Pelukan itu terlihat begitu lama, dan Putri mengusap pelan punggung Rifki membuat Rifki merasa begitu nyaman berada didalam pelukan Mamanya, Putri merasa bahagia karena dirinya masih mampu untuk melihat Rifki dalam keadaan baik baik saja.
"Bagaimana kabarmu sekarang Nak? Mama sangat merindukan dirimu, Mama begitu takut ketika kau mengalami penyerang itu dan Mama tidak ingin kehilangan dirimu Nak, kau tau disaat kau keritis, perasaan Mama begitu hancur"
"Maafkan Rifki Ma, karena Rifki telah membuat Mama khawatir kepada Rifki saat itu, Rifki baik baik saja Ma, Rifki tidak akan pernah meninggalkan Mama, bagaimana kabar Mama selama ini? Apakah ada orang yang berani menyakiti Mama?"
"Melihatmu baik baik saja membuat Mama merasa bahagia Nak, bagaimana bisa ada orang yang menyakiti Mama sementara ada dirimu dan juga Papamu yang selalu melindungi Mama".
"Dan Rifki tidak akan membiarkan hal itu terjadi kepada Mama".
"Mama sangat beruntung memiliki kalian sebagai keluarga Mama, tapi Mama juga sangat takut untuk kehilangan kalian".
"Ma, didunia ini tidak ada yang abadi, dan jika Allah sudah berkehendak kita sebagai manusia hanya bisa iklas dan bersabar".
"Rifki memang anak yang baik".
"Karena Mama, Papa, dan Kakek yang selalu mendidik Rifki untuk menjadi anak yang baik".
Putri memeluk tubuh Rifki begitu lama, suasana haru ditempat itu seketika membuat seluruh anak Gengcobra meneteskan air matanya, mereka belum pernah merasakan pelukan dari seorang Ibu sehingga membuat mereka meneteskan air mata mereka, melihat kejadian itu membuat mereka mengingat kembali tentang kedua orang tua mereka yang telah lama tiada.
"Rifki sangat merindukan Mama selama ini, Mama tau? Rifki selalu memikirkan Mama, Rifki sangat menyayangi Mama"
"Mama juga Nak, ketika kau pergi waktu itu, dunia Mama seakan akan begitu sunyi tanpa kehadiranmu disamping Mama".
"Sampai kapan kau akan memeluk putramu tercinta itu? Kapan giliranku untuk memeluknya, bukan hanya dirimu saja yang merindukan dia" Sela Haris.
Putri segera melepas pelukannya itu ketika suara suaminya terdengar dibelakangnya, Rifki tersenyum kearah sosok seorang lelaki yang selama ini ia panggil sebagai Papa, Rifki segera menghamburkan tubuhnya kedalam pelukan sang Ayah.
"Kita bertemu lagi Pa, sejak Papa pulang ke Indonesia waktu itu, Rifki merasa sangat kesepian, Rifki ingin sekali menyusul Papa, tapi Rifki harus melanjutkan pendidikan Rifki terlebih dulu".
"Kau membuat Papa sangat khawatir, kau tau? Papa menunggumu sadar selama setahun penuh, melihatmu terbaring seperti itu rasanya seperti hati Papa ini tersayat sayat"
"Tapi sekarang Rifki baik baik saja kan Pa? Rifki bisa pulang dengan selamat, dan bisa berkumpul kembali dengan Papa dan Mama, itu berkat doa kalian berdua kepada Rifki selama ini".
Anak dan Ayah itu berpelukan begitu lama untuk melepaskan kerinduan diantara keduanya, tidak ada hal yang membahagiakan selain bertemu kembali dengan sosok keluarga yang begitu sangat dirindukan akan kehadirannya.
Melihat Mama dan Papanya saling bergantian memeluk Rifki membuat seorang gadis remaja terlihat begitu cemberut, gadis itu tidak lain adalah Ayu, Adik kandung dari Rifki, entah sampai kapan kedua orang tuanya itu akan berhenti memeluk Kakaknya dan padahal dia sendiri juga ingin memeluk Kakaknya karena ia begitu merindukan Kakaknya.
"Apa Kakak melupakan diriku! Sampai sampai tidak melihat kalau aku juga hadir disini untuk menyambut kedatangan Kakak sejak tadi!" Teriak Ayu dengan kesalnya kepada Rifki.
Rifki segera melepaskan pelukannya dari tubuh Haris dan menoleh kepada gadis kecil yang berusia 13 tahun, Rifki dapat menebak bahwa itu adalah Adiknya karena sikap manjanya yang berbeda dari yang lainnya apalagi dengan wajah cemberutnya itu.
"Gadis hilang dari mana ini Pa? Kenapa bisa ada disini bersama dengan kita sekarang?" Canda Rifki yang seolah olah tidak mengenali Ayu.
