***
Di ruang rapat, Dean baru saja selesai melakukan presentasi. Kali ini akan ada tender besar untuk perusahaan nya, selain itu perusahaan Dean akan membuka cabang baru di kota lainnnya. Lihatlah bagaimana kesuksesan dia sekarang, begitu mujur nasib Dean dalam dunia bisnis. Setiap kali ada proyek besar, Dean selalu memenangkan nya. Perusahaan Dean yang 10 tahun lalu hanya perusahaan kecil, kini menjadi perusahaan ternama yang memiliki kolage dimana-mana.
Perpisahan nya dan mantan istrinya dulu menguntungkan Dean di dunia bisnis, pria itu menjadi pria gila kerja. Untuk melupakan pengkhianatan, dan juga kegagalan dalam berumah tangga Dean menghabiskan waktu nya untuk bekerja.
Ada beberapa juga yang berubah dalam diri Dean, dia menjadi seseorang yang lebih keras. Semua harus terlihat sempurna dalam pekerjaan, tak jarang Dean memecat staf nya yang lalai dalam bekerja meski tak terlalu fatal. Bisa di bilang, luka bisa mengubah seseorang.
"Ar, rapat yang tadi sempat di tunda kita lakukan besok saja. Beritahu staf marketing, kita rapat besok." Ujar Dean sambil terus melanjutkan langkahnya menuju ruangan. Rapat untuk tender baru nya sudah selesai.
"Baik tuan." Arzan mengikuti langkah Dean di belakang. Arzan kembali mengingat adegan yang tak seharusnya dia lihat saat di lift, Dean membatalkan rapat karena gadis itu rupanya.
Dean melihat pada Arzan yang sedikit menarik sudut bibirnya, pria itu menatap heran asisten nya. "Ar, kau masih waras bukan?"
Arzan lantas mengubah raut wajah nya menjadi datar, benar-benar tanpa ekspresi. "Masih tuan."
Keduanya masuk ke ruangan Dean, sepanjang perjalanan tadi sebenarnya ada sesuatu yang mengganggu Dean. Soal kejadian di lift itu, Dean sangat khawatir jika ada orang lain yang melihat nya selain Arzan. Bisa berpengaruh besar pada perusahaan nya jika sampai ada kabar yang tidak baik, apa lagi gadis itu masih SMA.
"Ar, soal kejadian di lift itu____"
"Saya tidak melihat apapun tuan." Potong Arzan lebih dulu.
Tidak, Dean tidak percaya. Dia bukan anak kecil, Dena tahu Arzan melihat nya dan gadis SMA itu. Tapi, apa yang dia lihat itu tidak seperti yang pikirkan. Dean tak melakukan apapun di dalam lift itu, dia hanya mau menggertak Zivana.
"Ar, saya tidak melakukan apapun. Itu tidak seperti yang kau pikirkan," tegas Dean. Arzan mengangguk saja, lagipula sekali pun terjadi apa-apa itu urusan pribadi Dean.
"Jika pun terjadi sesuatu, itu urusan pribadi tuan. Saya tidak berhak untuk ikut campur, tapi kalau taun perlu bantuan untuk mencari tempat bisa hubungi saya." Arzan menawarkan bantuannya.
Sialan! Arzan, mencari tempat apa memang nya? Apakah dia menyindir?
"Tempat apa? Kuburan? Kalau itu sih, kamu cari buat kamu sendiri saja." Sahut Dean ngasal, bukan apa-apa Dean sangat paham apa maksud Arzan.
Arzan menahan senyumnya mendengar sahutan Dean, sensitif sekali jawaban nya jika sudah menyangkut perempuan. Benar benar Dean itu duda berjas yang tak percaya lagi pada kesetiaan wanita.
"Nona Zivana gadis baik-baik tuan. Dia juga putri salah satu rekan bisnis anda, sepertinya perasaan nya juga tulus." Tutur Arzan menjelaskan tentang Zivana yang dia tahu.
Dean cukup terkejut mendengar nya, Zivana putri salah satu rekan bisnis nya? Kapan Arzan mencari tahu tentang ini?
"Kau mencari tahu tentang dia?"
"Untuk mu, tuan."
Dean tak salah memilih Arzan, dia begitu gesit dan cekatan. Setiap pekerjaan nya selalu cepat dan sempurna, bahkan pekerjaan yang tak Dean minta pun Arzan melakukan nya dengan cepat. Contoh nya mencari tahu tentang Zivana, pria itu tak pernah sekalipun menyuruh Arzan mencari tahu tentang gadis itu.
"Sangat membantu sekali. Lain kali, jangan lakukan. Mengerti?" Dean menepuk bahu Arzan.
***
Ke esok kan harinya, Zivana berangkat sekolah. Gadis itu sudah siap jika seandainya di hukum, apapun hukuman dari gurunya dia siap menerima. Asalkan jangan di keluarkan dari sekolah, Zivana tidak masalah dengan hukuman apapun selain itu.
Zivana memasuki kelasnya, terlihat suasana kelas yang masih sepi. Ini masih terlalu pagi, dia datang begitu awal ternyata. Daripada menunggu di kelas, Zivana memutuskan pergi ke kantin.
Dia pun belum sempat sarapan tadi, sekalian menunggu teman yang lain datang Zivana memesan sarapan. Dari kejauhan dia melihat Raffy yang akan ke kantin, baru saja Zivana hendak bersembunyi Raffy lebih dulu melihat nya.
"Ziva?!" seru Raffy menghampiri Zivana. "Kenapa baru masuk sekolah?" tanya Raffy.
"Itu, kemarin sakit." Imbuhnya, dan Raffy mengangguk mengerti.
"Kenapa kamu ngilang di club malam itu? Apakah terjadi sesuatu?" selidik Raffy.
"Tidak ada Raff. Itu aku pulang lebih dulu, maaf tidak memberitahu." Kilah Zivana.
Tak lama sarapan Zivana datang, gadis itu langsung memakan bubur ayam pesanan nya itu. Sangat lahap, entah karena dia yang kelewat lapar atau ingin cepat pergi dari sana?
"Oh, iya. Malam itu aku liat kamu di bawa om-om, apa itu om kamu?"
Uhukkkk! uuhuhkk! uuuuhhhkk!!!
Zivana terbatuk-batuk, mendengar pertanyaan Raffy. Gadis itu menuangkan air putih, lalu meminum nya. Setelah di rasa baik, Zivana baru mengeluarkan suara nya.
"Salah lihat mungkin." Sanggah nya.
Tapi Raffy tetap yakin jika itu Zivana, pria itu bahkan sempat mengikuti mobil yang membawa Zivana. Namun karena Raffy yang malam itu juga mabuk, dia tak mengikuti sampai tujuan..Raffy berhenti di pertengahan perjalanan, lalu memutar arah mobil.
"Itu beneran kamu Zivana," Kekeh Raffy.
"Oh, iya. Itu om aku," balas Zivana. "Om Burhan," sambung nya.
...***...
Next>>
Up lagi, maaf kalo up nya lama 🙏😭selain rl, novel, aku juga nge Fangirl guys😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Erna waty
lanjut tor
2022-05-29
1
sherly chelfy
lanjut lagi thor
2022-05-29
1
sweetiey(*˘︶˘*).。*♡
semangat thor 👋 upnya
2022-05-29
1