Istri Siri Bima

Bima sedang berkutat dengan layar datarnya. Ia bahkan tidak tahu waktu hanya untuk mengerjakan tugasnya kantornya. Beberapa hari ini kemenag ia sedang sibuk dengan proyek barunya. Ia bahkan tidak punya waktu untuk memanjakan dirinya.

"Sayang, aku bawakan kopi buat kamu!"

Bima mendongakkan kepalanya, ia menatap wanita cantik dengan secangkir kopi di tangannya. Bima tersenyum dan melambaikan tangannya, wanita itu meletakkan kopinya di atas meja dan berjalan menghampiri Bima, ia duduk di atas pangkuan Bima, mengalungkan tangannya di leher pria itu.

"Sudah aku bilang kan kalau di kantor jangan panggil aku seperti itu, bagaimana kalau ada yang mendengar!?"

"Maaf! Tapi aku sungguh merindukanmu! Setelah menikah dengan gadis kecil itu kamu jadi tidak punya waktu untuk aku, aku istri sah kamu juga!" wanita itu terus menciumi wajah Bima dan sengaja menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk menggoda Bima.

Ia tahu Bima akan luluh dengan godaannya terbukti ada yang mengeras di bawah sana.

"Maaf ya, tapi aku benar-benar banyak pekerjaan!" Walaupun begitu, Bima berusaha menahan godaan.

"Aku tahu!"

"Duduklah di sana dan temani aku sampai aku bisa menyelesaikan pekerjaan ini! Jangan ganggu dulu ya!"

"Baiklah!" walaupun dengan terpaksa, wanita itu pun berdiri dari duduknya dan berpindah ke kursi yang ada di depan meja Bima.

Rena dia adalah sekretaris pribadi sekaligus istri siri Bima. Ia menikah dengan Rena jauh sebelum menikah dengan Indah. Orang tua Bima tidak menyetujui hubungan mereka karena Bima sudah akan di jodohkan dengan Indah saat Indah lulus SMA.

Mereka sengaja menikah siri karena memang harus menyembunyikan status mereka untuk sementara waktu. Sampai semua rencana nya tercapai.

"Memang istri kecilmu tidak akan nyariin kalau kamu terus pulang malam?"

Pertanyaan Rena kembali membuatnya mengalihkan perhatiannya pada Rena.

"Jangan bahas dia, kamu tahu sendiri kan apa alasanku menikah dengan dia!"

"Tapi kamu beneran kan tidak pernah menyentuhnya, sekalipun?"

Bima terdiam, dia seorang pria. Jiwa lelakinya kerap meronta setiap kali melihat bodi Indah yang menurutnya begitu seksi.

Rena segera berdiri, "Jadi kamu bohong sama aku?"

"Sudah lah jangan bahas ini!"

"Aku butuh kejelasan!"

"Semua sudah jelas Rena, aku mencintai kamu, itu sudah cukup kan buat kita!"

Hehhhh ....

Rena tampak pasrah, ia sebenarnya tidak ingin berbagi suami tapi ia juga tidak mungkin melepaskan Bima. Pria yang sudah sangat ia cintai bahkan semenjak mereka duduk di bangku SMA.

"Apa Bram tahu hubungan kalian?"

"Sepertinya tidak!"

Bram, Rena dan Bima. Mereka satu sama, Bram juga tahu hubungan Rena dengan Bima. Hanya Bram, bahkan papa dan mama bima tidak tahu tentang hubungan mereka.

"Malam ini tidur di rumah kan?"

"Aku usahain!"

"Aku kangen!" ucap Rena manja membuat Bima tersenyum. Ia begitu menyukai Rena yang manja padanya.

"Baiklah!"

Akhirnya Bima menyelesaikan pekerjaannya. Bima dan Rena keluar bersama-sama.

"Pakek mobilku aja!"

"Baiklah!"

Mereka pulang dengan satu mobil milik Rena, bahkan Bima sudah membelikan rumah untuk Rena di kawasan yang cukup elit.

Rena segera memeluk tubuh Bima setelah sampai di dalam rumah,

"Aku benar-benar merindukanmu!"

"Aku juga!"

Bima membalik tubuhnya dan mulai menjelajahi bibir dan leher Rena dengan bibirnya.

