"Dhira kau luar biasa" Puji Theo.
"Bukan apa apa kok, cuma keberuntungan saja".
"Tapi tadi keren loh, mereka langsung mau bekerjasama dengan kita, kau tau? Itu sangat sulit"
"Sudahlah, lanjutkan pekerjaanmu saja, aku mau kembali keruanganku".
"Baik Nona cantik"
Nadhira berjalan menyusuri lobi perusahaannya bersama dengan Theo yang terus saja memuji tindakan yang Nadhira lakukan didalam ruang meeting dan beberapa orang kepercayaannya yang mengikutinya dari belakang, Theo merasa sangat kagum dengan apa yang telah dikatakan oleh Nadhira dalam meeting tersebut.
Sementara Nadhira sendiri tidak terlalu suka ketika dipuji oleh seseorang, entah kenapa ia merasa sangat risih kalau ada seseorang yang sedang menguji keberuntungannya.
Nadhira segera memasuki ruangannya bersama dengan Citra dan juga seorang pemuda yang bertubuh kekar dengan pakaian yang rapi dan terlihat begitu tegasnya.
"Nona, Nona belum makan kan? Mau aku pesankan apa untuk Nona makan siang?" Tanya Citra.
Nadhira langsung duduk didepan meja kerjanya sambil memandangi sebuah leptop hitam yang ada dimejanya saat ini, sepertinya Nadhira langsung fokus dengan leptopnya saat ini.
"Terserah kamu saja Cit" Jawab Nadhira tanpa mengalihkan pandangannya dari leptop yang ada didepannya.
"Baiklah Nona, biar saya pesankan".
Citra segera bergegas keluar dari ruangan itu, dan kini hanya tinggal Nadhira dan juga pemuda tersebut, pemuda itu berdiri didepan Nadhira tanpa bergerak sedikitpun, Nadhira melirik kearah pemuda itu sejenak setelah itu ia kembali fokus kepada leptopnya.
"Siapa namamu?" Tanya Nadhira tanpa mengalihkan pandangannya.
"Bagus, Bu" Jawab pemuda itu sambil menunduk.
"Jangan panggil Bu, saya masih muda".
"Baik Nona"
"Aku dengar kau ahli dalam dunia IT dan kau adalah seorang hacker, apa itu benar?"
"Benar Nona, bagaimana Nona tau soal itu? Saya tidak pernah menunjukkan kepada siapapun, dan saya juga tidak pernah bercerita kepada siapapun selama ini"
"Tidak penting aku tau dari mana, dan mulai sekarang kau harus menjadi mata mata rahasiaku, aku tidak ingin adanya penolakan sedikitpun dari dirimu!".
"Tapi Nona, itu... itu terlalu berlebihan bagi saya, saya baru bekerja disini beberapa minggu yang lalu"
"Aku percaya kepadamu, kau adalah orang baik, tapi jangan sekali kali kau merusak kepercayaanku, kalau tidak nyawamu yang akan menjadi taruhannya ditanganku, aku bisa saja membunuhmu jika saya mau"
"Saya tidak berani menolak keinginan Nona" Ucapnya sambil menunduk ketakutan dihadapan Nadhira.
"Bagus".
Nadhira tidak pernah main main soal ancamannya selama ini, hingga seluruh pekerjanya begitu patuh kepada dirinya, meskipun mereka bertubuh kekar sekalipun itu.
Didalam perusahaan miliknya Nadhira dikenal dengan sikap dingin dan tegasnya, dirinya juga terlihat begitu cuek akan tetapi disiplin dengan kebersihan kantornya, Nadhira tidak suka dibantah sedikitpun dan juga paling ditakuti diperusahaan.
Akan tetapi berbeda lagi jika Nadhira dirumah, sikap manjanya akan terlihat begitu jelas dihadapan sang Nenek, hanya kepadanya Nadhira selalu bersikap manja, jika dihadapkan Theo sekalipun ia tetap bersikap tegas dan hanya menampakkan senyum tipisnya saja.
"Lalu tugas apa yang harus saya lakukan sekarang ini Nona?"
"Belum saatnya aku memberimu tugas, sekarang belajarlah lebih dalam soal dunia IT mu itu, sebelumnya aku memberimu tugas yang jauh lebih berat daripada sebelumnya, aku telah menyiapkan ruangan kusus untukmu belajar".
"Naik Nona".
"Pergilah, temui Pak Pani, biar dia yang akan mengantarmu kesana".
"Terima kasih Nona, saya permisi dulu".
Nadhira hanya mengangguk menanggapi ucapan pemuda itu, Nadhira dapat mengetahui sikap pemuda itu melalui Nimas yang selalu memberitahunya bahkan soal terkecil sekalipun, Nimas dapat dengan mudah mendebak sikap seseorang melalui tatapan kedua matanya dan juga isi hati mereka.
Pemuda itu bergegas pergi dari ruangan Nadhira, Nadhira segera kembali fokus pada pekerjaannya saat ini, Nadhira terlihat begitu sibuk dengan apa yang tengah ia kerjakan tanpa mengalihkan pandangannya dari leptop yang ada didepannya.
