Melepas kerinduan

"Kenapa kau hanya diam saja melihat mereka bertarung seperti ini, cepat hentikan pertarungan mereka, aku takut terjadi sesuatu kepada keduanya nanti kalau terus terusan seperti ini pertarungannya" Tegur Bi Ira kepada Bayu.

Bayu hanya mampu menghela nafasnya seraya berkata, "Apalah dayaku Bibi, aku tidak bisa berbuat apa apa sekarang, Bibi tau sendiri kan bagaimana sikap keras kepalanya kedua orang itu, kalau aku ikut campur, maka akan semakin rumit nanti masalahnya, bukannya malah selesai malah makin menjadi, Bibi tau sendiri kan, kalau aku juga tidak bisa mengalahkan ilmu beladiri keduanya".

"Lalu apa yang harus dilakukan sekarang untuk bisa menghentikan keduanya berkelahi seperti ini".

"Sebaiknya kita nikmati saja pertarungan itu Bibi" Ucap Bayu dan langsung menarik tangan Bi Ira untuk duduk disebelahnya, "Karena percuma saja kita menghentikan mereka berdua".

Melihat apa yang dilakukan oleh Bayu membuat Pak Santo melotot kearahnya, Pak Santo merasa sangat cemburu ketika ada laki laki lain yang memperlakukan Bi Ira seperti itu padahal yang sesungguhnya Bayu tidak ada niatan untuk merebut Bi Ira dari Pak Santo.

"Mungkin mereka hanya merindukan masalalu mereka saja Bibi, Bibi tau sendiri kan berapa lamanya keduanya itu tidak bertemu dan tidak pernah melakukan perkelahian seperti ini? Nah, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri".

"Tapi bagaimana kalau Dhira terluka karena perkelahian itu?" Bi Ira teringat kembali bahwa Nadhira kini hanya memiliki satu ginjal, jika keduanya bertarung cukup lama Bi Ira khawatir akan terjadi sesuatu kepada Nadhira karena Nadhira tidak boleh begitu sangat kelelahan.

"Itu tidak mungkin terjadi Bibi, lihat saja apa yang dilakukan oleh Rifki, dia hanya menghindari serangan Nadhira saja kok".

Benar juga apa yang dikatakan oleh Bayu bahwa Rifki tidak akan menyakiti Nadhira meskipun dirinya juga mengangkat senjata kepada Nadhira, seketika hal itu membuat Bi Ira hanya berdiam diri sambil melihat pertarungan antara Rifki dan Nadhira.

Nadhira terus saja menyerang Rifki seolah olah memperlakukan Rifki sebagai musuh besarnya hingga hal itu membuat Rifki merasa bingung kenapa Nadhira terus menyerangnya seperti itu dan ingin sekali membuat Rifki terluka, akan tetapi Rifki terus menghindari serangannya itu dengan gesitnya, Nadhira terus mendesak Rifki hingga membuat Rifki berada didalam posisi bertahan.

Nadhira kembali melakukan sebuah sapuan bawah kali ini ia tidak menggunakan tongkatnya melainkan ia memainkan kakinya melakukan sapuan bawah untuk dapat membuat Rifki terjatuh, akan tetapi dengan lincahnya Rifki melakukan salto belakang untuk menghindari sapuan tersebut.

"Sepertinya kau benar benar ingin membuatku celaka Dhira" Ucap Rifki setelah melakukan salto.

"Sudah ku bilang, aku tidak pernah main main dengan ucapanku sebelumnya"

"Tidak masalah jika ini mampu membuat kemarahan yang ada dalam dirimu kepadaku menghilang, tidak masalah jika aku yang harus terluka nantinya, entah sampai kapan aku harus melawan dirimu".

"Jangan banyak bicara Rifki! Sudah ku katakan, aku tidak menerima tamu seperti dirimu ditempat ini, sebaiknya kau pergi dari sini".

"Jika aku tidak ingin pergi juga dari sini, apa yang akan kau lakukan? Bagiku bertarung denganmu seperti ini itu jauh lebih bagus daripada harus pergi dari tempat ini".

"Maka aku akan memaksamu untuk pergi".

"Coba saja kalau bisa, sudah ku katakan aku tidak pernah bermain main dengan tekatku sebelumnya".

Nadhira mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat ketika mendengarkan ucapan Rifki, dan kembali menyerang kearah Rifki dengan lincahnya, kali ini ia menggunakan serangan kaki kepada Rifki sehingga membuat Rifki tidak mampu menangkisnya justru ia hanya mampu untuk menghindari serangan tersebut dengan cara melompat, roll depan, ataupun dengan cara salto.

"Sampai kapan kau akan terus menyerangku seperti ini Dhira? Niat membunuhmu itu begitu besar kepadaku, apa kau memang berniat untuk membunuhku?" Tanya Rifki yang sudah kelelahan untuk menghindari serangan Nadhira.

"Maka menyerahlah Rif dan segera pergi dari sini".

Pertarungan itu berlangsung cukup lama hingga akhirnya Rifki memutuskan untuk menyerah saja kepada Nadhira dan memilih untuk membuang tongkat yang ada ditangannya itu, ketika melihat pernafasan Nadhira sedikit mulai tidak stabil karena melakukan pertarungan cukup lama dengan dirinya dan juga keringatnya yang mulai bercucuran.

Rifki lebih memilih untuk menghindari serangan serangan itu daripada harus menyerang kembali kearah Nadhira, melihat hal itu membuat Nadhira terus menyerang kearah Rifki tanpa berhenti, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya saat ini.

Ketika Nadhira mengayun pisau kecil berbentuk pena itu kepada Rifki, Nadhira begitu dibuat terkejut oleh apa yang dilakukan Rifki, ketika melihat bawah Rifki sendiri sama sekali tidak ingin menghindari serangannya itu kali ini, sehingga dengan cepatnya Nadhira segera menghentikan gerakannya itu ketika ujung pisau itu hampir menyentuh kulit leher Rifki, melihat itu Rifki hanya memejamkan kedua matanya.

"Tidak! Kenapa kau diam saja!" Ucap Nadhira dengan keterkejutannya itu, hampir saja pisau kecil itu menembus leher Rifki dan hal itu membuat Nadhira menelan ludahnya dengan susah payah.

Rifki sudah bersiap siap untuk merasakan sakit tusukan dari pisau kecil yang ada ditangan Nadhira akan tetapi setelah sekian lama ia memejamkan matanya ia sama sekali tidak merasakan sesuatu hingga membuat segera membuka matanya kembali.

Rifki dapat melihat tangan Nadhira masih menyentuh pisau itu dan kini tengah diarahkan kepadanya, pisau itu hampir saja menyentuh lehernya dan hanya berjarak kurang lebih satu senti meter, ia juga melihat bahwa kini Nadhira tengah meneteskan air matanya dihadapan Rifki.

"Kenapa kau menangis Dhira? Bukankah ini yang kau inginkan?" Tanya Rifki yang tidak tega melihat Nadhira meneteskan air mata.

"Kenapa kau tidak menghalangi seranganku! Apa kau ingin mati ha!" Teriak Nadhira kepada Rifki.

"Kenapa aku harus menghalangi tujuanmu untuk dapat melukai diriku? Aku hanya membantumu untuk mencapai tujuanmu itu saja kok Dhira, lagian meneteskan sedikit darah juga bukan masalah yang besar bagiku, paling tidak hanya terasa sakit sedikit bagiku karena setelah itu sudah tidak sakit lagi daripada harus melihat kemarahan yang kau berikan kepadaku".

"Dasar bodoh!"

Nadhira segera melepaskan pisau pena itu dan pisau itu jatuh dengan bebasnya, air mata Nadhira seakan akan semakin derasnya dihadapan Rifki, Nadhira juga membuang tongkat yang ada ditangan satunya dan ia segera menabrak diri kedalam tubuh Rifki dan memeluknya begitu erat.

Rifki begitu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Nadhira kali ini, bukankah tadi dirinya sangat ingin melukainya kenapa kini justru Nadhira memeluknya dengan sangat eratnya seolah olah takut untuk kehilangan dirinya lagi.

Melihat itu membuat Rifki menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan tersebut, dapat terdengar suara isak tangis dari Nadhira dan air matanya jatuh bercucuran membasahi baju Rifki, seluruh penonton dibuat terpana melihat keduanya dan mereka tidak bisa berkata apa apa lagi.

