Aroma yang berbeda

Makan malam berakhir, papa Bima tidak terlihat dari tadi, tapi memang pria itu sangat sibuk. Dia jarang pulang.

"Ma, besok aku akan bawa Indah ke apartemen?"

"Kenapa harus di apartemen sih? Mama kan kesepian di sini, adik kamu juga belum pulang! Tunggulah setidaknya sampai satu bulan!"

Indah baru tahu jika ternyata Bima mempunyai seorang saudari namanya Kasandra.

"Bima nyaman di sana, lagi pula jarak ke kantor lebih dekat dari pada di sini!"

"Kamu yakin bukan karena yang lain?"

"Mama nggak usah mancing deh!"

"Ya abis kamu ngotot banget pengen pindah ke apartemen. Kasihan Indah, di sana sempit!"

"Sayang ma kalau nggak di tempati, lagi pula aku juga akan cari rumah yang dekat-dekat saja!"

"Kamu kan bisa menyewakan, atau minta tuh si Bram buat tempati!"

"Bram punya rumah sendiri ma, lagi pula dia juga sangat sibuk ma, syuting setiap hari! Nggak usah ganggu lah!"

Indah hanya bisa mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu, ia belum mengenal sama sekali orang-orang yang dekat dengan suaminya.

"Satu Minggu ma!"

"Kok cuma satu Minggu sih?"

"Aku sudah kasih tawaran yang menarik ma, dari pada besok kami pindah!"

"Baiklah, keras kepala sekali!"

"Aku ngantuk, aku ke kamar dulu!" Bima pun segera bangkit dari duduknya, meneguk air putih yang masih tersisa di dalam gelasnya.

Kini di meja makan itu tinggal Indah dan mama Rose.

"Aku beresin ya ma!"

"Udah nggak usah, kamu susul aja suami kamu, dia pasti butuh sama kamu!"

"Tapi ini_!" Indah menatap piring kotornya yang masih berserakan di atas meja.

"Nggak pa pa, ada pelayan! Jangan khawatir!"

"Baiklah! Aku susul mas Bima dulu ya ma!"

Walaupun tidak enak hati, tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Ini lingkungan baru baginya, ia belum tahu bagaimana cara bersikap yang baik.

Saat sampai di kamar, ia melihat suaminya sudah kembali rapi dengan baju yang casual.

"Mas, katanya ngantuk, mau ke mana?"

"Aku ada urusan sebentar, aku pergi dulu ya, kamu tidak pa pa kan aku tinggal? Tidak sampai malam aku sudah kembali!"

Indah hanya bisa menganggukkan kepalanya, walaupun sebenarnya ia ingin meminta suaminya tinggal tapi tidak bisa.

"Tidurlah!" Bima mengecup kening sang istri sebelum meninggalkan kamar.

Jika begini, aku merasa sangat di cintai oleh mas Bima ....

Selang beberapa saat ia bisa mendengar sebuah mobil keluar dari gerbang, dengan cepat ia mendekat pada jendela besar dan benar saja itu pasti mobil suaminya.

Hehhhhh .....

Ia menatapi kamar yang besar itu, sangat besar bahkan ukurannya sama besar dengan rumahnya di kampung.

Ia meras sendiri di tempat yang asing itu,

"Aku ganti baju aja deh!" Indah mencari-cari tasnya, seingatnya tasnya tadi sudah di bawa masuk ke dalam kamar, tapi ia tidak bisa menemukan tas itu di sudut manapun.

"Masak sudah di masukkan sih?" Indah pun menuju ke lemari besar di salah satu sisi kamar itu.

Lemari dengan tinggi yang hampir sama dengan tingginya kamar, ia sudah bisa menebak jika tidak mungkin bisa mengambil yang paling atas. Pintu lemari yang terbuat dari kaca sehingga ia bisa melihat pantulan dirinya sendiri dari atas hingga bawah.

Saat pintu itu terbuka, matanya langsung bisa melihat tas miliknya tapi sepertinya sudah kosong dan berada di lemari paling atas.

"Sudah di keluarin semua ya!"

"Upsss!" Indah begitu terkejut saat melihat deretan baju perempuan yang berjejer dengan bajunya yang ia bawa dari kampung, "Ini memalukan, kenapa ini bisa di sini!"

