Edelweis berangsur membaik. Dia berusaha melepaskan beban pikiran yang kerap menghimpitnya.
Dia membantu ibunya menerima pesanan makanan sementara Amarilis dan Basil bersekolah juga beraktifitas di tengah eskul dan organisasi sekolah mereka.
"Kakak menganggur aku lebih fokus dengan kegiatan sekolahku." Amarilis mencomot sepotong bakwan sebelum berangkat ke sekolah.
"Kau keberatan membantu ibu?" ibu menyalakan kompor untuk mengukus nasi kuning untuk membuat tumpeng anniversary salah satu pelanggannya.
"Bukan begitu, bu...." Amarilis mencium pipi ibunya yang mulai mengendur.
"Aku mesti sekolah, kegiatan sekolah belum teman-temanku."
"Maafkan ibu membebanimu."
"Tidak bu, aku tidak terbebani hanya saja sulit mengatur waktunya. Mitha mengajakku ke toko buku. Dia minta ditemani membeli buku dan aku boleh membeli satu yang kusukai."
"Pergilah bersama Mitha." Edelweis membuka suaranya.
"Tapi ibu sama kakak bagaimana? Kakak memang sudah bisa menghias tumpeng?"
"Kau tau kakak tidak bisa menghias tapi kakak bisa bantu yang lain. Kau tidak usah khawatir. Pergilah dengan Mitha, kakak dan ibu bisa melakukan semua tanpa bantuanmu." Edelweis memeluk Amarilis. Mencium kening adiknya.
"Jangan selalu mengorbankan dirimu terus. Masa sekolah tidak lama. Kau akan merindukannya nanti. Kau juga jangan selalu memikirkan semua orang mengabaikan dirimu sendiri. Pergilah bersama Mitha." Edelweis memeluk adiknya dengan mesra.
Amarilis adalah seorang gadis yang cantik, sangat perhatian, hangat dan supel. Tidak seperti dirinya yang berwajah biasa dan tidak cantik seringkali canggung dan kikuk bergaul dengan orang lain kecuali yang benar-benar mengenalnya dengan sangat baik.
Seluruh keluarga menyayangi Amarilis begitupun dengan semua teman-temannya.
Di tengah kesibukannya bersekolah, eskul, organisasi dan bergaul dengan teman-temannya dia masih menyempatkan diri membantu ibu mereka bahkan seringkali mengorbankan waktu yang seharusnya dihabiskan dengan teman atau eskul atau organisasinya karena ibu mereka benar-benar membutuhkan bantuan dan tidak ada yang bisa membantu karena Edelweis bekerja sedangkan Basil tidak bisa membantu ibunya di tengah kesibukannya bersekolah, eskul dan bergaul. Basil, anak lelaki yang tidak bisa mengerjakan pekerjaan memasak dengan segala ***** bengeknya semacam itu kecuali membantu ibu mencuci piring yang kerap dia lakukan sepulang beraktifitas dan di sela-sela waktu luangnya. Menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat sekolah tetapi sisanya dia hampir tidak memiliki waktu bahkan untuk dirinya sendiri.
"Bagaimana perasaanmu?" ibu memindahkan adonan bakwan dalam bulatan-bulatan kecil ke dalam penggorengan.
"Aku sudah tidak apa-apa, bu."
"Apa rencanamu?"
"Membantu ibu. Tidak apa-apa, kan? Apalagi Amarilis dan Basil sekolah sebaiknya aku membantumu dan itu kan juga bekerja."
"Terserah. Yang penting hatimu tenang dan nyaman."
"Aku tidak ingin memikirkan hal yang hanya menambah beban pikiranku."
"Memang seharusnya begitu. Kalau kau ingin membantu ibu dan itu membuat keadaanmu semakin baik maka ibu sangat senang."
Edelweis memeluk ibunya dengan pandangan berterima kasih.
"Ibu adalah ibu yang terbaik di dunia."
Ibunya tertawa, "Bagaimana kalau aku mengomeli dan memarahimu?"
"Tentu saja berubah menjadi ibu terburuk di dunia."
"Kau mau enaknya saja."
"Aku hanya tidak tahan mendengar omelan dan marahmu tapi aku tahu semua untuk kebaikanku sendiri."
"Salah ibu!"
"Apa maksudmu, bu?"
"Terlalu mencintaimu sehingga mengkhawatirkanmu lebih dari yang lain. Ibu hanya ingin memastikan kau baik dan selalu baik-baik saja."
"Aku tahu, bu. Maafkan aku kalau sering melawan dan membantahmu."
"Kau menuruni sifat ayahmu. Keras kepala!"
"Bu, nanti sore selesai membantumu membuat pesanan makanan. Aku ingin jalan dengan Roy, bolehkah?"
"Jangan jauh-jauh atau mengobrollah di rumah."
"Dia jenuh dengan pekerjaannya dan ingin refreshing. Tidak jauh, bu. Cuma ke sate padang Ajo aja...Setelah itu, mengobrol di taman."
"Jangan pulang malam-malam."
"Sebelum jam sembilan."
"Ya sudah...."
Edelweis kembali mencium ibunya dengan mesra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments