***
Zivana bersiap-siap dengan gaun pestanya, dia menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis itu mengoleskan make up pada wajah nya, entah sudah berapa lama dia merias diri. Intinya Zivana harus tampil beda, dia harus jadi yang paling cantik di pesta nanti.
Klakson mobil dari depan rumah mengakhiri aktivitas Zivana, gadis itu melihat cermin sekali lagi untuk memastikan penampilan nya. Setelah itu, dia langsung bergegas keluar. Malam ini orang tua Zivana tidak pulang.
"Selamat malam pak Arzan," Zivana tersenyum hangat.
Arzan mematung di tempatnya, dia melihat penampilan gadis itu. Pria itu menatap Zivana dari atas sampai bawah, gaun yang gadis itu kenakan juga sangat terbuka.
"Pak, Arzan!" seru Zivana saat Arzan hanya diam sambil menatap dirinya.
Arzan gelagapan, dia membuka pintu mobil untuk gadis itu. Zivana pun masuk, dan mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat pesta.
'Mati kau bapak satu anak.' Gumam Arzan dalam hati.
Setelah menempuh perjalanan nya, mobil mereka sampai di tujuan. Arzan kembali membuka pintu mobil untuk Zivana, di dalam sana Dean sudah menunggu gadis ini. Zivana berjalan masuk dengan Arzan yang mengawalnya, dari arah masuk banyak pasang mata yang sudah menatap pada nya.
"Kenapa mereka melihat ku seperti itu?" bisik Zivana, Arzan melihat sekeliling. Benar, banyak orang yang kini tengah menatap gadis itu.
"Abaikan saja Nona," Arzan mengajak Zivana pada Dean.
Di meja paling pojok, Dean tengah duduk sambil memainkan ponsel. Di sana juga ada Bian, istri dan anaknya. Tak lupa juga ada tamu yang baru saja bergabung, tuan Alderic dan wanita nya, Adeeva.
Dean malas untuk berbasa-basi dengan orang-orang seperti mereka, karena itu dia lebih fokus pada ponselnya. Tidak ada yang dia lakukan, hanya mengirimkan pesan pada Zivana untuk bertanya keberadaan gadis itu. Namun, gadis itu tak membalasnya.
"Wine?" Alderic memberikan gelas pada Dean, pria itu mengisi penuh gelas milik Dean.
"Terima kasih." Ucap Dean lalu meminum wine nya bersama-sama.
Adeeva terlihat sexy seperti biasa, dia menggunakan gaun berwarna merah. Bagian dada nya terbelah, lalu punggung nya pun terekspos. Gaun itu hanya selutut, tapi memiliki belahan sampai paha. Kulit mulus kaki jenjang nya terekspos jelas, sedari tadi banyak orang yang memuji ke elokan tubuhnya. Beberapa pengusaha tua juga sudah ada yang menawar dirinya.
"Sayang, wine nya lagi?" Adeeva mengambilkan botol minuman lain, wanita itu duduk di paha Alderic yang kini tengah duduk dan meminum wine nya.
Alderic sangat menikmati itu, pria tua itu sangat terlena karena Adeeva. Sentuhan sentuhan Adeeva selalu membuat nya hilang akal, biasanya setelah dia pakai maka dia akan mencari yang lain. Tapi, jauh berbeda dengan Adeeva, wanita itu tak bisa di gantikan.
Dari kejauhan tampak Arzan dan Zivana berjalan ke arah mereka, Dean yang menyadari itu tak sedetikpun mengalihkan pandangannya. Terutama pada gaun yang gadis itu kenakan. Apa-apaan ini? Zivana mengenakan gaun yang sangat terbuka, paha dan belahan dadanya terekspos.
Banyak pria tua yang haus wanita sexy menatap nya, Dean paham tatapan macam apa yang mereka berikan. Sadar akan hal itu membuat Dean panas sendiri, dia tidak terima ini. Tidak ada yang boleh menatap Zivana dengan tatapan seperti itu, tubuh Zivana tidak diperuntukkan di tatapan tak sopan seperti yang mereka lakukan.
"****! Gadis ini." Umpat Dean.
Bian yang melihat kedatangan Zivana dan Arzan pun tersenyum lebar, apa lagi saat melihat penampilan gadis itu.
"Wow! Selamat datang, nona Zivana Harrison Adytama. Mari duduk lah," Bian menyambut baik, dia sengaja menyematkan nama keluarga Dean di belakang nama gadis itu.
Zivana tersenyum canggung, apa lagi saat melihat wajah datar Dean. Dia berpikir apakah ada yang salah padanya?
"Hai, nona. Kau adiknya tuan Dean?" Alderic ikut menimbrung.
