***
Hari berikutnya masih seperti hari-hari sebelumnya, Zivana datang saat makan siang dan membawa makan siang untuk Dean. Sepertinya itu adalah rutinitas untuk Zivana, meski terkadang Dean tak memakan makanan yang dia bawakan tapi Zivana tak menyerah.
Siang ini Dean ada pertemuan penting di kantor nya, Zivana harus menunggu sampai pertemuan itu selesai jika mau menemui Dean. Gadis itu duduk di ruang tunggu sambil memainkan kuku nya, lama Zivana menunggu di sana akhirnya pertemuan itu selesai juga.
Saat dia hendak berdiri, matanya tak sengaja melihat kehadiran seseorang. Seseorang yang tak asing bagi Zivana, buru-buru Zivana membenarkan posisi duduk, dia mencari sesuatu untuk menutupi wajahnya. Ada sebuah majalah di meja ruang tunggu itu, Zivana menutupi wajahnya dengan majalah tersebut.
'Kenapa ada papa?' batin Zivana.
Zivana takut jika papa nya sampai melihat dia di sini, maka dia akan ketahuan membolos sekolah. Belum lagi bolos yang dia lakukan di hari sebelumnya. Setelah papa Zivana melewatinya, Zivana pun bergegas menemui Dean.
Dean baru saja masuk ke ruangan nya, dia melepaskan jas lalu mengendurkan dasi nya. Tak lupa Arzan yang sudah siap dengan setumpuk dokumen yang dia bawa, ada beberapa yang harus Dean tanda tangani dan ada juga yang harus Dean periksa ulang. Sepertinya hari ini pekerjaan Dean jauh lebih banyak dari hari sebelumnya.
"Ar, taruh di sana. Nanti akan aku kerjakan, sekarang aku akan istirahat dulu. Kau bisa pergi," ujar Dean sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sopa. Pria itu terlihat memejamkan matanya, Arzan sangat paham bos nya itu butuh istirahat sekarang.
"Baik tuan, saya permisi." Pamit Arzan. Baru saja Arzan akan membuka pintu, tiba-tiba pintu sudah di buka dari luar. Pintu ruangan Dean tak di kunci tadi.
"Om Dean!" heboh Zivana yang langsung berlari menghampiri Dean. Arzan yang melihat itu hanya bisa memijit pangkal hidung nya, sungguh ini bukan waktu yang tepat untuk Zivana menemui Dean.
Pria yang tadinya memejamkan matanya itu pun langsung menatap ke arah sumber suara, benar-benar tidak tahu waktu. Dia butuh istirahat, kenapa malah ada gadis SMA ini? Dean menatap Arzan dengan tatapan yang mengisyaratkan agar membawa pergi gadis ini, Arzan yang mengerti pun langsung bergerak.
"Maaf, Nona. Anda tidak bisa menemui tuan Dean sekarang, mari keluar. Anda bisa menemui tuan lain waktu, mari Nona biarkan tuan istirahat dulu." Tutur Arzan dengan sopan.
Zivana yang hampir sampai di hadapan Dean pun berbalik menatap Arzan, gadis itu menatap Arzan dengan tatapan sulit di artikan. "Ziva ada hal penting yang mau di omongin sama om Dean," imbuh Zivana.
Arzan terlihat menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bagaimana ini? Dean sudah memberikan tatapan tajam nya, dan Zivana sangat sulit di bujuk.
'Ya tuhan, ampuni dosaku. Bantulah aku, apa yang harus aku lakukan?' batin Arzan menjerit.
"Om Dean, kenapa? sakit ya?" Zivana sudah berada tepat di hadapan Dean. Gadis itu bergerak menyentuh kening Dean, astaga Arzan semakin di buat frustasi!
Saat Zivana hendak menyentuh kening Dean kembali, tangan Dean dengan sigap menangkis nya. Dean benci di sentuh, tapi gadis ini begitu berani. Bukan hanya berani menyentuh-nyentuh Dean, dia juga kemarin berani mengecup pipinya Dean.
"Om, kenapa? Om sakit ya? sini biar Ziva periksa dulu," kekeh Zivana.
"Keluarlah! Saya butuh istirahat," tegas Dean sambil menghempaskan tangan Zivana yang hendak menyentuh nya.
