Lift Yang Ternodai

***

"Aaaaaa!!" pekiknya saat tubuh lemah nya itu terhayung. Tapi, kenapa dia tak jatuh? Apakah ada hantu yang menahan nya?

Dia melihat tangan nya yang di tahan seseorang, Zivana seperti hafal betul aroma parfum orang itu. Seperti tak asing untuk nya, ini seperti aroma parfum___

"Om Dean," beo Zivana. Setelah itu pandangan Zivana menggelap, tubuhnya luruh terjatuh ke lantai.

***

Di ruangan yang bernuansa abu, dengan cahaya lampu yang tamaran Zivana mengerjabkan matanya berkali-kali. Kepala terasa pening, dia tidak ingat apa yang terjadi padanya semalam. Kamar ini juga Zivana sangat asing, ini bukan kamarnya.

"Ssstt, pusing banget." Keluhnya sambil berusaha untuk bangun. Seingat Zivana dia pergi ke club bersama Raffy, lalu dia pergi ke toilet dan setelah itu dia tidak ingat apapun lagi.

"Dimana Raffy?" Zivana mengedarkan pandangannya, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Gadis itu mencari ponselnya, namun tidak ada. Astaga! Apakah tertinggal di club?

"Ya Tuhan! Bagaimana ini?"

"Kau mencari ini, nona?" seseorang dengan setelan jas masuk, dia membawa tas selempang yang semalam Zivana bawa ke club.

Zivana ternganga melihat siapa yang datang, itu Arzan? Apakah yang semalam menolong nya itu benar Dean?

"Pak Arzan?" Arzan menaruh tas Zivana di meja, dia juga datang dengan seorang pelayan yang membawa nampan makanan.

"Ini tas mu, dan itu sarapan mu. Nanti pukul 10:00 ada supir yang akan mengantar mu pulang." Ujar Arzan tanpa mau berbasa-basi, pekerjaan nya banyak dan sialnya pagi-pagi sekali dia di beri tugas mengurusi gadis SMA ini.

"Pak Arzan, yang semalam menolong Ziva itu om Dean?" tanya Zivana.

Arzan mengangguk. "Iya. Lain kali jangan datang ke tempat seperti itu lagi, itu bukan tempat nongkrong untuk bocah seperti mu." Kata Arzan sambil melenggang pergi.

Zivana menatap cengo kepergian Arzan, apa katanya tadi bocah? Zivana mengerucutkan bibirnya, kemudian dia pun memeriksa jam di ponselnya. Ini sudah pukul 09 pagi, pantas saja perutnya sudah bergemuruh meminta makanan.

Lihatlah sarapan nya pagi ini, salat buah dan roti. Baginya ini cukup aneh, karena Zivana biasa sarapan dengan bubur atau nasi goreng bahkan bisa makanan berat lainnya. Biasa lidahnya Indonesia banget.

Zivana mulai memakan rotinya, kemudian dia mencicipi salat buahnya. Tidak terlalu buruk di makan pagi-pagi, hingga tanpa sadar semuanya habis tak bersisa.

"Kenyang juga," Zivana mengusap-usap perutnya yang sudah terisi salat buah dan roti pagi ini. Dia pun bergegas untuk mandi, sebelum itu dia memeriksa lemari di sana. Ada dress wanita di dalam lemari itu, apakah itu di sediakan khusus untuk nya? atau memang sudah ada di sana sedari awalnya?

Zivana nya mengambil baju itu, lalu pergi ke kamar mandi. Setelah ritual mandi nya selesai, di lanjut dengan make up. Tak terlalu tebal karena Zivana bukan tipe gadis yang suka make up mencolok, entah kebetulan atau apa di sana juga ada alat make up.

Seperti yang Arzan katakan, pukul 10 ada supir yang menjemput nya. Zivana di panggil salah satu pelayan di sana, dengan menenteng tas selempang dan dress merah mudanya Zivana keluar dari kamar hotel. Benar saja di sana sudah ada mobil dan supir yang menunggu nya, Zivana buru-buru masuk ke dalam mobil itu karena dirinya jadi pusat perhatian.

