Pulang pagi

"Indah, aku ada urusan. Mungkin sampai malam. Jangan tunggu aku dan jangan pergi ke mana-mana!" Bila sudah rapi dengan pakaian kasualnya, jelas dia tidak akan pergi ke kantor.

"Iya mas, Indah akan di rumah!"

"Baguslah!"

Seperti biasa Bima mengecup kening Indah.

Bima bahkan tidak memakai sopir, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hingga sampailah di depan sebuah rumah.

Seorang wanita cantik dengan baju seksinya menunggu di depan pintu.

"Sayang aku sudah menunggumu sedari tadi!" wanita itu adalah Rena. Ia segera memeluk manja pada Bima.

Bima meninggalkan kecupan di bibir Rena,

"Kamu cantik sekali malam ini sayang!"

"Buat kamu!"

Mereka pun segara masuk ke dalam rumah dan Rena menutup pintunya.

"Sayang aku sudah masak buat kamu! Aku nggak suka ya kamu terlalu banyak makan masakan wanita itu!" Rena terus bergelayut manja di lengan Bima dan mengajaknya ke ruang makan.

"Serius ini kamu yang masak? Sejak kapan kamu suka masak?"

"Sayang, aku bisa lakuin apa saja buat kamu! Ayo makanlah!" Rena menggeser kursi untuk Bima dan mengajaknya duduk.

"Walaupun tidak banyak, tapi aku sudah berusaha masak demi kamu!"

"Terimakasih ya!"

Memang makanan itu terlihat kurang meyakinkan. Tapi demi menghargai Rena akhirnya Bima pun memakannya.

"Sayang, rasanya aneh begini!?"

"Masak sih?"

"Memang kamu belum mencipinya?"

"Belum!"

Rena pun segera mengambil sendok dan mencicipinya.

"Ueekkkk! Rasanya aneh!" Rena memuntahkan kembali makannya.

"Maaf ya sayang, aku cuma nggak ingin kamu sampai jatuh cinta sama dia gara-gara masakannya!"

Bima segera menarik tangan Rena,

"Kamu nggak perlu melakukan apapun untuk menarik perhatian aku sayang, kamu adalah pemilik hatiku!"

"Aku percaya sama kamu!"

"Lagi pula aku juga sedang nggak lapar, kenapa kita nggak ke kamar aja sih sayang?"

Rena tersenyum dan tiba-tiba duduk di pangkuan Bima. Bima segera mencium bibir Rena dengan rakus. Ia mengendong Rena ala bridal style dengan bibir yang masih saling bertaut.

Ia menjatuhkan tubuh Rena ke atas tempat tidur dan menindihnya, mereka bercumbu dan hampir menanggalkan pakaiannya.

Indah ....

Tapi saat hendak melakukan yang seharusnya ia lakukan, wajah Indah muncul. Bukan tubuh Rena lagi yang terlihat di sana, ia malah membayangkan betapa seksi dan cantiknya Indah tanpa busana.

Ada yang salah ....

Bima beranjak dari tubuh Rena dan merapikan kembali bajunya.

"Sayang ada apa?" Rena memeluk perutnya dari belakang.

"Tidak pa pa, aku hanya kurang enak badan. Kita tidur aja ya!"

"Kamu sakit?"

Rena segera menempelkan punggung kepalanya ke kening Bima,

"Nggak panas?"

"Kayaknya aku masuk angin, biarkan aku istirahat sebentar ya!"

"Baiklah, aku akan membuatkan teh hangat untukmu!"

"Nggak perlu, cukup temani aku aja!"

Akhirnya malam itu berlalu tanpa terjadi apa-apa. Bima hanya tidur dan memeluk Rena.

Bima benar-benar tidak habis pikir dengan yang ia lakukan barusan. Seharusnya hal biasa ia melakukan hubungan itu dengan Rena karena memang mereka sering melakukannya tapi malah yang muncul dalam bayangannya adalah Indah. Bagaimana Indah menciumnya dengan rakus, selalu terngiang di kepalanya.