"Bukan aku yang hilang, tapi Kakak selama ini yang hilang meninggalkan Ayu sendirian! Ayu sangat marah kepada Kak Rifki" Ayu semakin cemberut dengan ucapan Rifki.
"Ayu? Ayu siapa ya? Sepertinya aku tidak pernah kenal dengan nama itu, apa Mama tau?" Tanya Rifki lagi lagi menggoda Adiknya itu.
"Kakak! Auah, aku tidak mau ketemu Kakak lagi, Kak Rifki sangat sangat sangat sangat menyebalkan sekali" Ucap Ayu sambil melipat kedua tangannya dan segera membelakangi Rifki.
Rifki seketika itu juga tertawa melihat tingkah manja dari Adiknya itu, mendengar tawa itu membuat Ayu semakin sebal dengan Kakak laki lakinya itu, bukannya segera membujuknya ia malah tertawa seperti itu dibelakangnya.
"Kenapa begitu banyak sangatnya? Emang sebegitu menyebalkankah Kakakmu ini?" Tanya Rifki dengan nada menggoda.
Ayu hanya diam membisu saja tanpa menjawab pertanyaan dari Rifki, Rifki segera mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya dan mengarahkannya kedepan wajah Adiknya itu.
Ayu begitu terpanah dengan apa yang dibawakan oleh Kakaknya itu, itu adalah hiasan rambut yang begitu indah bagi Ayu, ketika Ayu hendak mengambilnya dari tangan Rifki, Rifki segera mengenggamnya kembali dan menjauhkan hiasan rambut itu dari wajah Ayu.
"Eith... Tidak bisa semudah itu untuk mendapatkan barang sebagus ini" Ucap Rifki.
"Kakak! Berikan hiasan rambut itu kepadaku!" Ucap Ayu sedikit sebal dan langsung membalikkan badan memandang kearah Rifki.
"Bilang dulu kepada Kakak, kalau Kakak Rifki adalah Kakak yang baik"
"Ngak mau, Kakak jahat".
"Ya sudah, akan aku berikan hiasan ini kepada gadis lain saja lah".
"Kak Rifki selalu begitu".
"Bilang dulu, nanti Kakak kasih, bahkan yang jauh lebih indah daripada ini, mau ngak? Kalau ngak mau ya sudah, aku berikan kepada yang lainnya saja".
"Mau".
"Kalo gitu Ayu bilang dulu, seperti yang Kakak ajarkan tadi".
"Kakak Rifki adalah Kakakku yang paling baik sedunia, sudah?" Ucap Ayu acuh tak acuh.
"Ngak iklas nih mujinya, ngak asik banget deh".
"Sudah, mana berikan hiasan rambut itu".
"Karena Adek Kakak ini yang bandel, maka Kakak akan memberikannya kepada Adek".
Rifki segera memberikan hiasan itu kepada Ayu dan hal itu membuat Ayu terlihat begitu gembira daripada sebelumnya yang sejak tadi menekuk wajahnya dan terlihat begitu masam itu.
"Terima kasih Kakak".
Ayu segera memeluk tubuh Kakaknya itu, ia begitu bahagia ketika mendengar bahwa Kakaknya akan pulang, apalagi Kakaknya itu yang telah membawakan sebuah oleh oleh kepadanya sehingga rasa kecewanya karena tidak dianggap itu seketika musnah begitu saja.
Rifki menatap kesekelilingnya seakan akan ia merasa ada yang kurang diantara barisan barisan itu, ia merasa ada yang belum hadir ditempat itu, ia mencoba untuk mencari seseorang itu diantara para anak buahnya yang hadir untuk menyambut kedatangannya kali ini.
Setelah cukup lama ia mencari akan tetapi dirinya sama sekali tidak menemukan orang yang ia cari, ia berharap bahwa orang itu hadir untuk menyambut kedatangannya akan tetapi nyatanya dia benar benar tidak datang untuk Rifki.
"Dimana Nadhira? Kenapa aku tidak bisa melihatnya? Apakah dia tidak ikut hadir? Kenapa dia tidak hadir untuk menyambut kedatanganku?" Tanya Rifki.
Mendengar pertanyaan itu membuat Bayu dan yang lainnya hanya bisa menundukkan kepalanya entah apa yang harus mereka katakan kepada Rifki saat ini, ia sudah berusaha untuk membujuk Nadhira akan tetapi Nadhira masih tetap pada pendiriannya untuk tidak ikut dalam penyambutan itu.
Seketika itu membuat Rifki merasa begitu sedih kareka ketidak hadiran Nadhira ditempat itu, ia sangat berharap bahwa dirinya bisa bertemu dengan Nadhira dibandara ini akan tetapi harapannya itu hanyalah sia sia karena Nadhira sama sekali tidak hadir ditempat itu untuk dirinya.
