***
Pembahasan tentang ukuran kepunyaan Dean masih berlanjut, seakan tidak akan selesai sampai pagi nanti. Ini salah Dean karena sudah memulai nya, dia tidak tahu jika Zivana dan otak nya seliar itu. Dia bukan hanya gadis SMA, tapi juga penggoda duda. Dean mungkin dengan kejadian di lift, lalu beberapa kejadian lain nya. Zivana selalu bisa mengendalikan situasi, gadis itu begitu lihai.
Niat ingin membuat gadis itu takut, malah dia yang berada dalam masalah. Bagaimana tidak, Zivana masih duduk di pangkuan nya dengan posisi yang sama seperti sebelumnya. Yang membuat Dean semakin kalang kabut, paha gadis itu terekspos jelas di matanya. Belum lagi gadis itu yang dengan sengaja meletakkan tangan Dean di paha mulusnya.
"Om, Ziva sama mantan istri om lebih menggoda yang mana?" tanya Zivana.
Dean menatap gadis itu, dia berpikir apakah sikap berani Zivana belakang ini karena Adeeva? Zivana merasa terancam karena hadirnya Adeeva?
"Apa yang membuat mu seperti ini karena kembali nya Adeeva?" tebak Dean dan gadis itu mengangguk.
"Ziva takut om rujuk sama dia. Ziva gak terima, pokoknya om milik Zivana. Gak boleh rujuk sama dia!" tegas Zivana saat mengatakan bahwa Dean tidak boleh rujuk dengan Adeeva lagi.
Dean sungguh masih tidak habis pikir, ada gadis SMA seperti Zivana. Mampu melakukan apapun untuk seseorang yang dia suka, apakah Dean bisa percaya pada nya?
"Apa saya bisa percaya padamu?" Dean menatap manik gadis itu, tatapan nya selalu seperti itu. Teduh dan tulus, Dean merasakan nya, tapi dia masih sangat ragu untuk memulai sesuatu.
Zivana mengangguk mantap. "Om bisa percaya sama Ziva,"
"Kalau kamu mengkhianati saya?"
"Om bisa bunuh Ziva saat itu juga. Ziva serius om, Ziva ikhlas." Gadis itu selalu tegas saat memutuskan sesuatu. Dia benar-benar yakin saat mengatakan itu, tidak terlihat ragu sedikitpun.
Dean tersenyum puas mendengar nya, dia tidak pernah melihat ada gadis muda seperti Zivana. Perlahan kepercayaan Dean mulai kembali, tapi dia masih butuh waktu untuk bisa sepenuhnya percaya cinta. Siapa yang tidak trauma ketika di khianati seseorang yang dia cinta, semua pasti butuh waktu untuk bisa bangkit dan memulai yang baru.
"Saya akan berusaha membuka hati untuk kamu, tapi saya tidak berjanji untuk mencintai kamu. Karena pada dasarnya cinta tidak bisa di paksakan." Kata Dean yang berhasil membuat Zivana menari kesenangan.
Meski Dean tak janji untuk mencintai nya, tapi dengan Dean yang berusaha membuka hatinya Zivana sudah merasa cukup. Perjuangan nya sebentar lagi akan menemukan titik terang, cepat atau lambat semua perjuangan nya akan membuahkan hasil.
"Makasih om, Ziva seneng banget." Girang nya sambil meloncat kegirangan di hadapan Dean.
Malam itu, menjadi saksi di mana Dean yang mulai memberikan ruang untuk Zivana. Dimana pria itu akan memulai semuanya kembali, dia akan menata kembali hati nya. Malam itu menjadi saksi awal dari perjuangan yang sesungguhnya, perjuangan cinta Zivana kepada duda berjas nya.
***
Dua Minggu berlalu begitu cepat, minggu besok Zivana akan menghadapi ujian. Ini akan menjadi penentu dari kelulusan nya, satu minggu ini Zivana lebih sibuk. Dari tugas praktik nya yang ketinggalan, lalu tugas harian dan masih banyak lagi. Ini akibat dari dirinya yang sering bolos.
Di rumah dia akan di bantu papa nya untuk menyelesaikan beberapa tugas, sejak kembali dari luar negri orang tua Zivana menjadi lebih hangat. Pertengkaran yang sering terjadi di antara keduanya kini sudah jarang, mereka menjadi lebih mementingkan Zivana sekarang ini.
Lihat saja seperti pagi ini, Zivana di antar sekolah oleh papa nya. Tak lupa juga ada kotak bekal yang mama nya siapkan, tentu saja sudah di masukan rapi ke dalam tas sekolah Zivana.
"Ziva masuk dulu pah," Gadis itu dengan bersenandung kecil masuk ke kelas nya. Dia begitu bahagia belakangan ini, dari cintanya yang mendapat kesempatan lalu mendapatkan kembali perhatian orang tuanya.
