Ternyata, "Aku (Bukan) Satu-satunya"

Ternyata, "Aku (Bukan) Satu-satunya"

Prolog

Hari ini merupakan hari terindah untuk Indah, gadis polos berusia sembilan belas tahun ini tiba-tiba berubah statusnya menjadi istri seorang pengusaha muda dari kota yang namanya Bima, Bima Narendra. Putra dari pemilik perusahaan makanan kemasan terbesar se-Asia.

"Kamu harus nurut lo nduk sama suami kamu, kemana-mana harus di temenin!" wanita paruh baya itu terlihat begitu menyayangi Indah.

"Iya buk, Indah akan selalu mengingat pesan ibuk!"

"Kamu juga harus bisa menyenangkan keluarga suami kamu, jangan sampai mereka kecewa atas apa yang kamu lakukan, kamu harus bisa menjaga kehormatan keluarga suami kamu!"

"Iya buk!"

Indah adalah gadis sebatang kara yang tinggal bersama keluarga sederhana di sebuah perkampungan kecil. Ibu angkatnya adalah pengasuhnya dulu waktu kecil sebelum peristiwa naas itu terjadi.

Beberapa hari lalu tiba-tiba Indah dan orang tua angkatnya kedatangan tamu dari kota, mereka mengaku sebagai sahabat dari orang tua kandung Indah. Nyonya Rose dan tuan Reno, mereka adalah orang tua dari Bima.

Mereka datang untuk melamar Indah sebagai menantu di rumahnya karena perjanjian masalalu dengan orang tua Indah.

Jelas Indah tidak bisa menolak dengan pesona Bima, pria tampan yang penuh dengan karisma. Walaupun mereka baru pertama kali bertemu, Indah langsung jatuh cinta pada sosok Bima. Pria yang ramah dan hangat.

Sore ini akhirnya ijab Qabul terlaksana juga, meskipun acaranya begitu sederhana tapi cukup hikmat. Acara pernikahan itu hanya di hadiri keluarga inti dari Bima dan beberapa kerabat dari orang tua angkat Indah.

"Setelah ini, saya titipkan Indah pada tuan dan nyonya. Saya harap tuan dan nyonya bisa menjadikan Indah seperti putri kalian sendiri!?" ucap mbok yang merawat Indah sedari kecil.

"Pasti mbok, kami akan memperlakukan Indah dengan sangat baik!"

"Terimakasih atas kebaikan hati tuan dan nyonya!"

"Kalau begitu kami pamit dulu karena papanya Bima akan menghadiri acara lain, kami tinggalkan Bima di sini, biar mereka menyusul besok!"

"Iya nyonya!"

Setelah acara selesai, keluarga Bima langsung kembali ke kota karena masih ada pekerjaan yang harus segera mereka kerjakan. Nyonya Rose juga akan mempersiapkan penyambutan atas kepulangan Bima bersama istrinya.

...***...

Indah tampak memegangi dadanya sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri, kali ini kamar itu tidak hanya akan di huni dirinya sendiri. Ada suaminya juga.

Ahhh suami....

Rasanya panggilan itu masih begitu asing di telinganya.

"Aku ketuk dulu nggak ya?" tampak Indah ragu untuk membuka pintu kamarnya sendiri. Tapi saat tangannya memegang handle pintu, pintu langsung terbuka.

Tidak di kunci ...

Dari selah pintu dan dinding, ia bisa melihat pria yang sudah resmi berstatus sebagai suaminya itu tengah duduk di tepi tempat tidur dan memainkan ponselnya.

"Mas, aku boleh masuk nggak?" mendengar pertanyaan Indah, pria itu segera meletakkan ponselnya dan tersenyum.

"Masuklah!"

Indah pun dengan kebaya yang masih menempel di tubuhnya itu segera masuk, suasana begitu canggung.

"Duduklah!" Bima menepuk tempat kosong di sampingnya. Indah pun tersenyum dan ikut duduk di tempat yang di tepuk oleh Bima.

Bima kembali mengambil ponselnya dan melakukan hal seperti tadi tidak mempedulikan keberadaan Indah di sampingnya. Hal itu membuat Indah tidak enak hati,

"Mas_!"

"Hmmm?"

Bima menolehkan kepalanya menatap Indah.

Ahhhh tatapannya, jantungku rasanya sudah mulai nggak aman ...

"Ada apa?"

Pertanyaan Bima menyadarkan Indah, ia segera mengalihkan pikirannya.

"Tidak pa pa! Apa mas Bima tidak ingin bertanya sesuatu padaku?"

"Sesuatu?"

"Iya, misalnya apa aku menyukai mas Bima, atau_!"

"Aku sudah tahu jawabannya!"

Hehhhh ....