Apa yang sudah kamu lakukan padaku, Indah ....

Rena memeluk Bima hingga pria itu tertidur, ia melihat sedari tadi ponsel Bima berdering. Melihat Bima sudah tidur, ia segera memeriksa ponsel Bima dan melihat siapa yang menelponnya malam-malam.

"Indah...!"

Rena pun akhirnya memilih menonaktifkan ponsel Bima agar siapapun tidak ada yang menggangunya.

...****...

Indah menunggu Bima sepanjang malam. Tidak peduli suaminya itu sudah mengatakan jika jangan menunggu.

"Kenapa telponnya juga tidak aktif, bagaimana kalau terjadi sesuatu sama mas Bima?"

"Oh iya, Dio! Dia pasti tahu ke mana mas Bima pergi!"

Indah segera menghubungi Dio,

"Iya nona, ada yang bisa saya bantu?"

"Apa mas Bima bersamamu?"

"Tidak nona, apa perlu saya hubungi tuan muda!"

"Tidak perlu, nomornya juga nggak aktif!"

Indah memilih menunggu hingga ketiduran di sofa ruang tamu.

Pagi-pagi sekali Bima kembali, ia tidak punya baju ganti di rumah Rena. Ia begitu terkejut mendapati Indah tertidur di sofa.

Bima pun segera berjongkok dan menatap wajah polos Indah yang tengah tertidur pulas.

Kenapa wajah ini yang muncul? Kenapa ....

Tangan Bima mulai mengusap wajah Indah. Jarinya menyusuri setiap inci wajah Indah hingga tangannya terhenti pada bibir tebal milik Indah. Bayangan bagaimana Indah menciumnya membuatnya ingin mencobanya lagi.

Bima mendekatkan wajahnya hingga mengikis jarak di antara mereka. Tapi seketika ia menjauhkan lagi saat tubuh indah bergerak

Mata Indah mulai terbuka, ia langsung tersenyum melihat Bima sudah ada di depannya.

"Mas Bima!"

Indah langsung berhambur memeluk tubuh Bima.

Aroma ini ...., aroma yang sama dengan waktu itu, Indah mencium parfum yang berbeda dari baju suaminya.

Nggak , kamu mikir apa sih? Pasti mas Bima ketemu sama mas Bram ..., aku nggak boleh berprasangka buruk sama mas Bima ...

"Aku sungguh mengkhawatirkan mu mas!"

Bima melepaskan pelukannya,

"Maaf ya!"

"Nggak pa pa, aku sekarang tahu mas Bima pasti bermalam di rumah mas Bram!"

"Bram?"

"Iya, aroma parfum yang menempel di baju mas Bima, sama kayak parfumnya mas Bram!"

"Iya, maaf ya!"

"Nggak pa pa! Ya udah Indah akan masak terus siap-siap buat kuliah. Mas Bima juga siap-siap gihhh!"

"Iya!"

Bima terdiam menatap kepergian Indah. Ia tidak menyangka Indah begitu percaya padanya walaupun ia sudah mengkhianati wanita itu. Walaupun ia sengaja melakukannya, tapi hati kecilnya meronta.

Kini mereka sudah berada di meja makan, Indah dengan telaten menyiapkan makanan untuk Bima.

"Kamu nggak marah karena aku pulang pagi?"

Indah tersenyum, "Mas Bima pulang dengan selamat sudah cukup membuatku bersyukur!"