Seluruh penonton yang ada ditempat itu hanya bisa menatap mereka dalam diamnya, Bi Ira yang melihat keduanya menghentikan pertarungan membuat begitu bahagia apalagi disaat Nadhira memeluk Rifki dengan sangat eratnya dan dibalas oleh Rifki.

"Sudah ku katakan bukan, kalau keduanya tidak akan bisa untuk saling melukai, lihat saja mereka yang melepaskan kerinduan hanya dengan sebuah pertarungan" Ucap Bayu tanpa mengalihkan pandangannya dari kedua sahabatnya.

"Sepertinya hubungan mereka begitu sangat dekatnya ya sehingga tidak mampu untuk melukai satu sama lain, sama sama hebat dalam beladiri dan saling menjaga perasaan satu sama lain meskipun jarak memisahkan mereka" Ucap Pak Santo.

"Bapak memang benar, Tuan Muda kami dan Nona Muda kalian itu memang saling mencintai satu sama lain, seberapapun kuatnya Nona Muda kalian menyerang, Tuan Muda kami pasti mampu untuk mengendalikannya".

"Pasti perpisahan itu sangat menyakitkan bagi mereka berdua, semoga saja tidak ada perpisahan lagi diantara keduanya, dan semoga Non Dhira mampu hidup dengan bahagia setelah ini, kami hanya berharap bahwa ini adalah awal yang sangat baik bagi keduanya".

"Semoga saja Pak, kami juga berharap seperti itu"

"Melihat mereka seperti itu rasanya aku ingin menangis karena merindukan istri tercintaku" Ucap Pak Mun sambil menggerakkan tangannya untuk menghapus air matanya.

Ucapan itu seketika membuat seluruh penonton segera menoleh kearah Pak Mun dengan keheranan, entah apa yang membuat mereka melakukan itu hingga membuat Pak Mun merasa malu dengan apa yang ia ucapkan sebelumnya.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Mangkanya buruan nikah biar ngak ngejomblo terus terusan" Ucap Pak Mun dengan santainya.

"Bi, emang orang ini selalu begini?" Tanya Bayu kepada Bi Ira karena merasa ada yang aneh dengan Pak Mun yang sedang ia tunjuk.

"Sudah abaikan saja dia, pusing lama lama kalau memikirkan dirinya itu" Jawab Bi Ira sambil melambaikan tangannya.

"Semisal aku tinggal disini juga pasti ngak bakalan betah, kenap Bibi bisa sebetah itu?"

"Bibi kan kerjanya dibelakangnya, jadi tidak terlalu bertemu dengan ni orang".

"Syukurlah".

Mendengar perkataan itu seketika membuat Pak Mun menekuk wajahnya, wajah yang sudah mulai keriput itu semakin terlihat begitu mengerikan ketika melihat Pak Mun cemberut, dan hal itu seketika membua seluruh anak Gengcobra tertawa.

Sementara disatu sisi Nadhira dan Rifki masih saling berpelukan untuk melepaskan kerinduan keduanya, Nadhira memejamkan kedua matanya merasakan kehangatan pelukan Rifki meskipun masih terdengar suara isak tangis dari mulutnya.

"Kenapa kau meninggalkanku begitu lama Rifki hiks.. hiks.. hiks.. kenapa kau tidak pernah memberi kabar kepadaku selama ini, aku pikir kau telah melupakan diriku hiks.. hiks.. " Tangisan Nadhira pecah begitu saja didalam pelukan Rifki.

"Maafkan aku Dhira, karena aku telah meninggalkan dirimu begitu lama sebelumnya, sudah jangan menangis lagi, aku tidak akan pernah meninggalkan dirimu lagi Dhira" Ucap Rifki sambil mengusap kepala Nadhira pelan.

"Aku sangat khawatir dengan dirimu Rif, aku melihatmu tertembak didalam mimpiku, aku sangat takut untuk kehilangan dirimu, mimpi itu rasanya terlihat begitu nyata".

"Bukankah kau sudah melihat sendiri bahwa aku baik baik saja sekarang? Itu hanyalah sebuah mimpi saja Dhira, kau tidak perlu terlalu cemas memikirkan itu, aku bangga kepada dirimu Dhira, kau semakin hebat dalam beladiri sekarang".