Indah hanya bisa menghela nafas dalam hati,

Kenapa mas Bima begitu dingin? Apa ada yang salah sama aku?

"Biar aku bantu bukain ya sanggulnya?" Bima sepertinya begitu tahu kalau ia sekarang sedang merasa berat dengan sanggul di kepalanya. Indah langsung tersenyum dan mengangukkan kepalanya.

Ternyata tadi hanya prasangkaku saja ....

Tangan Bima pun langsung lihai melepas satu per satu pernah pernik yang ada di atas kepala Indah.

"Kamu tidak keberatan kan kalau besok kita langsung pulang ke kota?" tanya Bima di sela-sela melepas sanggul yang ada di kepala Indah.

Kemudian Bima melanjutkan kembali ucapannya,

"Soalnya aku banyak sekali pekerjaan, apalagi saat ini sedang ada proyek baru, kamu nggak keberatan kan?"

Indah pun menggelengkan kepalanya,

"Enggak kok mas, Indah akan ikut kemanapun mas Bima pergi. Itu sudah menjadi kewajiban Indah!"

"Baguslah!"

Indah baru saja lulus dari sekolah menengah. Ia rela mengubur cita-citanya untuk kuliah karena pernikahannya ini. Baginya mengikuti kemanapun suaminya pergi adalah ibadah yang memang harus ia lakukan.

"Kamu baik sekali!" puji Bima, "Sudah!"

Indah pun segera membalik tubuhnya, menatap suaminya.

Kini semua pernak pernik yang ada di kepala Indah sudah terlepas, tinggal rambut Indah yang tergerai sebahu, walaupun tampak mengembang karena ada Hairsprey. tapi Indah tampak begitu cantik dengan rambut lurusnya.

Dia ternyata cantik juga, kenapa aku baru sadar sekarang!??

Bima terus memperhatikan wajah Indah membuat Indah salah tingkah di buatnya.

Jantung Indah semakin bertalu-talu saat di tatap begitu lembut oleh suaminya. Perlahan wajah mereka semakin dekat hingga Indah bisa merasakan hembusan nafas Bima yang menyapu bulu-bulu halus di wajahnya. Bibirnya hanya berjarak beberapa inci saja dari bibirnya.

Tiba-tiba Bima kembali menjauhkan tubuhnya, "Aku ingin mandi, lengket banget butuhku!"

"Ahh iya!"

Indah segera berdiri dan mengambil koper Bima yang ia bawa dari kota.

"Ini mas handuknya!" Indah memberikan handuk untuk Bima.

"Dimana kamar mandinya?"

"Biar Indah antar mas, tadi Indah sudah siapkan air hangat buat mas, kalau malam-malam di sini airnya sangat dingin!"

Bima pun mengikuti langkah Indah,

"Kecil kamar mandinya, semoga mas nyaman!"

Indah membukakan pintu kamar mandi yang hanya berukuran dua kali dua meter itu.

"Indah tinggal nggak pa pa kan mas?"

"Nggak pa pa!"

Bima pun segera masuk ke dalam kamar mandi dan Indah segera meninggalkannya.

Sebenarnya di kamar Indah sudah ada kamar mandi tapi yang ada air hangatnya kamar mandi diluar, karena kalau bawa air hangat ke kamar kejauhan.

Indah pun mandi, ia juga merasa tubuhnya begitu lengket. Sudah menjadi kebiasaanya tidak pernah membawa baju ke kamar mandi karena memang ini kamar pribadinya, tapi sepertinya dia lupa kalau sekarang ada suaminya.

Indah keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit tubuhnya.

Tubuhnya sampai terlonjak saat melihat orang lain di kamarnya, dnwagn cepat Indah menahan kaitan handuknya agar tidak terlepas.

"Mas Bima!?"

Kenapa dia seksi sekali ..., mata Bima benar-benar tidak bisa beralih menatap tubuh mulus Indah. Ia seorang pria normal yang pasti akan tergoda melihat yang begitu indah di depannya. Tubuh Indah begitu seksi dengan kulit yang bersih.

Bima berjalan mendekati Indah, ia menarik tubuh ke dalam pelukannya.

"Mas!?" suara yang Indah keluarkan malah membuat jiwa lelaki Bima semakin terpancing.

Bibir Bima tiba-tiba menempel pada bibirnya.

Ini ciuman pertamaku ....

Walaupun begitu Indah begitu penasaran dengan hangatnya bibir pria yang tengah menguasai bibirnya itu.

Setelah puas bermain dengan bibir Indah, Bima pun beralih ke leher jenjang Indah, bibirnya mulai menyusup di tengkuk Indah hingga Indah tidak mampu lagi mengendalikan tubuhnya, kakinya terasa lemah tak bertulang hingga tanpa sadar Bima sudah menggiring tubuhnya ke tempat tidur, Bima menindih tubuh seksi indah dan bibirnya terus saja bermain di tengkuk Indah.