Sarapan kali ini terasa lebih dingin, baik Bima maupun Indah tidak berniat untuk memulai berbicara kembali.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

IG @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

yunna

yunna

dadar indah terlalu polos

2023-01-06

0

Ika Purbaningsih

Ika Purbaningsih

qm terlalu baik indah, jdnya mudah diperdaya, waspada dikit dong,,,

2022-08-12

1

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

kamu harus cari tau indah... atw g sengja liat bima sama rena mesraan dimana gitu biar ktahuan

2022-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Ciuman pertama
3 Mendambakannya
4 Kehidupan baru di mulai
5 Aroma yang berbeda
6 Melakukan Perubahan
7 Salah sasaran
8 Mengkhawatirkan Indah
9 Rumah baru
10 Si menyebalkan
11 Ternyata dia chef
12 Aku hanya sepupu?
13 Istri Siri Bima
14 Salah Minum
15 Aku mencintaimu Mas!
16 Pulang pagi
17 Hari patah hati seantero kampus
18 Pacar kontrak
19 Kegalauan Indah
20 Bukan parfum yang sama
21 Gambeknya Indah
22 Apa kamu mencintainya?
23 Ke pantai
24 Mencoba untuk bersikap baik
25 Rencana nyonya Rose
26 Perasaan Dava
27 Curhatan Bima
28 Rena yang sakit
29 Perkelahian
30 Indah mencari tahu
31 Mengetahui kebenaran
32 Menenangkan diri
33 Kecemasan Bima
34 Rencana Indah
35 Merasa muak
36 Menghindar dulu
37 Tidur terpisah
38 Serangan Balik
39 Jangan meremehkan ku!
40 Ke rumah besar
41 Pernah sedekat itu
42 Konspirasi macam apa?
43 Meretas data
44 Isi flashdisk
45 Tuan Hadi Wijaya
46 Kekesalan Bima
47 Berangkat ke kampung
48 Cerita si mbok
49 Menjadi abu-abu
50 Rasanya begitu berat
51 Rena sakit
52 Kebimbangan Bima
53 Tetap sesakit ini
54 Aku tidak sekuat itu
55 Pencarian Indah
56 Selir yang terabaikan
57 Menemui pengacara
58 Kemarahan Indah
59 Biarkan aku saja yang pergi!
60 Biar aku saja yang pergi!
61 Bertemu dengan Renata
62 Rencana Renata
63 Keseriusan Dava
64 Dia berbeda
65 Sidang pertama
66 Pembicaraan kami
67 Undangan Meeting
68 Jalannya meeting
69 Memilih pergi
70 Siapa mereka?
71 Undangan acara amal
72 Kepindahan Indah
73 Dava yang sunyi
74 Jebakan nyonya Rose
75 Renata di muka dua
76 Kelakuan nyonya Rose
77 Dia kasihan
78 Kesempatan lagi
79 Dia salah faham
80 Memilih pergi
81 Dia hamil
82 Pastikan kamu baik-baik saja
83 Kamu harus bangkit
84 Kepulangan Renata
85 Mereka benar-benar akan bercerai
86 Pengambilan Rumah Besar
87 Milikmu semua
88 Perubahan nasib
89 Kehidupan masing-masing
90 Kehidupan Bima
91 Menemukan jalan
92 Keputusan Renata
93 Lebih baik menikmatinya
94 Dia benar nyonya Rose
95 Kenyataan tentang nyonya Rose
96 Pengorbanan Bima
97 Egoisnya Renata
98 Membeli perlengkapan bayi
99 Ingin bersenang-senang
100 Kemarahan Bima
101 Indah menghubungi?
102 Masuk rumah sakit
103 Menjadi seorang ayah
104 Wanita paling tega
105 Kejamnya Renata
106 Benar-benar memilih pergi
107 Tante Girang
108 Lebih baik menghindar
109 Tidak tega
110 Bima mulai bangkit
111 Setelah 5 tahun
112 Pertemuan kembali
113 Di lamar anak kecil
114 Menikahi bidadari ayah