Semejak menikah dengan Indah, waktu mereka jadi tidak sebanyak dulu. Mereka bahkan harus melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.

Bima kini sudah mengungkung tubuh Rena di atas sofa dengan kancing kemeja Rena yang sudah terbuka sempurna.

Kring kring kring

Hingga ponsel Bima berdering membuatnya menghentikan aktifitas nya.

"Siapa sih yang ganggu!?" ia benar-benar kesal dan beranjak dari tubuh Rena.

"Siapa sayang?"

"Dio!"

"Mungkin penting sayang, angkat aja nggak pa pa!"

Bima pun segera duduk dan menerima telpon dari Dio.

"Ada apa?"

"Maaf tuan, saya baru saja dari apartemen, ternyata nona Indah belum pulang?"

"Apa dia mengatakan akan kemana dulu setelah kuliah?"

"Tidak tuan, berdasarkan jadwal yang saya miliki. Kelas nona indah berakhir sejak siang tadi!"

"Baiklah, jemput saya di rumah Rena!"

"Baik tuan!"

Bima menutup kembali sambungan telponnya. Ia merapikan kembali kemejanya yang sudah berantakan,

"Sayang, aku pulang dulu ya. Indah belum pulang!"

"Tapi sayang...!"

"Kita lanjut besok ya, tidak pa pa kan? Dia masih baru di sini, aku takut dia kesasar!"

"Lalu apa gunanya GPS yang kamu pasang!"

"Bagaimanapun dia tidak boleh kenapa-kenapa, aku pergi!"

Bima tidak mempedulikan rengekan Rena. Jika sampai terjadi sesuatu dengan Indah makan ia akan kehilangan semuanya.

Selang beberapa menit, Dio datang dengan mobilnya.

"Silahkan tuan!"

Setelah bima masuk, Dio pun kembali melanjutkan mobilnya.

Bima beberapa kali menghubungi Indah, tapi dia tidak menjawabnya.

"Cari tahu di mana dia!?"

"Baik tuan!"

Sambil mengemudikan mobilnya, Dio menghubungi orang-orang kepercayaan nya untuk mencari keberadaan Indah dengan melacak GPS yang di pakai oleh Indah.

"Sepertinya nona Indah sedang berada di sebuah hotel yang ada di pusat kota!"

"Hotel?"

"Iya tuan!"

"Kita ke sana!"

"Baik!"

Bima pun menuju ke tempat di mana Indah berada.

"Di sana sepertinya sedang di adakan acara reoni, tuan!"

"Tapi Indah bukan berasa dari SMA di sini, kenapa dia ikut reoni?"

"Sepertinya ada yang mengajak, akhir-akhir ini nona Indah mempunyai teman yang terdaftar dalam alumni SMA xxxx!"

"Baiklah, kita pantai dari jauh!"

"Baik tuan!"

Mereka pun menunju ke sebuah ruangan yang langsung menghadap ke aula tempat diadakannya reoni.

"Itu nona Indah, tuan!"

Kenapa dia cantik sekali memakai gaun seperti itu ..., apa dia tidak sadar pria-pria itu tengah memperhatikannya?

"Aku harus ke sana!?"

"Tunggu tuan!"

"Ada apa?"

"Di sana juga ada tuan muda Dava, putra saingan bisnis tuan besar. Saya khawatir jika tuan muda Dava mengetahui hubungan tuan dengan nona Indah, dia akan memanfaatkan hal itu sebagai senjata untuk menjatuhkan perusahaan! Apalagi mereka tahu semuanya!"

Syyyytttt ....

Bima hanya bisa mengumpat kesal, ia tidak suka melihat bagaimana pria-pria itu menatap Indah dengan balutan gaun yang seperti itu.

"Kita pulang saja, tunggu Indah di apartemen!"

"Baik tuan!"

Akhirnya Bima memutusakan untuk pulang dari pada menunggu indah membuatnya semakin kesal. Ia juga tidak berniat kembali ke rumah Rena untuk melanjutkan kesenangannya. Moodnya sudah hancur saat membayangkan pria-pria muda itu menggoda Indah.

Sesampai di apartemen ia segera masuk ke kamar mandi dan menguyur tubuhnya dengan air dingin tanpa melepas pakaiannya. Hatinya seperti sedang terbakar saat ini.