Tangan Indah masih berusaha mempertahankan handuknya agar tidak terlepas.

Indah hanya bisa memejamkan mata, tapi tiba-tiba Bima menghentikan kegiatannya.

Ia mengamati wajah polos Indah, walaupun gadis kampung Indah memiliki kulit yang putih bersih, cantik dan juga bodinya seksi.

Indah yang merasakan sentuhan pria itu berhenti, segera membuka matanya.

"Kenapa menatap Indah seperti gitu? Apa ada yang salah?"

Bima segera menggelengkan kepalanya, ia turun dari tubuh Indah,

"Tidak!"

Ia segera duduk di tepi tempat tidur. Indah yang sedikit kecewa karena ternyata apa yang di lakukan Bima tidak berlanjut, ia pun ikut duduk di samping suaminya.

"Kenapa mas?"

"Tidak pa pa, aku hanya sedikit kurang enak badan aja. Pakailah bajumu!"

Ini adalah karya baruku, semoga di pembukaan kali ini cukup menarik perhatian pembaca ya, konfliknya akan sedikit berat. Dari judulnya pasti sudah bisa menebak bagaimana jalan ceritanya nanti. Semoga menghibur

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

IG @ tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

apa Bima sdh punya istri???

2024-11-08

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

pasti ada sesuatu ...
kalo baca sinopsis nya ... mngkn Bima tiba2 inget sama istri pertama nya ... jadi dia gak jadi "jebol gawang" ... biarpun keknya udah di ubun2 ituuuh ...😅😅