"Ya sudah ayo kita pulang dulu, Rifki, kau pasti sangat lelah karena telah melakukan perjalanan yang sangat jauh, sebaiknya kau istirahat terlebih dulu" Ucap Putri yang mencoba mencairkan suasana.
"Mamamu benar Rif, kau pasti sangat merindukan suasana rumah bukan? Untuk soal Nadhira kau bisa menemuinya nanti setelah lelahmu hilang, Nadhira mungkin sibuk dengan urusan perusahaannya, kau tau sendiri kan kalau sekarang ini dia adalah pemimpin sebuah perusahaan juga"
"Iya Nak, Kakekmu juga sudah menunggumu dirumah sejak tadi, dia tidak ikut kemari karena ingin menyambutmu dirumah"
"Baiklah kita pulang terlebih dulu, aku akan menemuinya nanti setelah itu" Putus Rifki.
Rifki pun akhirnya mengikuti apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya itu, mereka segera bergegas menuju kemobil, Rifki memutuskan untuk naik dimobil anak buahnya, ia masih ingin mengobrol dengan mereka sehingga membuat kedua orang tuanya hanya bisa memaklumi hal itu karena mereka juga tidak pernah berjumpa sebelumnya.
Rifki segera masuk kedalam sebuah mobil dimana Bayu, Reno, dan lainnya berada, melihat hal itu membuat mereka sedikit gemetaran entah apa yang harus mereka jawab selanjutnya, dan pertanyaan apa saja yang ingin diketahui oleh Rifki saat ini dan mobil tersebut segera melaju.
"Dimana Nadhira sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi kepadanya selama ini? Katakan Bay, aku tau bahwa kau pasti mengetahui segalanya kan, apa yang terjadi kepada Nadhira selama ini?" Tanya Rifki tiba tiba kepada Bayu.
"Apa yang kau maksud itu Rif? Aku tidak mengerti, Nadhira ada dirumahnya sekarang ini, dia baik baik saja kok aku sudah melihatnya sendiri".
"Jangan pura pura tidak tau apa maksudku Bay! Apa yang terjadi dengan Nadhira selama ini? Kenapa dia tidak mau menemuiku dan menyambut kedatanganku saat ini? Katakan Bay!" Ucap Rifki dengan nada yang sengaja dibuat sedikit tinggi.
Mendengar suara Rifki yang sedikit meninggi membuat beberapa anak buahnya yang berada dimobil yang sama terlihat gemetaran, mereka tidak menyangka bahwa akan berada disatu mobil yang sama dengan Rifki dan Bayu, jikalau tau begini lebih baik mereka menaiki mobil yang lainnya.
Bayu yang ditanyai hanya bisa berdiam diri, ia bingung harus menjawabnya seperti apa, hal itu membuat Rifki segera menarik kerah baju Bayu dengan sangat kasarnya dan menatap tajam kearah Bayu sementara Bayu sendiri hanya bisa pasrah.
"Katakan sekarang Bay! Jangan menguji kesabaranku seperti ini!" Ucap Rifki dengan nada yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
"Dia tidak mau bertemu denganmu karena ia merasa bahwa dirinya telah mengecewakan dirimu Rif, aku sudah mencoba untuk membujuknya tapi ia masih tetap pada pendiriannya, ia merasa bahwa dirinya tidak pantas intuk dirimu Rif".
Jawaban itu seketika membuat Rifki dengan perlahan lahan melepaskan kerah baju Bayu, dan Bayu dapat melihat bahwa adanya sebuah kesedihan dan kekecewaan yang bercampur menjadi satu yang tengah dirasakan oleh Rifki.
"Kenapa? Katakan yang sejujurnya kepadaku Bay, kenapa dia bisa merasa seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi?".
"Sebenarnya, kau tau Amanda kan? Amanda sering menjebak Nadhira untuk meminum minuman keras, sehingga hal itu membuat Nadhira kecewa pada dirinya sendiri karena ia merasa begitu bersalah dengan dirimu Rif, ia hanya mengatakan kepadaku untuk menyampaikan maafnya kepada dirimu Rif".
"Gadis itu benar benar tidak pernah berubah" Ucap Rifki sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Kau tenang saja soal itu Rif, sekarang Nadhira sudah tidak tinggal serumah lagi dengan Om Rendi ataupun Amanda, dia tinggal dengan Oma barunya".
"Oma barunya? Maksudnya?".
"Ternyata Tante Lia adalah seorang anak yang hilang, dan kedua orang tuanya yang tinggal bersama dengan Kak Dhita adalah orang tua angkatnya, sejak kejadian itu orang tua Tante Lia yang asli datang untuk menolong Nadhira".
