"Kamu kenapa Ndah?" Kanaya sedari tadi memperhatikan Indah yang galau sepanjang kelas.
"Aku ada serius Aya!?"
"Masalah Dava?"
Indah mengangukkan kepalanya,
"Cerita dong!?"
Indah pun menceritakan semuanya pada Aya.
"Itu bukan musibah Ndah, itu namanya berkah. Sambil menyelam minum air."
Kamu nggak tahu permasalahan sesungguhnya, aku sudah bukan wanita lajang lagi. Trus gimana dong aku ngomongnya ....
"Aku nggak mau sama dia!?"
"Kamu nih bodoh atau kelewat polos sih Ndah? Sudah tahu Dava itu siapa, dia cowok terpopuler di sekolah, tajir melintir, kamu bakal di permudah di kampus ini. Selain itu kamu masih dapat uang, sebanyak itu lagi nggak perlu kerja!"
"Tau ah, aku pusing!" Indah memilih menelungkupkan wajahnya ke meja di depannya. Ia ingin sejenak melupakan semuanya.
Hingga kelas berakhir, Indah bahkan malas masuk kelas hari ini gara-gara tidak ingin bertemu dengan Dava.
"Aku duluan ya!" Indah melambaikan tangannya saat akan berpisah dengan Aya.
"Bye!"
Aya harus mengambil mobilnya terlebih dulu.
Indah berjalan Pelang, ia benar-benar ingin bermalas-malasan hari ini. Ia sebenarnya tidak niat untuk pergi kursus. Pengen merenung dan memikirkan semuanya.
Dava yang tidak menemukan Indah di kelas pun mencarinya, ia hampir saja menghampiri Indah saat melihatnya. Tapi langkahnya terhenti saat melihat sebuah mobil yang cukup ia kenal.
Dia lagi ....
Indah yang terlalu fokus dengan masalahnya sampai tidak menyadari kehadiran seseorang. Begitu ia menegakkan kepalanya ia dibuat terkejut karena tiba-tiba Bima berada di depan kampusnya.
"Mas Bima!?"
Jangan-jangan mas Bima tahu lagi kalau indah sudah meluk dan cium orang sembarangan ...., ahhhh mati aku ....
Indah pun mempercepat langkahnya menghampiri Bima yang berdiri di samping mobil dengan kaca mata hitamnya, tangannya di lipat sempurna di depan dada.
Indah berhenti tepat di depan Bima.
"Mas Bima!"
Indah berhambur memeluk Bima dengan begitu erat tapi Bima sama sekali tidak memberi balasan.
"Hentikan Indah banyak orang!" hanya suara dingin itu yang muncul.
"Nggak apa-apa kan, katanya sepupu kan boleh peluk sepupu!"
"Sepupu?"
"Iya, kata Mas Bram, Mas Bima bilangnya aku sepupu Mas Bima!"
"Ya sudah kita masuk, bicara di dalam saja!"
"Bentar, masih pengen peluk mas Bima!" ucap Indah manja kali ini bila tidak bisa mengelak, "Ada apa jemput Indah? biasanya juga Dio yang jemput atau suruh naik taksi aja!?"
"Hari ini aku tidak terlalu sibuk jadi aku sempetin buat jemput kamu! Ayo masuk!"
"Baiklah tapi aku kan masih ada jadwal kursus!"
"Aku akan mengantarmu, masuklah!"
"Asyiiiiik!"
Bima pun segera memutari mobil hal itu membuat Indah tercengang, padahal ia berharap suaminya itu akan membukakan pintu seperti di film-film romantis itu.
Hahhhh .....
Terpaksa Indah membuka pintu tapi sejurus kemudian ia begitu terkejut hingga terlonjak ke belakang, seorang wanita cantik duduk di samping Bima.
"Rena!?"
"Hai Indah!"
Indah menatap ke arah Bima tapi percuma karena pria itu tidak memberinya jawaban.
"Hai ...!" Indah melambaikan tanganya hambar, ia bingung harus mengatakan apa.
Ia hanya menatap Bima berharap suaminya menjelaskan semuanya,
"Maaf ya Indah aku ikut, soalnya tadi abis ada meeting di luar jadi Bima nggak sempet pulangin aku ke kantor, nggak pa pa kan?"
"Nggak pa pa!"
Sudah terlanjur juga mau apa coba, tahu gitu mending aku ngumpet ....
"Kamu juga nggak pa pa kan kalau duduk di belakang, soalnya aku suka pusing kalau duduk di belakang!"
Kenapa nggak sekalian aja yang nyetirin ....
Indah hanya bisa menyimpan kekesalannya dalam hati.
"Iya nggak pa pa!"
Indah pun menutup kembali pintu depan dan membuka pintu belakang rasanya kesal sekaligus bingung dia menatap dua punggung orang di depannya seakan tidak mengerti dengan kegalauannya saat ini.
