Pagi-pagi sekali Bima sudah siap dengan baju rapinya. Asisten pribadinya sudah siap menunggu di depan kamar.
"Kalau kamu masih ngantuk, tidur saja tidak pa pa! Di luar sudah ada Dio, jadi jangan keluar dengan pakaian seperti itu!"
Indah mengenakan baju tidur berwarna putih yang di tunjukkan oleh Bima semalam dan indah terlihat begitu seksi dengan baju itu. Ia tidak ingin Dio melihat tubuh Indah yang seksi itu.
"Iya mas!"
Seperti biasa Bima meninggalkan kecupan di kening Indah. Hanya sebatas itu hubungan mereka.
"Hehhhh, padahal pengen banget mas Bima tetap di rumah, aku mau apa di rumah sebesar ini?"
Bukan karena malas hingga membuatnya enggak keluar kamar, tapi ia sedang bingung harus melakukan apapun. Karena semalam Bima sudah memberitahunya untuk tidak melakukan perkerjaan apapun di rumah ini karena semua tugas itu sudah di kerjakan oleh para asisten rumah tangga.
Setelah Bima pergi, Indah pun segera membersihkan diri. Rasanya tidak akan enak juga ia sering bermalas-malasan apalagi ini di rumah mertuanya. Ia bahkan sudah melewatkan sarapannya. Perutnya begitu lapar tapi ia enggan untuk keluar hingga suara pintu di ketuk dari luar.
Tok tok tok
"Nona, ini bibi!"
Indah segera beranjak dari duduknya,
"Iya bi!"
"Maaf nona, sarapan sudah siap! Nyonya menunggu di bawah!"
Itu suara Bi Nur, Indah pun dengan cepat merapikan penampilannya dan melihat pantulan dirinya di cermin,
"Sudah cantik!" gumamnya pelan.
"Iya bi, saya segera keluar!"
Indah pun mempercepat langkahnya, Ia sudah memakai baju yang di sediakan di rumah itu. Ia tidak mau membuat malu keluarga dengan memakai baju yang di bawa dari kampung. Semalam Bima sudah memberitahunya agar memakai baju yang di sediakan di rumah itu.
Saat ia turun benar saja, mama Rose sudah menunggunya di meja makan.
Hanya sendiri ....
Ia melihat meja makan itu cukup besar dengan makanan yang bermacam-macam di atasnya hingga memenuhi meja, tapi tidak ada siapapun.
Apa mas Bima tadi sudah makan?
"Selamat pagi Indah!"
"Selamat pagi tante_! UPS!" ia segera menutup mulutnya karena salah memberi panggilan, "Selamat pagi ma!"
Mama Rose hanya tersenyum dan menepuk bangku kosong yang ada di samping mama rose.
"Duduklah sayang, kita sarapan bersama karena setelah ini mama punya misi penting buat kamu!"
"Misi?"
"Iya, cepet makan!"
Indah pun segera duduk di tempat yang di tepuk mama Rose tadi,
"Ma, semuanya ke mana? Maksudnya papa? Mas Bima?"
"Mereka itu pria-pria sibuk sayang, mereka jarang sarapan di rumah. Lebih suka makan di kantor sambil kerja!"
"Tapi makanan sebanyak ini?"
"Makan mana saja yang kamu suka!"
Ini mubazir sekali ....
Indah pun akhirnya mengambil makanan yang ingin ia makan. Sebenarnya semuanya ingin ia makan karena semua makanan itu tidak pernah ia dapatkan di kampung kecuali ayam. Tapi ia tidak mungkin melakukan itu karena ada mama mertuanya.
"Gimana sayang, enak kan makanannya?"
"Enak kok ma, sangat enak!"
"Untunglah jika kamu suka, mama ikut senang! Makan yang banyak usia kamu masih delapan belas tahun masih masa pertumbuhan!"
Indah hanya tersenyum dan melanjutkan makannya.
"Setelah ini mama mau ke salon, kamu ikut ya! Mama pengen lihat Bima kesemsem liat kamu kalau sudah bening! Mama nggak mau sampai Bima melirik wanita lain!?"
Salon ???? Aku bahkan tidak tahu gimana rupanya salon, gimana kalau aku nanti malah bikin malu mama Rose? Nggak, ini nggak bisa di biarkan
"Nggak deh ma, Indah di rumah aja ya! Kayaknya badan Indah pegal-pegal semua karena perjalanan jauh. Indah di rumah aja ya ma!"
"Ya bagus dong kalau pegal-pegal, nanti di sama kamu akan di pijat biar pegelnya ilang!"