Dengan gerak tangan yang cepat ia mengambil bajunya,

"Semua barang di sini bagus-bagus, ini tidak bisa kan di samakan!"

Indah meletakkan baju-baju nya yang ia bawa dari kampung di salah satu sudut lemari agar tidak berjejer dengan baju-baju yang bagus itu, ia pun mengambil satu untuk ganti.

Indah membawa bajunya ke kamar mandi, tapi ia kembali tercengang saat melihat kamar mandi itu, tidak ada air di dalam bak mandi,

"Nggak ada gayung atau bak mandi, gimana mandinya!?"

Indah mencoba mencari-cari kran yang bisa mengeluarkan air tapi sepertinya ia salah memutar kran hingga air tiba-tiba mengguyur tubuhnya dari atas membuat semua bajunya basah kuyup.

"Ini benar-benar menyebalkan!" kini indah sudah duduk di atas tempat tidur dengan memakai baju mandi, rambutnya yang basah sedang berusaha keras ia keringkan dengan handuk seadanya.

Ceklek

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, membuat indah menutupi tubuhnya dengan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut.

"Mas Bima?!"

Melihat suaminya sudah kembali dengan cepat, ia segera melihat jam yang tergantung di dinding.

"Mas Bima baru pergi setengah jam yang lalu? Kenapa sudah kembali?"

Wajah Bima tampak kesal tapi segera tersenyum mendapat pertanyaan dari indah, ia segera duduk di samping sang istri,

"Kenapa basah kuyup? habis mandi ya?"

"Aku nggak bisa pakek kamar mandi di sini mas!"

Bima semakin tertawa mendengar penjelasan dari Indah, ia lupa jika telah menikahi wanita yang kehidupannya jauh berbeda dengan dirinya,

"Malah ketawa ngledek gitu sih mas, kesel deh!" Indah mengerucutkan bibirnya kesal.

"Maaf, maaf! Baiklah aku akan mengajarimu banyak hal agar kamu terbiasa dengan semua yang ada di sini! Sini aku peluk!"

"Nggak mau!"

"Ayo dong, mas lagi kesal nih!"

"Kesal kenapa?"

"Mau tanya aja atau mau kasih pelukan?"

Sreekkkk

Indah pun segera memeluk suaminya,

"Mas!"

"Hmmm?"

"Parfum mas kok beda sih sama yang tadi?"

Bima pun segera melepaskan pelukan Indah dan menciumi aroma bajunya,

"Masak sih?"

"Iya, tadi nggak gini mas!"

"Paling salah cium kali kamu!"

"Masak sih? Tinggal beberapa hari sama mas Bima cukup membuatku hafal dengan aroma parfum mas Bima!"

"Ohhh mungkin ini parfumnya Bram, tadi ketemu sama dia bentar soalnya!"

"Ohhh!"

"Ya udah aku ganti baju dulu ya!" Bima pun segera berdiri dan mengambil baju tidurnya.

Indah merasa ada yang aneh tapi ia tidak mau terlalu curiga sama suaminya.

"Mungkin benar itu parfum temannya!" gumamnya pelan.

"Mas!" ia segera teringat sesuatu setelah sekian lama terdiam.

"Hmm?" Bima yang meletakkan baju kotornya di keranjang segera menoleh pada istrinya.

"Itu di lemari, baju mama ya?"

Bima pun segera membuka lemari yang di tunjuk Indah dan tersenyum,

"Bukan Indah, ini baju kamu!"

"Baju ku?" Indah dengan cepat berdiri dari duduknya dan ikut menghampiri suaminya.

Bima pun mengambil satu baju tidur untuk Indah yang berwarna putih, begitu cantik tanpa lengan.

"Coba ini, pasti kamu cantik kalau pakek ini!"

"Beneran ini punya Indah?"

"Iya, semua yang ada di lemari ini milik kamu, dan nanti akan di pindah ke apartemen saat kita pindah!"

"Ini berlebihan sekali!"

"Kamu pantas mendapatkannya!" ucap Bima sambil mengusap kepala Indah.