2023-08-07

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

aku hafir lagi di karyamu mak triii

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ciuman pertama
3 Mendambakannya
4 Kehidupan baru di mulai
5 Aroma yang berbeda
6 Melakukan Perubahan
7 Salah sasaran
8 Mengkhawatirkan Indah
9 Rumah baru
10 Si menyebalkan
11 Ternyata dia chef
12 Aku hanya sepupu?
13 Istri Siri Bima
14 Salah Minum
15 Aku mencintaimu Mas!
16 Pulang pagi
17 Hari patah hati seantero kampus
18 Pacar kontrak
19 Kegalauan Indah
20 Bukan parfum yang sama
21 Gambeknya Indah
22 Apa kamu mencintainya?
23 Ke pantai
24 Mencoba untuk bersikap baik
25 Rencana nyonya Rose
26 Perasaan Dava
27 Curhatan Bima
28 Rena yang sakit
29 Perkelahian
30 Indah mencari tahu
31 Mengetahui kebenaran
32 Menenangkan diri
33 Kecemasan Bima
34 Rencana Indah
35 Merasa muak
36 Menghindar dulu
37 Tidur terpisah
38 Serangan Balik
39 Jangan meremehkan ku!
40 Ke rumah besar
41 Pernah sedekat itu
42 Konspirasi macam apa?
43 Meretas data
44 Isi flashdisk
45 Tuan Hadi Wijaya
46 Kekesalan Bima
47 Berangkat ke kampung
48 Cerita si mbok
49 Menjadi abu-abu
50 Rasanya begitu berat
51 Rena sakit
52 Kebimbangan Bima
53 Tetap sesakit ini
54 Aku tidak sekuat itu
55 Pencarian Indah
56 Selir yang terabaikan
57 Menemui pengacara
58 Kemarahan Indah
59 Biarkan aku saja yang pergi!
60 Biar aku saja yang pergi!
61 Bertemu dengan Renata
62 Rencana Renata
63 Keseriusan Dava
64 Dia berbeda
65 Sidang pertama
66 Pembicaraan kami
67 Undangan Meeting
68 Jalannya meeting
69 Memilih pergi
70 Siapa mereka?
71 Undangan acara amal
72 Kepindahan Indah
73 Dava yang sunyi
74 Jebakan nyonya Rose
75 Renata di muka dua
76 Kelakuan nyonya Rose
77 Dia kasihan
78 Kesempatan lagi
79 Dia salah faham
80 Memilih pergi
81 Dia hamil
82 Pastikan kamu baik-baik saja
83 Kamu harus bangkit
84 Kepulangan Renata
85 Mereka benar-benar akan bercerai
86 Pengambilan Rumah Besar
87 Milikmu semua
88 Perubahan nasib
89 Kehidupan masing-masing
90 Kehidupan Bima
91 Menemukan jalan
92 Keputusan Renata
93 Lebih baik menikmatinya
94 Dia benar nyonya Rose
95 Kenyataan tentang nyonya Rose
96 Pengorbanan Bima
97 Egoisnya Renata
98 Membeli perlengkapan bayi
99 Ingin bersenang-senang
100 Kemarahan Bima
101 Indah menghubungi?
102 Masuk rumah sakit
103 Menjadi seorang ayah
104 Wanita paling tega
105 Kejamnya Renata
106 Benar-benar memilih pergi
107 Tante Girang
108 Lebih baik menghindar
109 Tidak tega
110 Bima mulai bangkit
111 Setelah 5 tahun
112 Pertemuan kembali
113 Di lamar anak kecil
114 Menikahi bidadari ayah
115 Bagaimana dengan Renata?
116 Renata (1)
117 Renata 2
118 Renata 3
119 Renata 4
120 Pertemuan Kembali (1)
121 Pertemuan Kembali (2)
122 Harus move on
123 Tentang Bima
124 Semua sudah berlalu
125 Akhirnya End
126 Bonus chapter 1
127 pengumuman
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Prolog
2
Ciuman pertama
3
Mendambakannya
4
Kehidupan baru di mulai
5
Aroma yang berbeda
6
Melakukan Perubahan
7
Salah sasaran
8
Mengkhawatirkan Indah
9
Rumah baru
10
Si menyebalkan
11
Ternyata dia chef
12
Aku hanya sepupu?
13
Istri Siri Bima
14
Salah Minum
15
Aku mencintaimu Mas!
16
Pulang pagi
17
Hari patah hati seantero kampus
18
Pacar kontrak
19
Kegalauan Indah
20
Bukan parfum yang sama
21
Gambeknya Indah
22
Apa kamu mencintainya?
23
Ke pantai
24
Mencoba untuk bersikap baik
25
Rencana nyonya Rose
26
Perasaan Dava
27
Curhatan Bima
28
Rena yang sakit
29
Perkelahian
30
Indah mencari tahu
31
Mengetahui kebenaran
32
Menenangkan diri
33
Kecemasan Bima
34
Rencana Indah
35
Merasa muak
36
Menghindar dulu
37
Tidur terpisah
38
Serangan Balik
39
Jangan meremehkan ku!
40
Ke rumah besar
41
Pernah sedekat itu
42
Konspirasi macam apa?
43
Meretas data
44
Isi flashdisk
45
Tuan Hadi Wijaya
46
Kekesalan Bima
47
Berangkat ke kampung
48
Cerita si mbok
49
Menjadi abu-abu
50
Rasanya begitu berat
51
Rena sakit
52
Kebimbangan Bima
53
Tetap sesakit ini
54
Aku tidak sekuat itu
55
Pencarian Indah
56
Selir yang terabaikan
57
Menemui pengacara
58
Kemarahan Indah
59
Biarkan aku saja yang pergi!
60
Biar aku saja yang pergi!
61
Bertemu dengan Renata
62
Rencana Renata
63
Keseriusan Dava
64
Dia berbeda
65
Sidang pertama
66
Pembicaraan kami
67
Undangan Meeting
68
Jalannya meeting
69
Memilih pergi
70
Siapa mereka?
71
Undangan acara amal
72
Kepindahan Indah
73
Dava yang sunyi
74
Jebakan nyonya Rose
75
Renata di muka dua
76
Kelakuan nyonya Rose
77
Dia kasihan
78
Kesempatan lagi
79
Dia salah faham
80
Memilih pergi
81
Dia hamil
82
Pastikan kamu baik-baik saja
83
Kamu harus bangkit
84
Kepulangan Renata
85
Mereka benar-benar akan bercerai
86
Pengambilan Rumah Besar
87
Milikmu semua
88
Perubahan nasib
89
Kehidupan masing-masing
90
Kehidupan Bima
91
Menemukan jalan
92
Keputusan Renata
93
Lebih baik menikmatinya
94
Dia benar nyonya Rose
95
Kenyataan tentang nyonya Rose
96
Pengorbanan Bima
97
Egoisnya Renata
98
Membeli perlengkapan bayi
99
Ingin bersenang-senang
100
Kemarahan Bima
101
Indah menghubungi?
102
Masuk rumah sakit
103
Menjadi seorang ayah
104
Wanita paling tega
105
Kejamnya Renata
106
Benar-benar memilih pergi
107
Tante Girang
108
Lebih baik menghindar
109
Tidak tega
110
Bima mulai bangkit
111
Setelah 5 tahun
112
Pertemuan kembali
113
Di lamar anak kecil
114
Menikahi bidadari ayah
115
Bagaimana dengan Renata?
116
Renata (1)
117
Renata 2
118
Renata 3
119
Renata 4
120
Pertemuan Kembali (1)
121
Pertemuan Kembali (2)
122
Harus move on
123
Tentang Bima
124
Semua sudah berlalu
125
Akhirnya End
126
Bonus chapter 1
127
pengumuman
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!