"Tapi ma_!"
"Sudah nggak usah takut, ada mama! Pokonya kamu ikut mama saja!"
...***...
Beauty salon
Indah menatap gedung besar di depannya, tampak dari pintu kaca itu, beberapa kali wanita dengan berbagai umur keluar masuk.
"Ayo sayang, kenapa diam saja di situ!" teriakan mama Rose akhirnya menyadarkan dia. Dengan cepat ia menyusul langkah mama Rose.
Mereka memasuki gedung itu dan langsung di sambut oleh karyawan salon.
Waow ...., cantik sekali, seksi lagi ...
"Selamat datang, mau pilih perawan apa?"
"Aku mau perawatan semua untuk putriku ini, dari ujung kaki hingga ujung rambut, katanya tubuhnya juga pegal-pegal jadi tolong kasih pijatan ekstra!"
"Baik nyonya!" kemudian wanita karyawan salon itu menoleh ke arah Indah. "Mari nona, ikut saya!"
"Ma_!" wajah Indah berubah khawatir, ia belum pernah melakukan semuanya.
"Jangan khawatir sayang, mereka tahu apa yang harus di lakukan!"
"Tapi ma_!"
"Jangan khawatir nona, kami akan melakukan yang terbaik buat nona!"
Akhirnya Indah hanya bisa pasrah dan mengikuti arahan karyawan salon.
Sedangkan mama Indah memilih mencari treatment yang tepat untuknya,
"Saya mau menghilangkan kerutan di wajah, bisa kan!"
"Bisa nyonya, mari saya antar!"
Setelah melakukan perawatan hampir satu hari akhirnya Indah keluar dengan penampilan barunya, lebih segar dan bersih. Membuat siapapun yang melihatnya pasti tidak akan menyangka jika gadis yang baru keluar dari salon itu adalah gadis yang sama dengan yang masuk tadi pagi.
"Indah, kamu cantik sekali!?" mama Rose mantap Indah dengan tatapan kagum.
"Ma, yang benar?"
"Iya sayang, bagaimana sekarang kalau kita kasih surprise ke suami kamu?"
"Maksud mama_?"
"Iya, kita ke kantor Bima!"
"Tapi ma, Indah malu! Bagaimana kalau mas Bima nggak suka?"
"Kenapa mesti malu sih, Bima pasti suka, ayok nggak usah ragu!"
Mama Rose segera menarik tangan Indah membawanya ke kantor Bima.
***
Kantor Bima
Indah kembali menatap gedung bertingkat itu, begitu tinggi hingga ia tidak mampu melihat ujungnya dari bawah. Ini untuk pertama kalinya ia melihat gedung yang sama persis seperti gedung yang biasa ia lihat di tv. Dan saat ini gedung itu benar-benar ada dan berada di depan mata.
Astaga ..., ini benar-benar ada. Aku tidak sedang bermimpi, ini luar biasa.
Hingga suara dering ponsel membuyarkan lamunannya. Ternyata suara itu dari hand bag yang di bawa mama Rose.
"Bentar ya sayang, ada telpon dari butik, kalau kamu masuk, masuk aja! Ini semua milik Bima dan papanya, kamu tanya aja ruangan Bima pada karyawan di situ!"
"Aku nunggu mama saja!"
"Baiklah!"
Mama rose sedikit menjauh tapi Indah masih bisa mendengar suaranya.
"Ada apa?"
"...."
"Apa? Kenapa bisa seperti itu?"
"...."
"Baiklah, saya akan segera ke sana!"
Mama Rose terlihat menutup telponnya, senyumnya tadi menghilang sepetinya ada masalah serius. Ia pun kembali menghampiri Indah.
"Sayang, maafin mama ya! Mama harus pergi sekarang kamu nggak pa pa kan temui Bima sendiri?"
Walaupun ragu tapi Indah hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Anak pintar! Mama pergi, salam buat Bima!"
Mama Rose kembali masuk ke dalam mobil dan dengan cepat meminta sopir untuk mengantarnya ke tepat lain meninggalkan Indah yang masih enggan beranjak dari tempatnya.
Tempat ini begitu asing baginya, walaupun sekarang penampilannya sudah seperti gadis kota tapi tetap saja dia bukan orang yang terbiasa dengan kehidupan kota. Ia bahkan tidak tahu dengan cara orang di kota saat menyapa.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
IG @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Anonymous
Masa pilih perawan sih Thor?
2024-04-04
0
Sunarti
Bima sdh punya yg bening selain Indah
2022-12-24
0
Lina Atiek Budiarti
mama mertua nya baik
2022-11-07
0