115 Bagaimana dengan Renata?
116 Renata (1)
117 Renata 2
118 Renata 3
119 Renata 4
120 Pertemuan Kembali (1)
121 Pertemuan Kembali (2)
122 Harus move on
123 Tentang Bima
124 Semua sudah berlalu
125 Akhirnya End
126 Bonus chapter 1
127 pengumuman
128 Pengumuman
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Prolog
2
Ciuman pertama
3
Mendambakannya
4
Kehidupan baru di mulai
5
Aroma yang berbeda
6
Melakukan Perubahan
7
Salah sasaran
8
Mengkhawatirkan Indah
9
Rumah baru
10
Si menyebalkan
11
Ternyata dia chef
12
Aku hanya sepupu?
13
Istri Siri Bima
14
Salah Minum
15
Aku mencintaimu Mas!
16
Pulang pagi
17
Hari patah hati seantero kampus
18
Pacar kontrak
19
Kegalauan Indah
20
Bukan parfum yang sama
21
Gambeknya Indah
22
Apa kamu mencintainya?
23
Ke pantai
24
Mencoba untuk bersikap baik
25
Rencana nyonya Rose
26
Perasaan Dava
27
Curhatan Bima
28
Rena yang sakit
29
Perkelahian
30
Indah mencari tahu
31
Mengetahui kebenaran
32
Menenangkan diri
33
Kecemasan Bima
34
Rencana Indah
35
Merasa muak
36
Menghindar dulu
37
Tidur terpisah
38
Serangan Balik
39
Jangan meremehkan ku!
40
Ke rumah besar
41
Pernah sedekat itu
42
Konspirasi macam apa?
43
Meretas data
44
Isi flashdisk
45
Tuan Hadi Wijaya
46
Kekesalan Bima
47
Berangkat ke kampung
48
Cerita si mbok
49
Menjadi abu-abu
50
Rasanya begitu berat
51
Rena sakit
52
Kebimbangan Bima
53
Tetap sesakit ini
54
Aku tidak sekuat itu
55
Pencarian Indah
56
Selir yang terabaikan
57
Menemui pengacara
58
Kemarahan Indah
59
Biarkan aku saja yang pergi!
60
Biar aku saja yang pergi!
61
Bertemu dengan Renata
62
Rencana Renata
63
Keseriusan Dava
64
Dia berbeda
65
Sidang pertama
66
Pembicaraan kami
67
Undangan Meeting
68
Jalannya meeting
69
Memilih pergi
70
Siapa mereka?
71
Undangan acara amal
72
Kepindahan Indah
73
Dava yang sunyi
74
Jebakan nyonya Rose
75
Renata di muka dua
76
Kelakuan nyonya Rose
77
Dia kasihan
78
Kesempatan lagi
79
Dia salah faham
80
Memilih pergi
81
Dia hamil
82
Pastikan kamu baik-baik saja
83
Kamu harus bangkit
84
Kepulangan Renata
85
Mereka benar-benar akan bercerai
86
Pengambilan Rumah Besar
87
Milikmu semua
88
Perubahan nasib
89
Kehidupan masing-masing
90
Kehidupan Bima
91
Menemukan jalan
92
Keputusan Renata
93
Lebih baik menikmatinya
94
Dia benar nyonya Rose
95
Kenyataan tentang nyonya Rose
96
Pengorbanan Bima
97
Egoisnya Renata
98
Membeli perlengkapan bayi
99
Ingin bersenang-senang
100
Kemarahan Bima
101
Indah menghubungi?
102
Masuk rumah sakit
103
Menjadi seorang ayah
104
Wanita paling tega
105
Kejamnya Renata
106
Benar-benar memilih pergi
107
Tante Girang
108
Lebih baik menghindar
109
Tidak tega
110
Bima mulai bangkit
111
Setelah 5 tahun
112
Pertemuan kembali
113
Di lamar anak kecil
114
Menikahi bidadari ayah
115
Bagaimana dengan Renata?
116
Renata (1)
117
Renata 2
118
Renata 3
119
Renata 4
120
Pertemuan Kembali (1)
121
Pertemuan Kembali (2)
122
Harus move on
123
Tentang Bima
124
Semua sudah berlalu
125
Akhirnya End
126
Bonus chapter 1
127
pengumuman
128
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!