Chapter 15

***

Siang itu seperti yang Arzan katakan kemarin, Dean mengadakan pertemuan dengan pengusaha asal London. Alderic pria itu lebih tua dari Dean, pengusaha sukses namun mata keranjang. Dia sudah memiliki keluarga, bahkan putra pertama nya sudah berusia 18 tahun. Alderic sering berganti teman kencan, salah satu teman kencan Alderic adalah Adeeva.

Istri Alderic sudah mengetahui sifat bejad suaminya itu, namun tetap diam karena tak berani untuk melawan. Alderic begitu berkuasa di daerah nya, pria itu memiliki banyak rekan yang siap membelanya. Tak heran banyak wanita mata duitan yang mengejar Alderic, termasuk Adeeva.

Pria berusia 50 tahun itu mengenakan jas berwarna hitam, mengepulkan asap ke atas dari rokoknya. Dia duduk di temani wanita bayaran nya. "Hai, tuan Dean. Senang bertemu dengan mu." Alderic mengulurkan tangannya.

Dean melirik sekilas pada wanita yang tengah menemani Alderic di sana, kemudian dia menjabat tangan pria itu.

"Hallo tuan Alderic," balas Dean.

Pertemuan itu di adakan di sebuah hotel bintang lima, kebetulan itu salah satu hotel milik Dean. "Bagaimana pengalaman mu selama di Indonesia, tidak ada masalah bukan?" tanya Dean.

Alderic tersenyum lebar. "Tentu tidak, semua aman. Aku sangat menikmati nya, apa lagi di sini ada wanita secantik dia." Alderic tersenyum genit pada wanita di samping nya.

Dean menatap jijik keduanya, dia melirik Arzan agar segera memulai pembicaraan mereka hari ini. Arzan pun memulai pembahasan kontrak kerja sama mereka, selama Arzan menjelaskan Dean sudah beberapa bergerak tak nyaman. Pemandangan di hadapannya sangat mengganggu, sungguh tidakkah bisa di tahan saja? Masih ada banyak waktu untuk itu.

"Bagiamana tuan, apakah anda setuju dengan kontrak kerja sama nya?" Arzan mengajukan pertanyaan untuk mengakhiri pembahasan hari ini. Sejujurnya Arzan juga merasa tak nyaman, ini keterlaluan.

Di saat jam kerja seperti ini, Alderic sibuk dengan wanita bayaran nya. Jika saja bukan orang penting untuk perusahaan, baik Dean ataupun Arzan tidak akan sudi berada di sini menyaksikan Alderic dan wanita bayaran nya bercumbu.

"Saya setuju. Kerja bagus, senang bisa bekerja sama." Jawaban Alderic membuat Arzan dan Dean mengembuskan nafas lega.

Syukurlah pria itu setuju dengan cepat, mereka tidak perlu membujuk nya lagi. Pertemuan hari ini berjalan lancar, keduanya buru-buru pergi dari sana.

"Baiklah tuan Alderic, kami pamit undur diri. Semoga hari mu menyenangkan." Kedua pria itu beranjak dari sana.

Setelah sampai di area parkir, Dean melepaskan jas nya. Lalu mengendurkan dasi yang dia kenakan, pria itu masuk ke dalam mobil. "Ar, kau melihat nya?"

Arzan mengangguk dengan kekehan kecil nya. "Tentu saja, mereka melakukan nya di hadapan ku."

"Di hadapan ku juga." Sambung Dean seraya terkekeh sinis.

Bagaimana tidak merasa terganggu, Alderic memadu cinta di hadapan mereka. Dengan terang-terangan Alderic memeluk posesif pinggang ramping wanita nya. Bukan hanya itu, mereka juga berciuman tepat di hadapan kedua pria itu. Sesekali juga meremas b***ng wanita nya, dan lebih parah lagi Alderic juga menyempatkan diri untuk meremas p**u d**a wanita itu.

Sialnya! Wanita bayaran Alderic pun tak tahu malu, dia menggoda Alderic dengan lihai. Saat Alderic meremas nya, dia malah mengeluarkan suara sexy nya. Benar-benar tidak tahu tempat!

"Nona Adeeva begitu agresif rupanya. Aku baru tau." Kata Arzan yang langsung membuat Dean berdecih pelan.

"Wanita j***ng itu, memang terlahir untuk menjadi j***ng profesional." Sahut Dean.

Ya, wanita yang menemani Alderic hari ini adalah Adeeva. Wanita itu dengan tidak tahu malu nya terus menempel pada Alderic. Entah karena itu pekerjaan nya, atau ada niat lain.

Sesampainya di kantor, Dean sudah di tunggu oleh teman terwaras nya. Sehingga karena terlalu waras, otak nya bergeser sedikit siapa lagi jika bukan Bian. Pria itu datang dengan surat undangan pesta, besok malam Bian mengadakan pesta ulang tahun perusahaan nya. Sudah pasti pesta nya di gelar di salah satu tempat hiburan malam miliknya, dan sangat jelas akan ada banyak pria mata keranjang dan juga wanita j***ng berkeliaran.

"Kau harus datang." Kata Bian seakan tak mau mendengar penolakan.

"Akan aku usahakan," sahut Dean terdengar begitu malas.

Dean tak terlalu suka datang ke pesta yang di gelar Bian, konsep nya pasti sama seperti pesta sebelum-sebelumnya. Wanita menjadi suguhan utama, jika dulu Dean sangat menyukai nya namun sekarang dia tidak tertarik.

"Come on brother! Kemana Dean yang dulu aku kenal?" Bian menepuk bahunya.

"Mati!" Sarkas Dean.

Bian tergelak mendengar nya, pria ini benar-benar mati semenjak berpisah dengan Adeeva. 10 tahun hidup nya tak berwarna, sangat suram.

"Ar, kau mau ikut? Biarkan saja bos mu dengan kehidupan suram nya itu." Bian mengembangkan senyum mengejek nya.

"Akan aku lihat pekerjaan ku, apakah aku bisa datang atau harus lembur." Jawaban Arzan sama saja dengan Dean.

Bian mengumpat kedua pria ini, bos dan bawahan nya sama saja. Tidak ada yang paham mana kesuraman dan mana kehidupan yang penuh warna. Apakah di sini hanya Bian seorang yang memiliki hidup begitu warna-warni?

"Kalian berdua sama saja. Jangan-jangan kalian juga tidak tau warna pelangi," ujar Bian.

"Kenapa dengan warna pelangi? Apakah sekarang sudah berubah warna?" Dean terdengar begitu menyebalkan di telinga Bian.

"Ya. Itu karena manusia suram seperti kalian!" kesal Bian lalu pergi dari sana.

Ayolah, Bian. Bocah TK juga tahu warna pelangi, Dean dan Arzan hanya saja lebih lurus dari dirimu. Mereka lebih memilih jadi pengusaha sukses, daripada menjadi manusia warna-warni seperti mu.

...***...

...TBC...

...Hai up nih🥳...

...Maaf, harusnya semalam ya🙏...

... ...

...Semalam aku sibuk guys😌 belajar buat Penilaian Akhir Semester ✌️ Hari ini aku sempetin up, kebetulan jadwal PAT aku siang, semoga kalian suka ya🤗...

...Do'a in juga ya guys, supaya lancar dan nilai akhir nya memasukan 🙏🤗...

...See You Next Part 💗 ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***