Dengan terpaksa Bayu mengatakan yang sejujurnya kepada Rifki dengan apa yang dialami oleh Nadhira selama ini yang ia ketahui, perilaku apa saja yang Nadhira dapat dari Papanya dan juga Mama tirinya maupun dari Amanda sendiri, hingga akhirnya Mama tirinya ingin membunuh Papa Nadhira.
Nadhira berusaha untuk mencegah hal itu karena ia tidak menginginkan apapun terjadi kepada Rendi, Mama tirinya sengaja mengadakan sebuah pesta ulang tahun untuk Amanda, dan Bayu juga mengatakan bahwa Reno lah yang mengantarkan Nadhira menuju ketempat dimana acara itu berlangsung saat itu.
"Tante Sena ingin membunuh Om Rendi? Kenapa?"
"Kau tidak tau Rif, ternyata perempuan licik itu telah menyimpan sebuah dendam yang begitu mendalam kepada Om Rendi, perempuan itu berpikir bahwa Om Rendi yang telah membunuh Ayahnya, tapi nyatanya itu bukanlah kesalahan dari Om Rendi, kebetulan saat itu Om Rendi bertemu dengan Ayahnya terlebih dahulu sebelum penyakit jantungnya kembali kambuh sehingga Om Rendi dituduh sebagai pembunuhnya".
Rifki begitu terkejut ketika mendengar cerita dari Bayu, mungkin hal itu adalah hal yang tersulit bagi Nadhira melewatinya, Bayu juga mengatakan bahwa Sena dengan sengaja memberikan sebuah racun kepada Rendi dan Nadhira mencoba untuk menghentikan hal itu dan mengatakan bahwa Sena ingin meracuni Rendi.
Perkataan Nadhira sama sekali tidak dipercayai oleh Rendi karena Rendi sangat yakin bahwa wanita yang dicintainya itu tidak akan mungkin melakukan itu, dan hal itu membuat Nadhira segera meminum racun tersebut untuk membuktikan bahwa ucapannya itu adalah sebuah kebenaran.
"Kenapa anak Gengcobra yang hadir disana membiarkan hal itu terjadi!" Rifki yang tadinya mulai tenang kini kembali terlihat begitu emosi.
Dari cerita yang dikatakan oleh Bayu itu membuat Rifki mengetahui bahwa disana juga terdapat beberapa anak Gengcobra, anak Gengcobra hanya berdiam diri disaat Nadhira meminum racun tersebut dan hal itulah yang membuat Rifki begitu sangat marah kali ini.
"Tenanglah Rif, kau harus memikirkan lukamu juga, jangan salahkan anak Gengcobra, mereka sudah berusaha untuk menghentikan hal itu, tapi Nadhira terus mengancam mereka".
Bayu berusaha untuk menenangkan Rifki, ia tau bahwa Rifki akan begitu sangat marah ketika mendengar apa yang sebenarnya terjadi kepada Nadhira, dia sedikit takut untuk mengatakan hal itu tetapi dirinya tidak bisa berbohong dihadapan Rifki karena Rifki akan dengan mudah mencari tau soal itu.
Justru yang paling ia takuti adalah ketika Rifki mendengar cerita tersebut dari mulut orang lain, dan hal itu akan membuat kehancuran bagi dirinya dan beberapa orang yang terlibat dalam hal itu nantinya, dan dia tidak menginginkan hal itu terjadi.
"Bagaimana aku bisa tenang! Kalian hanya diam saja ketika Nadhiraku dalam bahaya".
"Aku tau itu Rif, kau pasti sangat kecewa ketika mendengar ini, tapi aku tidak bisa berbohong kepadamu, tolong jangan salahkan anak buahmu itu, mereka telah berusaha semaksimal mungkin untuk Nadhira waktu itu".
Bayu melanjutkan kembali ceritanya, disaat itu seseorang yang bernama David menyamar menjadi sopir dirumah Nadhira, siapa sangka bahwa dia adalah Om dari Nadhira sendiri, dan saat itulah seluruh rahasianya terbongkar dan mengatakan bahwa Nadhira adalah keponakan.
"Aku harus menemui Dhira secepatnya"
Bayu hanya mengangguk kepada Rifki, ia juga tidak ingin adanya kerenggangan didalam hubungan keduanya, apalagi jika itu sampai merusak hubungan persahabatannya, dan ia sangat tidak menginginkan hal itu terjadi.
Mobil yang mereka naiki tersebut segera melaju menuju kerumah Rifki untuk mengantarkan Rifki pulang, Bayu juga memerintahkan anggota Gengcobra yang ada dimobil lainnya untuk segera kembali kemarkas mereka, karena jika terlalu banyak yang berada diluar markas ia takut kalau terjadi sesuatu dimarkas mereka.
...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Mir_rim22
pengobatan kerinduan yg tertunda
2022-12-15
1
V L
makin ga sabar klo Rifki ketemu Nadhira lagi 😍😍
semangat terus thor 💪🏻
2022-06-17
0