Zivana menggeleng dengan cepat. "Bukan, saya calon istrinya." Jawab gadis itu sambil tersenyum, dengan sengaja dia meraih tangan Dean.
Zivana memeluk lengan Dean dengan posesif, sengaja karena ada Adeeva di sana. Ini bisa jadi kesempatan untuk Zivana menunjukan pada Adeeva di mana posisi nya sekarang ini di kehidupan Dean.
"Sayang, haus." Kata Zivana dengan nada bicara yang dibuat-buat.
Dean melotot tajam padanya, sementara Bian dan Arzan tergikgik geli dalam hati. Jangan tanyakan Adeeva, dia sudah jelas kepanasan.
Zivana memajukan bibirnya, gadis itu menarik jas yang Dean kenakan. "Sayang!" Zivana merengek seperti anak kecil.
"Apa?" sahut Dean masih dengan wajah datarnya.
"Haus, ambiliin minum." Zivana berkedip lucu saat mengatakan itu, Dean pun pada akhirnya mengambilkan gadis itu jus.
Zivana duduk di samping Dean, saat di bawa duduk gaun gadis itu tertarik ke atas. Sehingga pahanya semakin terekspos, di tambah saat gadis itu meletakkan gelas jus nya dengan sedikit membungkuk. Alderic nampak menelan saliva saat melihat bagian dada gadis itu, sontak saja Dean di buat geram.
"Zivana bisa kau diam?" Dean berbisik pada gadis itu.
"Aku sudah diam sedari tadi, om. Harus diam seperti apa lagi?" Zivana menatap dengan tampang tak berdosa.
Dean tak tahan lagi dengan tatapan tak pantas dari pria itu, dia menarik Zivana untuk menjauh dari keramaian. Dean menarik gaun gadis itu untuk menutupi paha, namun tetap saja percuma. Saat di tarik ke bawah, bagian dadanya semakin terlihat.
"Kenapa pakai ini?" tanya Dean yang sudah frustasi.
"Om yang kasih." Sahut Zivana setengah heran.
Dean menautkan alisnya, kapan dirinya memberi gaun ini pada Zivana? Seingat nya, dia memilih gaun berwarna pink dengan belahan di dada, tapi tak terlalu terbuka. Ini kenapa malah jadi gaun seperti ini?
"Om, ini gaun yang pak Arzan kasih kemarin. Katanya dari om, di suruh di pakai pas ke pesta. Ya, udah Ziva pakai." Terang Zivana yang langsung membuat Dean tersadar akan sesuatu.
"Arzan, Bian!" geram Dean.
Ini sudah pasti kerjaan kedua orang itu, jelas-jelas kemarin Dean bukan memilih gaun ini. Ya, Dean baru ingat gaun ini juga ada di salah satu gaun yang Bian bawa.
Sementara itu, Arzan dan Bian nampak gelisah. Pasti setelah ini, Dean akan marah besar pada mereka. Bian masih aman karena dia tidak bekerja untuk Dean, sedangkan Arzan? Dia bawahan Dean.
Ini ide gila Bian, semua ini di dalangi oleh bapak satu anak itu. Arzan hanya menjalankan perintah saja, tapi dirinya salah karena patuh pada perintah Bian.
Bian menukar gaun pilihan Dean dengan gaun yang Zivana kenakan sekarang, sebenarnya Arzan sudah melarang nya namun Bian tak mendengar. Daripada pekerjaan nya yang lain terhambat karena berdebat tentang gaun, Arzan pun mengalah dan memberikan gaun pilihan Bian pada Zivana.
"Ini ide gila mu, bapak satu anak." Arzan meminum wine nya, pria itu menenggak tandas isi gelasnya.
"Tapi ini sangat menyenangkan. Apa lagi saat melihat wajah Dean barusan." Bian tergelak mengingat wajah tak bersahabat Dean.
"Aku dalam bahaya." Sinis Arzan yang hanya di tanggapi kekehan oleh Bian.
"Tidak apa, cukup cari pekerjaan di tempat lain saja. Semua selesai bukan?" Arzan mengumpat dalam hati mendengar perkataan Bian, dia pikir mencari pekerjaan di zaman sekarang itu mudah?
"Mencari pekerjaan di zaman sekarang, tidak segampang mencari ****** keluar masuk kamar." Cetus Arzan.
...***...
...TBC...
...Maaf baru up🙏...
...Gk bisa up double guys😭 ternyata besok ujian praktik 🙏😭...
Oh, iya nih gaun yang Zivana pakai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Tarigan Veronika
thor kok belum up ?
2022-06-11
0
Enggalina Manullang
kok lama2 x up ny keburu malas baca
2022-06-11
0
Yanti
koq belom up lagi thor
2022-06-10
0