***
Seminggu yang lalu orang tua Zivana pergi untuk urusan pekerjaan, tapi keduanya masih belum kembali. Mereka bilang urusan pekerjaan nya masih belum selesai, mereka akan berada di sana satu minggu lagi. Tak masalah untuk Zivana, dia juga tidak terlalu dekat dengan keduanya.
Ini adalah bulan-bulan terakhir Zivana menempuh pendidikan di bangku SMA, mungkin hanya tinggal waktu satu bulan lagi. Zivana bukan anak yang pintar, dia juga salah satu murid pembangkangan. Tidak ada harapan untuk nilai terbaik, dia hanya berharap bisa lulus itu saja.
Dengan bantuan Kia dia mempelajari beberapa pelajaran yang dia lewatkan, selama ini orang yang selalu membantu Zivana dengan tugas sekolah nya adalah Kia. Lihatlah sekarang ini Kia sedang menjelaskan ulang materi minggu lalu, harus banyak bersabar dalam menghadapi Zivana dan otak lemot nya.
"Jadi sekarang kamu sudah mengerti kan?" Kia selesai menjelaskan materi nya, sudah lima kali Kia mengulang materi ini.
Zivana mengangguk. "Ngerti Kia,"
Kia bernafas lega, dia merapihkan buku catatan nya lalu memberikan soal pada Zivana. Dia menunggu Zivana mengerjakan soal latihan nya, sangat lama padahal hanya satu soal.
Butuh waktu hampir setengah jam untuk Zivana menyelesaikan satu soal yang di berikan Kia, sungguh isi otak Zivana itu sepertinya hanya terisi duda berjas saja.
"Kia, susah banget soal latihan nya. Apa tidak ada yang lebih mudah?" Zivana menampakkan wajah memelas nya.
Kiara mengebrak meja belajar lipat yang ada di hadapannya, Zivana sampai terlonjak kaget. "Otak kamu itu terbuat dari apa Zivana? Soal seperti itu saja masih tidak bisa, yang kamu pelajari selama ini apa?"
"Mengejar duda 30 hari," celetuk nya sambil terkekeh sendiri.
Kia menatap tajam gadis itu, otak Zivana hanya di penuhi duda berjas nya itu. Apa Zivana sangat menggilai duda berjas itu? Kia tahu Zivana menyukai duda berjas yang tak sengaja bertemu waktu itu, tapi apakah semua otaknya hanya tentang duda? tidak adakah tentang yang lainnya?
"Ziva, stop mikirin duda kamu itu. Coba fokus dulu sama materi nya," kata Kia sambil menahan kesalnya.
"No, Kia. Om Dean sudah menguasai hati dan juga pikiran aku," Zivana malah membayangkan wajah tampan pria itu.
Jika orang lain akan memikirkan bagaimana mereka setelah lulus sekolah nanti, apakah akan melanjutkan kuliah atau bekerja? atau bahkan keduanya. Selain itu mereka pasti memikirkan mau melanjutkan kuliah dimana, lalu fakultas apa yang akan di pilih. Maka lain halnya dengan Zivana, gadis itu hanya memikirkan bagaimana caranya bisa menikah dengan om duda nya itu.
Zivana pikir dia tidak butuh kuliah atau bahkan bekerja, dia hanya perlu menikah dengan Dean dan hidup bahagia. Zivana tak menyukai materi-materi pelajaran, jadi untuk apa dia kuliah. Jika dia sampai menikah dengan Dean, maka hidup nya akan sejahtera. Dia tidak perlu bekerja, hanya tinggal menjadi nyonya saja.
"Cita-cita ku cuma satu Kia. Aku akan menikah dengan om Dean, setelah lulus sekolah nanti." Ucapnya.
***
"Kau gila Deeva?!"
"Apa kau pikir aku mau rujuk dengan mu? aku bahkan tidak sudi melihat wajah mu, apalagi rujuk!"
Dean menghempaskan tangan Adeeva, wanita itu datang ke kantor nya hanya untuk mengajak nya rujuk? Sungguh tidak tahu malu.
"Dean, aku tau kamu masih cinta kan sama aku? Kamu jangan bohong sama diri kamu sendiri," Adeeva meraih tangan Dean namun lagi-lagi pria itu menghempaskan nya.
"Bian, kau bawa wanita ini ke rumah sakit jiwa. Aku muak mendengar omong kosong nya." Titah Dean.
Bian yang sedang duduk anteng di sopa pun bangkit, dia siap menyeret Adeeva. Arzan yang di kode Bian untuk membantu nya pun, sudah bersiap juga. Kedua pria itu memegang tangan Adeeva.
"Mau apa kalian? Lepasin! Dean, lihatlah mereka." Adeeva meronta-ronta saat dia di seret paksa kedua pria itu.
Dean enggan melihat nya, pria itu duduk untuk melanjutkan pekerjaannya. Sementara Arzan dan Bian menyeret Adeeva keluar, mereka memasuki lif. Setelah lift terbuka, keduanya kembali menyeret Adeeva. Karyawan kantor menyaksikan itu semua, malu tentu saja Adeeva sangat malu.
