengangguk sambil tersenyum lebar.
"Ayo kita ke kamar, Al."
Rafa menghampiri Alva, dia meraih beberapa kantong belanjaan dari tangan Alva. Kemudian mereka segera menaiki tangga dan menuju kamar Rafa.
Nadin dan Zayn juga queen yang ada di gendongan Zayn sedang berjalan menuju ruang keluarga. Mereka berdua duduk di sana sambil menonton televisi.
"Mommy ... Ueen ingin itu."
"Hehehehe ... Iya, tunggu sebentar, Sayang." Queen ingin makan es krim seperti pada acara di televisi yang sedang mereka lihat.
"Sayang, apa kamu ingin ku buatkan kopi?"
"Hem ... Iya, boleh." Zayn mengangguk dan tersenyum lembut.
Nadin ikut tersenyum sambil mengangguk. Dia beranjak dari duduknya kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Sayang, pelan-pelan makan es krimnya." Queen mengalihkan pandangannya, menatap Nadin sejenak kemudian melanjutkan aktivitasnya.
Zayn tertawa kecil melihat mulut queen yang belepotan karena es krim. Dia mengalihkan pandangannya kearah Nadin, kemudian memeluknya erat .
"Sayang apa yang kau lakukan! Lihatlah di sini kita bersama dengan queen!" Nadin memukul pelan tangan yang melingkar di pinggangnya.
"Hanya memeluk saja tidak boleh. Jika di kamar nanti aku akan melakukan lebih dari memeluk." Sambil melepaskan pelukannya, Zayn menatap penuh arti pada Nadin. Wanita itu menggeleng.
"Kau ini, selalu itu saja yang ada dalam pikiranmu." Omelan Nadin malah membuat Zayn tertawa.
"Bagaimana lagi. setiap melihatmu, aku selalu teringat akan kejadian di mana kita bermain," bisik Zayn sambil mencium kilas pipi Nadin.
"Zayn!!" bentak Nadin sambil melotot dan mencubit perut Zayn. Saat ini dia merasa malu sekali. Zayn selalu saja berkata mesum padanya membuat dirinya malu sendiri oleh ucapan suaminya itu.
"Kenapa memangnya, bukannya kau yang paling menikmatinya." Zayn masih terus saja menggoda Nadin sambil tangannya memeluk pinggang Nadin. Sungguh saat ini Nadin sedang menahan malu. wajahnya memerah saking malunya.
"Kau benar-benar, di sini ada queen. Bagaimana jika dia mendengar."
"Oh astaga ... Mom ... dad ... kalian ini selalu saja bermesraan dimanapun. "
Nadin dan Zayn sontak terkejut melihat Rafa ada di belakang mereka sambil berkacak pinggang dengan tangannya membawa beberapa paper bag.
"Kau ini mengagetkan saja, ada apa? baru saja pulang sudah membuat keributan," ucap Zayn.
Nadin memukul pelan dada Zayn. Mau bagaimana lagi, Zayn memang tidak bisa jika tidak bermesraan dengan Nadin. Bahkan di usianya yang tidak muda lagi, hampir setiap malam Zayn menginginkannya, namun hal itu tidak mudah karena si kecil-Queen selalu saja bisa menggagalkan rencananya.
"Aku hanya ingin memberikan ini saja, untuk Mami, Daddy dan Queen, tapi malah aku yang diberikan pemandangan orang dewasa." Rafa meletakkan 3 paper bag di atas meja.
"Yasudah ... kalian lanjutkan saja, tapi jangan di sini! Di dalam kamar saja!" Setelah itu Rafa tertawa sambil berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Nadin melihat wajah Zayn. "Kau ini, tidak tau malu. Lihatlah!"
"Biarkan saja," ucap Zayn sambil mencium kilas bibir Nadin.
Nadin melototkan matanya.
"Sepertinya nanti malam aku akan tidur bersama dengan Queen saja." Nadin segera beranjak dari duduknya kemudian berjalan menaiki tangga.
"Sayang ...." Panggilan Zayn tidak dapat menghentikan langkah Nadin.
"Kenapa dia marah," gumam Zayn.
"Mommy," panggil Queen.
Zayn dan Queen sambil menatap. Zayn melihat ke arah Queen dengan mengernyitkan dahi. Dia bingung melihat Queen yang sedang memegang perutnya.
"Kamu kenapa sayang?" Zayn berdiri dan segera menghampiri Queen, kemudian dia berjongkok di depannya.
"Ueen buang air Dad. Eeeekgg ...."
Seketika Zayn tergelak.
Oohhh tidakkkk.....
"Sayaaaaanngg," teriak Zayn frustasi.
**Tbc**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Alriani Hespiapi
saya mampir thor
2022-09-23
0
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
pengen ketawa takut dosa
🤭🤭🤭
2021-12-30
1
Rabaniyasa
Aku mampir bawa jempol kak🤗🤗
Semangat terus..
*Salam dari I hate You Tuan Muda*
2020-06-17
1