Saat seperti ini, Indah selalu merasa tatapan yang di berikan Bima begitu berbeda, sebuah tatapan yang sulit untuk di artikan. Perasaan bersalah dan pertanggung jawaban, begitulah yang Indah lihat. Tapi tidak yakin.

"Cepat ganti bajumu!"

"Iya mas!"

Indah pun segera berlari ke kamar mandi, ia masih terlalu canggung untuk ganti baju di depan suaminya.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

IG @ tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

indah semoga hidupmu tidak miris ya

2024-11-08

0

Erni Cahaya Nst

Erni Cahaya Nst

harta bkn segalanyslanjut dek

2022-12-28

0

Sunarti

Sunarti

heeemm hati" ya Bima dng kelakuan mu klo slh kamu yg akan terjungkal sendiri

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ciuman pertama
3 Mendambakannya
4 Kehidupan baru di mulai
5 Aroma yang berbeda
6 Melakukan Perubahan
7 Salah sasaran
8 Mengkhawatirkan Indah
9 Rumah baru
10 Si menyebalkan
11 Ternyata dia chef
12 Aku hanya sepupu?
13 Istri Siri Bima
14 Salah Minum
15 Aku mencintaimu Mas!
16 Pulang pagi
17 Hari patah hati seantero kampus
18 Pacar kontrak
19 Kegalauan Indah
20 Bukan parfum yang sama
21 Gambeknya Indah
22 Apa kamu mencintainya?
23 Ke pantai
24 Mencoba untuk bersikap baik
25 Rencana nyonya Rose
26 Perasaan Dava
27 Curhatan Bima
28 Rena yang sakit
29 Perkelahian
30 Indah mencari tahu
31 Mengetahui kebenaran
32 Menenangkan diri
33 Kecemasan Bima
34 Rencana Indah
35 Merasa muak
36 Menghindar dulu
37 Tidur terpisah
38 Serangan Balik
39 Jangan meremehkan ku!
40 Ke rumah besar
41 Pernah sedekat itu
42 Konspirasi macam apa?
43 Meretas data
44 Isi flashdisk
45 Tuan Hadi Wijaya
46 Kekesalan Bima
47 Berangkat ke kampung
48 Cerita si mbok
49 Menjadi abu-abu
50 Rasanya begitu berat
51 Rena sakit
52 Kebimbangan Bima
53 Tetap sesakit ini
54 Aku tidak sekuat itu
55 Pencarian Indah
56 Selir yang terabaikan
57 Menemui pengacara
58 Kemarahan Indah
59 Biarkan aku saja yang pergi!
60 Biar aku saja yang pergi!
61 Bertemu dengan Renata
62 Rencana Renata
63 Keseriusan Dava
64 Dia berbeda
65 Sidang pertama
66 Pembicaraan kami
67 Undangan Meeting
68 Jalannya meeting
69 Memilih pergi
70 Siapa mereka?
71 Undangan acara amal
72 Kepindahan Indah
73 Dava yang sunyi
74 Jebakan nyonya Rose
75 Renata di muka dua
76 Kelakuan nyonya Rose
77 Dia kasihan
78 Kesempatan lagi
79 Dia salah faham
80 Memilih pergi
81 Dia hamil
82 Pastikan kamu baik-baik saja
83 Kamu harus bangkit
84 Kepulangan Renata
85 Mereka benar-benar akan bercerai
86 Pengambilan Rumah Besar
87 Milikmu semua
88 Perubahan nasib
89 Kehidupan masing-masing
90 Kehidupan Bima
91 Menemukan jalan
92 Keputusan Renata
93 Lebih baik menikmatinya
94 Dia benar nyonya Rose
95 Kenyataan tentang nyonya Rose
96 Pengorbanan Bima
97 Egoisnya Renata
98 Membeli perlengkapan bayi
99 Ingin bersenang-senang
100 Kemarahan Bima
101 Indah menghubungi?
102 Masuk rumah sakit
103 Menjadi seorang ayah
104 Wanita paling tega
105 Kejamnya Renata
106 Benar-benar memilih pergi
107 Tante Girang
108 Lebih baik menghindar
109 Tidak tega
110 Bima mulai bangkit
111 Setelah 5 tahun
