'Sudah jatuh, tertimpa dua telur burung pula'
Mungkin seperti itulah pepatah yang cocok untuk Lizi. Akibat ulahnya sendiri, dia harus bertanggung jawab penuh dan menikahi korban, Farez Febian. Serta harus melaksanakan pernikahannya dalam kurun waktu satu minggu.
Tidak ada kesempatan baginya untuk memutar kemudi atau bahkan mundur. Sekarang, jalan satu-satunya hanya pasrah dan menikmati nasib yang harus menikahi seorang duda.
"Ada baju di kamar, pakai itu!" ucap Farez ketika Lizi dengan wajah cemberutnya masuk ke dalam.
Baju, baju apa! Aku paling butuh beha dan cangcut, tau gak sih?
Baru sekali menginap semalam di rumah Farez, Lizi nampaknya sudah paham seluk beluk ruangan yang ada di sana. Dia bahkan langsung naik ke atas, menuju kamar Farez untuk melihat baju apa yang sudah disiapkan pria itu.
Tiga paper bag besar berwarna coklat terlihat nangkring di atas ranjang. Lizi dengan sifat gila shopingnya pun, segera bergegas melihat isi di dalamnya. Dengan cepat ia membalik paper bag, menjatuhkan semua isinya ke atas ranjang.
Setidaknya ada sepuluh stel, mulai dari dres rajut, celana panjang dan pendek, kemeja, beberapa kaos, juga satu dres brokat putih yang tampak indah. Tidak lupa juga, beberapa stel underwear.
Dua underwear itu ditempelkan pada tubuhnya secara bergantian. Dia benar-benar tidak menyangka, ukurannya sangat pas, sesuai dengan yang biasa dia pakai.
Wah dari mbak mbak Victoria's Secret. Mahal nih!
Lizi melihat logo dari brand ternama dan mahal yang masih menggantung di dua underwear yang dia pegang.
Lumayan lah, setidaknya bisa ganti beha! Ngeri di katain jorok sama readers.
Tanpa banyak cang, cing, cong, dia masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa dua bekal underwear yang baru dibelikan calon suaminya. Seperti biasa, ritual shower pun, telah dimulai.
Seperti biasa, Lizi dengan kecemprengan yang membahana memulai tes vokal tanpa memperdulikan seseorang yang sudah menunggunya. Entah, lagu dari bangsal mana yang kali ini menjadi buruannya, Author pun tidak sanggup mendeskripsikan karena sibuk tutup telinga.
Tes vokal kita lewati saja. Kita kembali kebagian dimana gadis itu telah siap dengan underwear dan baju baru dari Farez.
Dress biru dengan style rambut yang diikat, memperlihatkan kaki putih mulus jenjangnya. Lizi masih sibuk menatap cermin memperbaiki lipstiknya. Tepat pada saat itu, Farez menerobos masuk ke dalam tanpa mengetuk.
Farez terbengong untuk beberapa saat, menatap wajah Lizi yang menoleh ke arahnya.
"Kenapa, Pak?" Untung udah selesai ganti baju. Lizi melihat Farez masih terbengong, berdiri di ambang pintu dengan mulut sedikit menganga.
Prok! Prok! Lizi dengan keras menepuk tangannya, membuat Farez langsung sadar dari lamunannya.
"A-ayo berangkat!"
Setelah berkemas, Farez berjalan keluar lebih dulu menuju mobil hitam yang dia parkir di luar. Sedangkan Lizi, ia perlu berjalan mengendap endap seperti pencuri cangcut di siang hari.
Farez hanya bisa menghela napas kasar, ketika melihat tingkah konyol calon istrinya yang berjalan mengendap endap masuk ke dalam mobilnya. Bahkan gadis itu menggunakan tas jinjing untuk menutupi wajahnya. Entah, apa yang mau dia tutupi dengan itu.
"Kita mau kesana naik apa, Pak?" tanya Lizi begitu ia masuk ke dalam mobil.
"Naik kuda!" jawabnya sedikit ketus. "Naik mobil lah, ngak sadar kamu sudah naik ke atas?"
"Ya elah, Pak. Gitu aja ngak perlu nyolot dong." Lizi mendengus kesal lalu memutar manik matanya malas.
Farez melajukan mobilnnya, pergi menyusuri kota Jakarta dan pergi ke arah timur. Namun kali ini tujuannya bukan mengambil kitab suci, melainkan melamar anak gadis orang. Benar, anak gadis gadis yang harus bertanggung jawab atas ceploknya telur Farez.
Setengah perjalanan mereka lewati, Lizi tiba-tiba teringat akan sesuatu hal yang penting setelah bangun dari tidur singkatnya.
"Loh, Pak. Memangnya Bapak tahu dimana rumah saya?"
"Kamu tanya pas kita udah setengah jalan. Apa gak telat?" Farez melirik, melihat Lizi mengusap usap matanya. "Kamu lupa pernah kasih foto copy KTP?"
Lizi mencoba mengingat, kapan kiranya dia pernah memberikan foto copy KTP lamanya. Lantaran KTP nya sekarang sudah beralamat di Jakarta, bukan di kampungnya. Sampai, ia teringat saat pertama kali memasuki indekos milik Farez.
"Aahh, begitu." Dia pun kembali menutup matanya dan tertidur dengan cepat.
Babang Farez OTW lamar anak orang 🤣🤣
Jangan lupa jempol dan kopinya 🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
alamat lebih hot dri diego..wkwkwkw
2024-02-12
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
mas duda tersepona sama kecantikan lizi 🤭
2024-01-08
2
Agus Riyanti
lanjuuuuttt,,cuss
2023-12-09
0