"Bisa-bisanya dia pergi tanpa berpamitan denganku!" gerutu Bima.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

IG @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

Bima jangan menyalahkan Indah dan tau kan klo Indah sdh hdp di kota bsr dan apa maksud nya dng kehilangan bsr

2022-12-24

0

Ika Purbaningsih

Ika Purbaningsih

ayo indah, bikin manusia egois itu bucin SM qm, biar tau rasanya sakit hati,,

2022-08-12

1

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

laki" egois ya kamu bima kamu bisa seneng" sama wanitamu
gliran indah yg cuma kepesta aja kamu marah.. gmn nnti klo tau kamu udah nikah
q brharan indah jd kuat dan tak terkalahkan klo cuma dimanfaatin bima buat dptin harta warisan nya

2022-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ciuman pertama
3 Mendambakannya
4 Kehidupan baru di mulai
5 Aroma yang berbeda
6 Melakukan Perubahan
7 Salah sasaran
8 Mengkhawatirkan Indah
9 Rumah baru
10 Si menyebalkan
11 Ternyata dia chef
12 Aku hanya sepupu?
13 Istri Siri Bima
14 Salah Minum
15 Aku mencintaimu Mas!
16 Pulang pagi
17 Hari patah hati seantero kampus
18 Pacar kontrak
19 Kegalauan Indah
20 Bukan parfum yang sama
21 Gambeknya Indah
22 Apa kamu mencintainya?
23 Ke pantai
24 Mencoba untuk bersikap baik
25 Rencana nyonya Rose
26 Perasaan Dava
27 Curhatan Bima
28 Rena yang sakit
29 Perkelahian
30 Indah mencari tahu
31 Mengetahui kebenaran
32 Menenangkan diri
33 Kecemasan Bima
34 Rencana Indah
35 Merasa muak
36 Menghindar dulu
37 Tidur terpisah
38 Serangan Balik
39 Jangan meremehkan ku!
40 Ke rumah besar
41 Pernah sedekat itu
42 Konspirasi macam apa?
43 Meretas data
44 Isi flashdisk
45 Tuan Hadi Wijaya
46 Kekesalan Bima
47 Berangkat ke kampung
48 Cerita si mbok
49 Menjadi abu-abu
50 Rasanya begitu berat
51 Rena sakit
52 Kebimbangan Bima
53 Tetap sesakit ini
54 Aku tidak sekuat itu
55 Pencarian Indah
56 Selir yang terabaikan
57 Menemui pengacara
58 Kemarahan Indah
59 Biarkan aku saja yang pergi!
60 Biar aku saja yang pergi!
61 Bertemu dengan Renata
62 Rencana Renata
63 Keseriusan Dava
64 Dia berbeda
65 Sidang pertama
66 Pembicaraan kami
67 Undangan Meeting
68 Jalannya meeting
69 Memilih pergi
70 Siapa mereka?
71 Undangan acara amal
72 Kepindahan Indah
73 Dava yang sunyi
74 Jebakan nyonya Rose
75 Renata di muka dua
76 Kelakuan nyonya Rose
77 Dia kasihan
78 Kesempatan lagi
79 Dia salah faham
80 Memilih pergi
81 Dia hamil
82 Pastikan kamu baik-baik saja
83 Kamu harus bangkit
84 Kepulangan Renata
85 Mereka benar-benar akan bercerai
86 Pengambilan Rumah Besar
87 Milikmu semua
88 Perubahan nasib
89 Kehidupan masing-masing
90 Kehidupan Bima
91 Menemukan jalan
92 Keputusan Renata
93 Lebih baik menikmatinya
94 Dia benar nyonya Rose
95 Kenyataan tentang nyonya Rose
96 Pengorbanan Bima
97 Egoisnya Renata
98 Membeli perlengkapan bayi
99 Ingin bersenang-senang
100 Kemarahan Bima
101 Indah menghubungi?
102 Masuk rumah sakit
103 Menjadi seorang ayah
104 Wanita paling tega
105 Kejamnya Renata
106 Benar-benar memilih pergi
107 Tante Girang
108 Lebih baik menghindar
109 Tidak tega
110 Bima mulai bangkit