Bagaimana tidak jadi pusat perhatian, mobil yang menjemput Zivana itu mobil mewah. Di tambah dia yang keluar dari salah satu kamar hotel VVIP, dan dress yang dia kenakan kan pun ternyata sebuah dress rancangan desainer ternama yang tak semua orang bisa memiliki nya.

"Baru liat orang kaya ya? Ngeliatin sampe segitunya," gerutu Zivana di dalam mobil.

Sang supir yang mendengar itu hanya mengulas senyum tipisnya, bos nya itu orang sangat kaya jadi untuk ini semua rasanya biasa untuk di lakukan. "Nona, alamat rumah mu?" tanyanya dengan sopan.

Zivana memberitahu alamat rumah nya, setelah itu mobil yang dia tumpangi pun melaju dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan Zivana memikirkan bagaimana jika orang tuanya sudah ada di rumah?

"Pak, ke kantor nya om Dean ya." Belum sempat supir itu menjawab, Zivana langsung menyela. "Kalau tidak mau tidak apa, saya bisa naik taxi. Turunkan saya di depan."

Mau tak mau supir itu menyetujui permintaan Zivana, mengantar dia ke kantor Dean. Selang beberapa menit mereka pun sampai, Zivana langsung turun dari mobil.

Di ruangan Dean baru saja mendapat kabar dari supir bahwa dia mengantar gadis itu kekantor, Dean menutup telepon itu dan langsung meminta Arzan membatalkan rapat nya. Dia sendiri yang akan mengantar gadis itu pulang, seperti nya memang Zivana perlu sedikit pelajaran dari nya.

"Baiklah, mari bermain dengan ku." Seringai culas terbersit di wajah pria itu, dia mengambil kunci mobil nya dan keluar dari ruangan kebesaran nya.

"Om Dean!" seru Zivana saat melihat Dean di lorong menuju lift, pria itu baru saja keluar dari lift. Zivana langsung berlari menghampiri nya, Dean terlihat santai dengan satu tangan dia masukan ke dalam saku celana nya.

"Om, mau kemana? Ziva baru aja mau ke ruangan om. Mau jemput Ziva ya?" cerocos nya ketika sambil berdiri menghalangi jalan Dean. Gadis itu terlihat mengedipkan matanya, sungguh sangat berbakat jadi penggoda.

"Jangan terlalu percaya diri. Siapa kau yang haru aku jemput?" sahut Dean terdengar begitu sinis.

"Aku? Calon istrinya om," balas Zivana yang lagi-lagi mengerlingkan sebelah matanya.

Dean menatap datar gadis di hadapannya, kenapa begitu yakin sekali saat mengatakan itu? Apakah dia begitu yakin Dean bisa tertarik padanya?

"Kau yakin? Apa kau pikir aku akan tertarik pada bocah SMA seperti mu?" Dean tersenyum miring melihat Zivana dari atas sampai ujung kaki nya. "Tidak ada yang menarik." Katanya begitu menohok sekali.

Zivana membulat kan matanya, tubuh dia cukup berisi. Bahkan dari teman-teman yang lainnya, tubuh Zivana yang paling berisi. Banyak yang mengatakan tubuhnya sexy, apa iya Dean tak tertarik?

"Aku paling berisi dari teman-teman yang lain. Apa bener om tidak tertarik?" tanya Zivana sambil mendekatkan dirinya pada Dean. Zivana menarik tangan Dean, melingkar kan nya di pinggang milik gadis itu. "Om yakin?" sambungnya.

Sial! Dean terjebak. Tak ingin ada yang melihat nya seperti ini, Dean manarik masuk gadis itu ke dalam lift. Dean mendorong Zivana sampai membentur dinding lift, tangan Dean mencengkram kuat pinggang Zivana. Satu tangannya lagi dia letakan di sisi kepala gadis itu, menahan pergerakan Zivana.

"Kenapa diam? Kau takut?" bisik Dean tepat di telinga gadis itu.

Zivana meremang merasakan hawa panas dari hembusan nafas Dean, jarak keduanya pun begitu dekat. Apa lagi Dean yang kian mengikis jarak keduanya, Zivana mendadak sesak nafas.

"Tadi kau sangat berani menggoda ku. Ayo lakukan lagi, di sini tidak ada yang akan melihat nya." Kata Dean sambil mengelus lembut pipi Zivana.