Gadis itu bukannya berhenti malah mendekatkan diri nya, Arzan bahkan hanya bisa diam menyaksikan itu. Dean menatap penuh selidik gadis itu, dia semakin dekat saja dengan Dean. Bahkan Dean bergeser dari duduknya, apakah dia akan melakukan hal gila lainnya lagi?
"Menjauh lah!" pinta Dean dengan dingin.
Arzan yang berdiri di ambang pintu pun memilih untuk pamit undur diri saja, daripada dia menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya. "Tuan, saya permisi. Saya lupa ada rapat dengan salah satu klien kita."
Sial! Dalam hati Dean mengumpati asisten nya itu. Bisa-bisanya dia meninggalkan dirinya dengan gadis ini, lihat saja nanti Dean akan memberikan perhitungan padanya.
"Sial!" geram Dean.
"Om, kenapa?" tanya Zivana sekali lagi.
Zivana bergerak untuk melepas dasi yang Dean kenakan, tanpa permisi dia langsung duduk di pangkuan Dean. Kaget, tentu saja Dean sangat kaget. Bisa-bisanya Zivana seperti ini, Dean mencoba menurunkan Zivana tapi tangan gadis itu malah mengalung di leher nya.
"Turun!" titah Dean namun Zivana menggeleng cepat. "Ini peringatan terakhir, turun!" sambung Dean.
"Ziva mau lepasin dasi nya, Om." Sahut Zivana yang masih tak mau turun dari pangkuan Dean. Gadis itu bergerak melepas dasi Dean, pergerakan Zivana tentu saja mempengaruhi sesuatu. Paha Dean di duduki gadis itu, sesuatu di area sana seperti menerima rangsangan.
Saat Zivana bergeser, sesuatu di bawa sana malah menegang. Sial! Dean tak bisa menahan nya, adik kesayangannya menegang hanya karena gesekan dari Zivana.
Dean bernafas lega saat Zivana turun dari pangkuan nya, gadis itu berdiri tepat di hadapan Dean. Setelah berhasil melepaskan dasi, Zivana malah kembali duduk di pangkuan Dean. Sialnya, gadis itu pas menduduki adik kesayangannya Dean. Hareghh! sialan! Dean menggeram dalam hati, sungguh gadis ini sangat menyusahkan dirinya.
"Zivana, turunlah." Suara Dean terdengar begitu berat, karena menahan sesuatu di bawah sana.
Zivana melihat wajah Dean yang seperti memerah menahan sesuatu, Dean juga terlihat begitu gelisah. Dia menggerak- gerakan kakinya sedari tadi, Zivana pun turun dari pangkuan Dean.
"Om, kenapa? Ada yang sakit?" Zivana terlihat khawatir, refleks Zivana kembali ingin menyentuh kening Dean untuk memeriksa suhu tubuh nya.
Namun, Dean menepisnya kali ini dengan kasar. Zivana hampir saja terjatuh ke lantai, jika dia tidak refleks berpegangan pada Dean. Alhasil Zivana terjatuh pada pangkuan Dean, kali ini benturan mengenai aset milik Dean.
"Om, kok keras ya?" tanya Zivana saat merasakan sesuatu yang dia duduki mengganjal keras seperti itu.
"****!" umpat Dean.
Zivanna sungguh tak tahu kondisi, dia malah bergerak-gerak di sana dengan sengaja. Zivana tak bodoh, dia berniat menggoda Dean sekarang.
Dean kalang kabut, dia menatap sengit gadis yang berada di pangkuan nya. Benar-benar menjengkelkan, tidakkah dia berpikir jika Dean sampai melakukan sesuatu padanya?
"****! gadis nakal." Geram Dean.
...***...
Next>>
Huaaa😭 Kok aku panas dingin? 😭🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
bhunshin
🤣🤣🤣aahhh duda digodain bocah SMA hareudang gak tuh🤣🤣🤣🤣
2025-02-23
0
Amellya Adjjah
Zivana, bener² nakal yaa... masih SMA lho kamu... 🙈🙈
2022-06-07
1
reisha
seru nih cerita nya,suka deh kalo anak ABG seneng sama om om 😁
2022-05-29
0