Bisa-bisanya mas Bima bawa sekretaris, emang iya ini namanya kencan ..... Indah hanya bisa menggerutu dalam hati. Hingga mobil pun melaju meninggalkan area kampus.
Dava yang masih berdiri di tempatnya sedang berkecamuk dengan pikirannya sendiri.
Apa hubungan mereka sebenarnya? Aku harus cari tahu ...
Sepanjang jalan Indah hanya jadi obat nyamuk, dua orang di depannya sedang asik mengobrol sesekali mereka tertawa tanpa mempedulikan keberadaannya di belakang.
Mau ikutan nimbrung tapi dia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
Setelah perjalan yang tiba-tiba menjadi terasa sangat panjang untuk Indah itu akhirnya mereka sampai juga di tempat kursus Indah.
"Ini bukannya restauran Bram?"
Hahhh, bahkan Rena tahu te tang Bram juga ....
"Iya, Indah kursus di tempatnya Bram!"
Rena pun akhirnya menoleh ke belakang. Indah yang tidak menduga Rena akan menoleh ke belakang segera memasang senyumnya,
"Kamu tahu Indah, Bram itu koki terbaik!"
"Iya!"
Bima pun memarkir mobilnya, di depan tempat kursus indah ternyata Bram sudah menanti kedatangan indah.
Bima dan Rena turun dari mobil lebih dulu, sedangkan Indah harus menurunkan beberapa barangnya di mobil agar tidak terlalu berat.
Tapi Bram tampak terkejut melihat ada Bima dan Rena juga.
"Hai saya kira cuma Indah yang datang, ada kalian juga ternyata!"
Bram menyapa dua sahabatnya itu lalu beralih menatap Indah yang berjalan di belakang mereka.
Rena tersenyum, "Lagi nganterin Indah!"
Indah yang baru turun, matanya langsung fokus dengan Rena yang melingkarkan lengannya di lengan Bima,
Mas Bima kok nggak nolak sih ...
"Hai Indah!" sapa Bram pada Indah mengalihkan perhatiannya pada tangan Rena.
Sepetinya Bima menyadari keberadaan tangan Rena, ia segera melepaskan tangan Rena dan sedikit memberi jarak di antara mereka,
"Hai chef!" Indah segara berjalan mensejajarkan diri dengan Bima dan melingkarkan tangannya di lengan Bima hal itu membuat Rena kesal.
Bram menatap curiga pada mereka bertiga,
Kayak ada yang aneh ...., ahhhh mungkin cuma perasaanku saja ....
Bram segera mengabaikan kecurigaannya. Mereka sudah cukup lama bersahabat ia tidak mau gara-gara prasangka ya malah akan menghancurkan persahabatan mereka.
"Kalian mau ikut masuk atau langsung pergi?"
"Kita akan makan di sini sambil nunggu Indah, iya kan Bim?" Rena sengaja menyenggol bahu Bima.
"Iya!"
"Baguslah, aku ada menu baru buat kalian. Ayo masuk!"
Bram pun mengajak kedua sahabatnya untuk masuk.
"Pelayan!"
Seorang waiters menghampiri mereka,
"Iya chef!"
"Siapkan menu baru buat mereka!"
"Baik chef!" waiters itu pun kembali meninggalkan mereka, hanya Bima dan Rena yang duduk. Bram yang berdiri di samping Indah pun langsung merangkul Indah.
"Ya udah, Indah kita naik sekarang?"
Indah hanya bisa menatap tangan Bram dan sesekali melirik ke arah Bima,
"Iya!"
Kayaknya mas Bima marah deh ...
Ia bisa melihat tatapan tajam dari Bima, Indah berusaha menghindar tapi tangan Bram terlalu kuat.
Bima mengepal kan tangannya kesal melihat betapa dekatnya Indah dengan Bram tapi sepertinya Rena menyadari ia segera menggenggam tangan Bima.
"Kamu tidak masalah kan kalau Indah dekat sama Bram?"
Pertanyaan Rena menyadarkannya, Bima pun segara melonggarkan kepalannya dan meneguk minyak dingin di depannya.
"Tidak pa pa!"
"Baguslah!"
Walaupun bibirnya berkata tidak tapi entah kenapa ia merasa ragu dengan hatinya. Ia merasa tidak rela jika orang lain dekat dengan Indah, walaupun pernikahan mereka tanpa di dasari rasa cinta.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
IG @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
🍒나는 천사🍒
1 kata buat bima EGOIS 😏
2023-03-07
0
Shautul Islah
aku berharap indah sama salah satu pria yg lain aja dari pada sama si bram,aku ga suka yah!hati perempuan di mainin kaya gini sakit hatiku thor. 😭😭😭😭😭😭
2022-11-27
0
Eka Bundanedinar
g sama kamu yg mau sama indah byak
makan tu rena yg matre
2022-08-09
1