"Lepasin!" seru wanita itu, keduanya melepaskan tangan Adeeva tapi dengan setengah di hempaskan.
Wanita itu menatap sengit kedua pria yang menyeret nya. "Berani sekali kalian. Lihat saja aku akan membuat perhitungan."
Seringai culas terbersit di wajah Bian, pria itu menatap Adeeva. "Jangan lupa kau sekarang bekerja di tempat ku, Nona sexy. Aku atasan mu," ujar Bian.
Adeeva membuang wajah nya, jika saja ada tempat lain dia akan memilih bekerja di tempat lain. Adeeva bekerja di tempat hiburan malam milik Bian, wanita itu menjadi wanita penghibur di sana. Karir nya di dunia model sudah berakhir, sekandal kencan nya dengan beberapa pengusaha yang menjadi penyebab nya.
"Pergi Nona, sebelum saya meminta satpam mengusir anda dengan cara yang lebih kasar lagi." Tegas Arzan, wanita itu pun pergi dengan rasa malunya.
Sudah merendahkan diri di depan Dean, lalu di seret paksa Bian dan Arzan. Lain kali dia akan membalas nya, Adeeva pastikan itu.
"Wanita gila, pergi lah!" seru Bian.
"Cepat lah, nanti malam kau harus melayani pengusaha dari London!" teriak Bian sambil tertawa, dia puas membuat Adeeva malu.
Arzan tertawa pelan di samping Bian, sungguh mulut Bian tidak memiliki filter. Pasti Adeeva begitu malu di buat nya, lihat saja wajah wanita itu merah pedam.
"Kenapa kau tertawa?" Arzan menggeleng kan kepalanya. "Dia itu wanita gila, tapi mampu membuat pengusaha hidung belang jadi gila karena desa**n nya."
Bian jadi teringat kejadian tadi malam, dimana Adeeva yang membuat pengusaha tua terkapar di kamar. Wanita itu begitu agresif, sehingga pria tua itu tak mampu mengimbangi. Lucu bukan seorang pria bisa kalah di ranjang, karena seorang wanita gila seperti Adeeva.
"Ar, lain kali kau yang mencoba nya. Aku jadi penasaran seberapa ganas nya wanita itu." Ujar Bian sambil terkekeh geli.
Arzan lagi-lagi menggelengkan kepala nya. "Ada banyak wanita di luar sana tuan, aku bisa memilih salah satu dari mereka."
"Hahaha..... Apa kau tidak penasaran? Bos mu saja betah menjadi duda sampai sekarang karena wanita itu." Tawa Bian meledak ketika Arzan saja tak memiliki minat pada wanita itu.
"Dia temanmu juga," sahut Arzan.
Bian tak habis pikir, apa Dean begitu mencintai Adeeva? sehingga gagal move on sampai sekarang, apakah yang menjadi penyebab nya itu karena keganasan wanita itu? Gila, pikiran Bian jadi berpikir kemana-mana.
"Ar, gadis SMA itu juga begitu agresif. Apakah Dena pernah melakukan sesuatu dengan nya?" Bian jadi penasaran apa saja yang sudah Dean lakukan pada gadis itu. Setahu Bian, Dean itu pria yang sangat mudah menerima rangsangan.
"Aku tidak tahu. Jika kau penasaran, coba tanya lift kantor ini." Jawab Arzan.
Lift kantor? Bian berpikir sejenak, apa maksud Arzan ini Dean melakukan sesuatu dengan gadis itu di lift kantor?
"Ar, bos mu sudah bangkrut? Apa dia sudah tidak sanggup menyewa hotel? Kalau seperti itu kenapa tidak datang ke tempat ku, aku akan menyediakan tempat untuk nya." Kata Bian.
Ayolah, Arzan jadi gila lama-lama. Selain bos nya yah aneh, teman bos nya juga begitu gila. Kenapa pikiran nya begitu liar, Arzan juga pria normal tapi dia tak seliar Bian. Arzan jadi heran bagaimana bisa Bian menemukan wanita yang sanggup menerima nya? Sangat hebat, wanita yang menjadi pawang casanova yang satu ini.
"Lift lebih elegan di bandingkan hotel bintang lima." Celetuk Arzan.
Bian tertawa terbahak-bahak, keduanya berjalan masuk ke ruangan Dean. "Lain kali aku akan mencoba nya."
"Lalu akan ada berita utama di kantor. Lift kantor berubah fungsi menjadi tempat destinasi pasangan suami istri." Sambung Arzan lalu keduanya tertawa, sungguh pikiran mereka jadi gila karena itu.
...***...
Next>>
...Oke, guys up nih!!...
Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Semet Tipis
Benar benar deh otaknya bian sama arzan 😁😁😂
Lanjut dan semangat💪💪 terus buat updatenya thor 😊😊
2022-06-13
0
Amellya Adjjah
pada kena virus gilanya mantan istri Dean ya,,
2022-06-08
0
Amellya Adjjah
pinter juga Arzan jawabnya😅😅
2022-06-08
0