111 Setelah 5 tahun
112 Pertemuan kembali
113 Di lamar anak kecil
114 Menikahi bidadari ayah
115 Bagaimana dengan Renata?
116 Renata (1)
117 Renata 2
118 Renata 3
119 Renata 4
120 Pertemuan Kembali (1)
121 Pertemuan Kembali (2)
122 Harus move on
123 Tentang Bima
124 Semua sudah berlalu
125 Akhirnya End
126 Bonus chapter 1
127 pengumuman
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Prolog
2
Ciuman pertama
3
Mendambakannya
4
Kehidupan baru di mulai
5
Aroma yang berbeda
6
Melakukan Perubahan
7
Salah sasaran
8
Mengkhawatirkan Indah
9
Rumah baru
10
Si menyebalkan
11
Ternyata dia chef
12
Aku hanya sepupu?
13
Istri Siri Bima
14
Salah Minum
15
Aku mencintaimu Mas!
16
Pulang pagi
17
Hari patah hati seantero kampus
18
Pacar kontrak
19
Kegalauan Indah
20
Bukan parfum yang sama
21
Gambeknya Indah
22
Apa kamu mencintainya?
23
Ke pantai
24
Mencoba untuk bersikap baik
25
Rencana nyonya Rose
26
Perasaan Dava
27
Curhatan Bima
28
Rena yang sakit
29
Perkelahian
30
Indah mencari tahu
31
Mengetahui kebenaran
32
Menenangkan diri
33
Kecemasan Bima
34
Rencana Indah
35
Merasa muak
36
Menghindar dulu
37
Tidur terpisah
38
Serangan Balik
39
Jangan meremehkan ku!
40
Ke rumah besar
41
Pernah sedekat itu
42
Konspirasi macam apa?
43
Meretas data
44
Isi flashdisk
45
Tuan Hadi Wijaya
46
Kekesalan Bima
47
Berangkat ke kampung
48
Cerita si mbok
49
Menjadi abu-abu
50
Rasanya begitu berat
51
Rena sakit
52
Kebimbangan Bima
53
Tetap sesakit ini
54
Aku tidak sekuat itu
55
Pencarian Indah
56
Selir yang terabaikan
57
Menemui pengacara
58
Kemarahan Indah
59
Biarkan aku saja yang pergi!
60
Biar aku saja yang pergi!
61
Bertemu dengan Renata
62
Rencana Renata
63
Keseriusan Dava
64
Dia berbeda
65
Sidang pertama
66
Pembicaraan kami
67
Undangan Meeting
68
Jalannya meeting
69
Memilih pergi
70
Siapa mereka?
71
Undangan acara amal
72
Kepindahan Indah
73
Dava yang sunyi
74
Jebakan nyonya Rose
75
Renata di muka dua
76
Kelakuan nyonya Rose
77
Dia kasihan
78
Kesempatan lagi
79
Dia salah faham
80
Memilih pergi
81
Dia hamil
82
Pastikan kamu baik-baik saja
83
Kamu harus bangkit
84
Kepulangan Renata
85
Mereka benar-benar akan bercerai
86
Pengambilan Rumah Besar
87
Milikmu semua
88
Perubahan nasib
89
Kehidupan masing-masing
90
Kehidupan Bima
91
Menemukan jalan
92
Keputusan Renata
93
Lebih baik menikmatinya
94
Dia benar nyonya Rose
95
Kenyataan tentang nyonya Rose
96
Pengorbanan Bima
97
Egoisnya Renata
98
Membeli perlengkapan bayi
99
Ingin bersenang-senang
100
Kemarahan Bima
101
Indah menghubungi?
102
Masuk rumah sakit
103
Menjadi seorang ayah
104
Wanita paling tega
105
Kejamnya Renata
106
Benar-benar memilih pergi
107
Tante Girang
108
Lebih baik menghindar
109
Tidak tega
110
Bima mulai bangkit
111
Setelah 5 tahun
112
Pertemuan kembali
113
Di lamar anak kecil
114
Menikahi bidadari ayah
115
Bagaimana dengan Renata?
116
Renata (1)
117
Renata 2
118
Renata 3
119
Renata 4
120
Pertemuan Kembali (1)
121
Pertemuan Kembali (2)
122
Harus move on
123
Tentang Bima
124
Semua sudah berlalu
125
Akhirnya End
126
Bonus chapter 1
127
pengumuman
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!