"Om___" Zivana menelan saliva nya susah payah. "Lift nya terbuka." Lanjutnya.

Dean melihat ke belakang, benar lift itu sebentar lagi akan terbuka. Belum sempat Dean bergeser dari posisi sekarang, lift lebih dulu terbuka. Sialnya, ada Arzan berdiri di luar sana.

"Tuan?" beo Arzan sambil menatap cengo keduanya.

Dean langsung menjauhkan diri, pria itu merapihkan jas nya. Sementara Zivana hanya bisa menunduk, pipinya memerah karena malu.

Arzan menatap kedua nya bergantian, apakah sekarang lift sudah berubah fungsi?

"Lift nya ternodai," gumam Arzan, namun masih bisa di dengar Dean dan Zivana.

...***...

Next>>

Hai, maaf baru up 🙏 Harusnya semalm sudah up, tapi pas tdi malam tuh ada petir guys😭 Aku gak berani buka hp😭🙏 Maaf banget ya🙏

Terpopuler

Comments

Amellya Adjjah

Amellya Adjjah

Dean lama² juga pasti tergoda, si Zivana agresif banget😁

2022-06-07

2

Yanti

Yanti

semagat thor up nya

2022-05-29

1

Tarigan Veronika

Tarigan Veronika

next thor

2022-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Dean Harrison Adytama
3 Gadis Nakal
4 Club malam
5 Lift Yang Ternodai
6 Om Burhan
7 Pelayanan Satu Hari
8 Om I Love You
9 Mulai terusik
10 Aku menyukai tubuh mu, gadis nakal!
11 Wanita gila
12 Zivana Vs Adeeva
13 Perbedaan yang nyata
14 Besar dan hitam
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Epilog
63 Extra Chapter
64 S2• Awal
65 S2• Penguntit
66 S2• Dia lagi?
67 S2• Uncle Spiderman
68 S2• Ganti Rugi?
69 S2• Kenapa sih?
70 S2• Pencarian
71 S2• Penolakan Kia
72 S2• Aku bukan sopir mu
73 S2• Monster kejam
74 S2• Negosiasi
75 S2• Bolehkah?
76 S2• First Kiss
77 S2• Bantuan Arzan lagi
78 S2•Selamat Tinggal
79 S2• Merindukan sosok nya
80 S2• London
81 S2• Mengikhlaskan
82 S2• Kembali
83 S2• Kesempatan
84 S2• Saingan Arzan
85 S2• Dijemput paksa
86 S2• Ice cream
87 S2• Mau?
88 S2• Suami Idaman
89 S2• Kejutan
90 S2• Wedding Day
91 Pengumuman Novel Baru
92 Extra Part 1
93 Extra Part 2
94 Extra Part 3
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Prolog
2
Dean Harrison Adytama
3
Gadis Nakal
4
Club malam
5
Lift Yang Ternodai
6
Om Burhan
7
Pelayanan Satu Hari
8
Om I Love You
9
Mulai terusik
10
Aku menyukai tubuh mu, gadis nakal!
11
Wanita gila
12
Zivana Vs Adeeva
13
Perbedaan yang nyata
14
Besar dan hitam
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Epilog
63
Extra Chapter
64
S2• Awal
65
S2• Penguntit
66
S2• Dia lagi?
67
S2• Uncle Spiderman
68
S2• Ganti Rugi?
69
S2• Kenapa sih?
70
S2• Pencarian
71
S2• Penolakan Kia
72
S2• Aku bukan sopir mu
73
S2• Monster kejam
74
S2• Negosiasi
75
S2• Bolehkah?
76
S2• First Kiss
77
S2• Bantuan Arzan lagi
78
S2•Selamat Tinggal
79
S2• Merindukan sosok nya
80
S2• London
81
S2• Mengikhlaskan
82
S2• Kembali
83
S2• Kesempatan
84
S2• Saingan Arzan
85
S2• Dijemput paksa
86
S2• Ice cream
87
S2• Mau?
88
S2• Suami Idaman
89
S2• Kejutan
90
S2• Wedding Day
91
Pengumuman Novel Baru
92
Extra Part 1
93
Extra Part 2
94
Extra Part 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!