"Cie yang lagi kasmaran. Pagi-pagi udah bersenandung aja." Goda Kia yang sudah berada di kelas.
Zivana duduk di sebelah Kia. "Apa sih? Siapa yang kasmaran?"
Kia tersenyum jahil, gadis itu memainkan alisnya. "Kamu udah jadian ya, sama duda itu?"
Zivana diam untuk sesaat, kemudian senyum terukir di wajahnya. "Belum, tapi om Dean mau buka hati buat aku."
Kia mengangguk mengerti, pantas saja pagi-pagi sudah gembira. Tapi, semoga saja om duda nya Zivana itu bisa membuka hati sepenuhnya. Kia melihat bagaimana Zivana selama ini mengejar Duda berjas itu, tidak bisa di bayangkan nanti nya jika cintanya sampai tak terbalaskan.
***
"Apa yang terjadi?" Bian menatap Dean dengan senyum lebar nya. Dia mengetahui kabar dari Arzan, bahwa kemarin malam Dean dan Zivana satu kamar.
Dean menatap jengah bapak anak satu ini, sudah beranak tapi masih saja suka ikut campur urusan Dean. "Urusi saja anak dan istri mu. Jangan repot-repot mengurusi ku dan hidup ku."
Bian terkekeh kecil, dia juga heran kenapa dirinya begitu antusias jika membahas hidup orang lain terutama Dean. "Ayolah, aku juga tidak tau kenapa. Tapi, kisah hidup mu sangat menarik." Kekehan kecil Bian terdengar di akhir kalimat nya.
Terlihat Dean yang menatap tajam dirinya, ada Arzan juga yang kini tengah sibuk dengan berkas di meja Dean. Jika Bian selalu antusias maka lain halnya dengan Arzan, pria itu hanya antusias di waktu tertentu. Dia tidak akan perduli urusan yang lain jika saat seperti ini, sibuk dengan pekerjaan. Arzan itu terkadang cuek akan sekitar, tapi dia juga kadang begitu peka dengan lingkungan sekitar.
"Ar, bagaimana kontrak kerja sama dengan pengusaha dari London itu?" Dean beralih pada Arzan.
"Besok kita ada acara pertemuan dengan nya taun. Tempat dan waktu sudah saya atur," jawab Arzan yang langsung di beri acungan jempol Dean.
"Bagus, kau memang paling bisa di andalkan." Puji Dean.
"Saat kerja mu bagus, Dean memuji mu. Tapi saat kerja mu lambat sedikit saja, Dapat di pastikan Dean akan marah besar. Dia memarahi mu seakan ingin menelan mu Ar," ujar Bian pada Arzan.
Setelah mengatakan itu entah mau pergi kemana Bian itu, dia berlari keluar ruangan. Dean mengumpat dalam hati, bisa-bisanya dia memiliki teman seperti Bian. Otak Bian selalu saja bergeser tidak pernah pas pada tempatnya, mungkin bapak satu anak itu pernah mengalami benturan dahsyat di kepala nya.
"Tuan. tuan Alderic pernah berkencan bersama nona Adeeva," kata Arzan yang langsung membantu Dean menatap pada nya.
"Kemungkinan besar mereka masih dekat sampai sekarang, baru-baru ini mereka menghabiskan waktu berlibur bersama di Bali." Lanjut Arzan.
Pikiran Dean di paksa berpikir keras, ini tidak baik bagi perusahaan nya. Jika sampai Adeeva menggunakan Alderic sebagai alat untuk belas dendam, maka perusahaan Dean dalam bahaya. Alderic itu salah satu rekan bisnis Dean yang berasal dari London, dia berpengaruh besar terhadap kemajuan perusahaan yang Dean miliki sekarang.
"Cari tau sudah sejauh mana mereka berhubungan. Dan apa saja yang dia ketahui tentang masa lalu Adeeva, jangan sampai ini menjadi masalah untuk kita." Titah Dean yang di angguki kepala oleh Arzan.
Adeeva wanita licik, kemarin dia datang untuk rujuk. Bisa saja besok atau lusa dia datang untuk menghancurkan Dean, wanita itu tidak bisa di tebak. Apa lagi pria seperti Alderic sangat mudah di manfaatkan oleh wanita gila seperti Adeeva.
...***...
...TBC...
Next>>
...Hai, up nih🤗...
...Bantu Share yuk! ✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Junaida Junaida
lanjuttt
2022-07-19
0
Ajrian Dika
lnjut kak
2022-06-05
0
Nanik Puspita
Lanjutkan kakakkkkk, kemesyuman zivana bikin ketawa sendiri saat membacanya 🤣🤣🤣🤣
2022-06-05
1