"Hah... Pekerjaanku terlalu banyak hari ini" Ucap Nadhira pelan sambil menghela nafasnya berat.
"Gitu saja sudah ngeluh, dasar lemah" Mulut kompor si Nimas.
"Biarlah, suka suka aku".
"Kenapa kau tidak menyuruh asisten pribadimu itu saja? Lagian dia pasti tidak akan keberatan mengerjakan pekerjaanmu itu".
"Asisten pribadi? Maksudmu Citra?"
"Bukan, ya si Theo lah, siapa lagi coba, dia kan selalu ada untukmu Dhira, pasti dia mau lah kalau hanya disuruh mengerjakan tugas seperti itu, apalagi didalam ruangan yang sama dengan dirimu".
"Tapi aku tidak mau mengandalkan orang lain dalam urusan kantorku, ini sudah menjadi tanggung jawabku, Om David sendiri yang telah mempercayakan ini kepadaku sebelumnya, aku tidak ingin merusak kepercayaannya kepadaku".
"Baguslah kalau kau sadar diri, cepat kerjakan! Jangan banyak mengeluh".
"Heiii.. sejak kapan kau berani memerintahku! Aku tidak suka ya kalau diperintah perintah seperti itu, lagian kau adalah penjagaku bukan atasanku".
"Diamlah! Aku adalah Ratu iblis, dan tidak seharusnya menjagamu kalau bukan karena Pangeran Kian yang telah memerintahkan kepadaku untuk menjagamu".
"Aku tidak peduli kau Ratu iblis kek, Ratu belalang kek, Ratu semut kek, atau apalah itu, diam saja ditempatmu itu jangan bergerak dan menganggu konsentrasi diriku ini, suaramu terlalu berisik Nimas, bagaimana bisa aku selesai mengerjakan ini semua jika kau terus menggangguku".
"Idih, kan aku hanya memberi saran kepada dirimu itu, kau saja yang menganggap saranku sebagai penganggumu".
"Tuh tau".
Tok tok tok
Tiba tiba pintu ruangan Nadhira diketuk oleh seseorang dari luar.
"Siapa?".
"Saya Nona, Citra".
"Masuklah".
Citra segera masuk kedalam ruangan Nadhira sambil membawa dua kantung makanan dikedua tangannya, dengan perlahan Citra menaruh makanan tersebut dimeja Nadhira paling pojok.
"Kamu beli apa?" Tanya Nadhira melihat kedua kantong plastik itu.
"Hanya ada ketoprak, salad buah, sandwich saja Nona, tadi saya sudah nyari makanan kesukaan Nona Muda tapi sepertinya dia tidak jualan Nona, jadi saya hanya membelikan ini saja".
"Iya ngak apa, kamu ngak ikut makan?".
"Saya sudah makan tadi Nona".
"Oh".
"Kalau saya boleh tau, kenapa Nona Muda tadi berteriak teriak dengan kesalnya didalam? Apa ada masalah Nona sehingga membuatmu berteriak seperti itu?"
"Ngak apa kok Cit, mungkin kau hanya salah dengar saja tadi, kapan aku berteriak sebelumnya? Dari tadi aku fokus sama kerjaanku mana mungkin aku teriak".
"Syukurlah kalau begitu Nona, aku kira telah terjadi sesuatu dengan Nona sehingga Nona nampak terlihat begitu marahnya seperti itu".
"Aku tidak apa, baiklah kau boleh pergi sekarang".
"Baik Nona, saya permisi".
Citra segera bergegas pergi meninggalkan ruangan Nadhira, sementara Nadhira segera membuka bingkisan itu, dan mengeluarkan semua isinya didepan meja kerjanya, ia memandangi satu persatu apa yang dibelikan oleh Citra sebelumnya.
Nadhira mulai membuka salad buah yang terlihat begitu segar dihadapan saat ini, krim lumer yang bercampur dengan buah buahan itu terlihat sangat lezat dicampur dengan segarnya buah buahan yang ada didalamnya.
Nadhira mulai menikmati suapan pertamanya dengan semangatnya, ketika dia akan mengambil suapan yang kedua tiba tiba Theo masuk kedalam ruangannya dan membuat Nadhira menoleh sesaat kepada dirinya itu.
"Dhira, ternyata makanmu banyak juga ya" Ucap Theo yang melihat Nadhira tetap melanjutkan makannya tanpa menoleh kepadanya.
"Kau tau, salad buah ini itu sangat segar dan enak, siapa sih yang ngak suka dengan lezatnya salad ini".
"Kalau makan pelan pelan, nanti tersedak sakit sendiri lo"
"Emang kamu mau berbagi sakit denganku?".
"Boleh juga".
"Oh iya, ada apa kemari?"
"Cuma mau bilang saja, pembangunan cabang baru perusahaanmu telah hampir selesai Dhira, cuma masalahnya bangunan yang paling belakang tiba tiba roboh begitu saja".
"Apa! Bagaimana bisa?".
...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Bintang Samudra
terima kasih nona❤️
2023-01-12
1
Sriyanti Sriyanti
mantap
2022-10-26
2
Teh icha
Ratu iblisnya juga sombong.. kalau menjaga nadira harusnya hormat ya kan? hehe
2022-09-20
1