112 Pertemuan kembali
113 Di lamar anak kecil
114 Menikahi bidadari ayah
115 Bagaimana dengan Renata?
116 Renata (1)
117 Renata 2
118 Renata 3
119 Renata 4
120 Pertemuan Kembali (1)
121 Pertemuan Kembali (2)
122 Harus move on
123 Tentang Bima
124 Semua sudah berlalu
125 Akhirnya End
126 Bonus chapter 1
127 pengumuman
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Prolog
2
Ciuman pertama
3
Mendambakannya
4
Kehidupan baru di mulai
5
Aroma yang berbeda
6
Melakukan Perubahan
7
Salah sasaran
8
Mengkhawatirkan Indah
9
Rumah baru
10
Si menyebalkan
11
Ternyata dia chef
12
Aku hanya sepupu?
13
Istri Siri Bima
14
Salah Minum
15
Aku mencintaimu Mas!
16
Pulang pagi
17
Hari patah hati seantero kampus
18
Pacar kontrak
19
Kegalauan Indah
20
Bukan parfum yang sama
21
Gambeknya Indah
22
Apa kamu mencintainya?
23
Ke pantai
24
Mencoba untuk bersikap baik
25
Rencana nyonya Rose
26
Perasaan Dava
27
Curhatan Bima
28
Rena yang sakit
29
Perkelahian
30
Indah mencari tahu
31
Mengetahui kebenaran
32
Menenangkan diri
33
Kecemasan Bima
34
Rencana Indah
35
Merasa muak
36
Menghindar dulu
37
Tidur terpisah
38
Serangan Balik
39
Jangan meremehkan ku!
40
Ke rumah besar
41
Pernah sedekat itu
42
Konspirasi macam apa?
43
Meretas data
44
Isi flashdisk
45
Tuan Hadi Wijaya
46
Kekesalan Bima
47
Berangkat ke kampung
48
Cerita si mbok
49
Menjadi abu-abu
50
Rasanya begitu berat
51
Rena sakit
52
Kebimbangan Bima
53
Tetap sesakit ini
54
Aku tidak sekuat itu
55
Pencarian Indah
56
Selir yang terabaikan
57
Menemui pengacara
58
Kemarahan Indah
59
Biarkan aku saja yang pergi!
60
Biar aku saja yang pergi!
61
Bertemu dengan Renata
62
Rencana Renata
63
Keseriusan Dava
64
Dia berbeda
65
Sidang pertama
66
Pembicaraan kami
67
Undangan Meeting
68
Jalannya meeting
69
Memilih pergi
70
Siapa mereka?
71
Undangan acara amal
72
Kepindahan Indah
73
Dava yang sunyi
74
Jebakan nyonya Rose
75
Renata di muka dua
76
Kelakuan nyonya Rose
77
Dia kasihan
78
Kesempatan lagi
79
Dia salah faham
80
Memilih pergi
81
Dia hamil
82
Pastikan kamu baik-baik saja
83
Kamu harus bangkit
84
Kepulangan Renata
85
Mereka benar-benar akan bercerai
86
Pengambilan Rumah Besar
87
Milikmu semua
88
Perubahan nasib
89
Kehidupan masing-masing
90
Kehidupan Bima
91
Menemukan jalan
92
Keputusan Renata
93
Lebih baik menikmatinya
94
Dia benar nyonya Rose
95
Kenyataan tentang nyonya Rose
96
Pengorbanan Bima
97
Egoisnya Renata
98
Membeli perlengkapan bayi
99
Ingin bersenang-senang
100
Kemarahan Bima
101
Indah menghubungi?
102
Masuk rumah sakit
103
Menjadi seorang ayah
104
Wanita paling tega
105
Kejamnya Renata
106
Benar-benar memilih pergi
107
Tante Girang
108
Lebih baik menghindar
109
Tidak tega
110
Bima mulai bangkit
111
Setelah 5 tahun
112
Pertemuan kembali
113
Di lamar anak kecil
114
Menikahi bidadari ayah
115
Bagaimana dengan Renata?
116
Renata (1)
117
Renata 2
118
Renata 3
119
Renata 4
120
Pertemuan Kembali (1)
121
Pertemuan Kembali (2)
122
Harus move on
123
Tentang Bima
124
Semua sudah berlalu
125
Akhirnya End
126
Bonus chapter 1
127
pengumuman
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!