Masih dapat terdengar suara isak tangis dari mulut Nadhira, Rifki berusaha untuk memenangkan kembali hati Nadhira, ia mengusap pelan kepala dan punggung Nadhira dengan kedua tangannya itu, ia tidak tau apa yang selama ini telah dialami oleh Nadhira akan tetapi melalui tangisannya itu Rifki dapat mengetahui bahwa hal itu sangat berat bagi Nadhira untuk dapat melewatinya.

"Tenanglah Dhira, mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi, kau tau seberapa cemasnya diriku ketika mengetahui bahwa kau meminum racun? Aku tidak tau lagi untuk apa aku hidup tanpa ada dirimu Dhira".

"Bagaimana kau tau hal itu Rif?".

"Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya Dhira, jangan lakukan hal itu lagi, aku tidak ingin melihatmu terluka hanya demi menyelamatkan orang lain".

Perlahan lahan Nadhira mulai merasa tenang, dan dia segera melepaskan pelukannya dari tubuh Rifki, ia menatap kearah Rifki dengan penuh kerinduan, air mata yang menetes seakan akan tidak bisa dihentikan oleh Nadhira, melihat Nadhira menangis membuat Rifki segera menghapus air mata Nadhira yang akan menetes.

"Jangan menangis Dhira, seorang putri cantik tidak boleh meneteskan air matanya".

"Kau jahat Rif".

Nadhira memukulkan tangannya beberapa kali pada dada Rifki, Rifki hanya menyengir kesakitan ketika menerima pukulan pukulan itu, ini memanglah kesalahannya karena telah meninggalkan Nadhira begitu lama.

"Akh..." Tanpa sengaja pukulan itu mengenai dada kirinya hingga membuat Rifki mendesis kesakitan.

"Kamu kenapa Rif? Kenapa kau terlihat begitu kesakitan seperti itu?" Tanya Nadhira panik, dia bahkan tidak memukul Rifki terlalu keras.

"Ngak apa apa kok Dhira, pukulanmu sekarang begitu kuat ya, rasanya seperti dihantam oleh batu batu yang sangat keras" Ucap Rifki berbohong

"Jangan bohong kepada diriku Rif, apakah itu bekas tembakan sama persis dengan apa yang aku lihat dalam mimpiku?"

"Mana mungkin ada orang yang menembakku Dhira, sepertinya kau terlalu banyak menonton film selama ini sehingga kau bisa berpikir seperti itu, mimpi hanyalah bunga tidur dan itu juga belum tentu terjadi didunia nyata"

Ucapan itu seketika membuat Nadhira merasa sebal dengan Rifki, Rifki segera mengajak Nadhira untuk duduk disebuah gazebo yang ada dihalaman itu, dengan senang hati Nadhira mengikuti kemauan Rifki untuk duduk digazebo tersebut.

"Aku takut mimpiku itu terjadi kepada dirimu Rif".

Nadhira segera duduk dihadapan Rifki dan menghapus air matanya itu, kerinduannya kini telah terobati disaat dirinya mampu bertemu kembali dengan Rifki orang yang paling ia rindukan selama ini.

"Apa yang bisa terjadi kepada diriku Dhira, apa karena kau begitu merindukan diriku sehingga kau berulang ulang kali memimpikan diriku?".

"Didalam mimpi itu, aku melihat kau melawan begitu banyak orang Rif, sedangkan aku sama sekali tidak bisa menolongmu atau bahkan menyentuh dirimu, aku melihat adanya seseorang yang bersembunyi dan mengarahkan sebuah senjata api kepada dirimu, aku mencoba untuk menolongmu tapi aku tidak bisa dan akhirnya kau tertembak oleh mereka".

"Apa yang dikatakan oleh Nadhira sama persis dengan apa yang terjadi kepadaku waktu itu disaat penyerangan para penghianat perusahaan, kenapa Nadhira bisa memimpikan hal itu ataukah itu adalah pengelihatan yang tercipta dari Permata iblis? Papa bilang kalau Keris pusaka xingsi memiliki hubungan dengan Permata iblis" Batin Rifki.

...Jangan lupa like, coment dan dukungannya 🥰 Terima kasih ...

Terpopuler

Comments

Mir_rim22

Mir_rim22

huwaaaaaaa air mataku menari nari dipipiku kak othor.... bab ini bikin baper puoll

2022-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Nadhira
3 Merindukanmu
4 Dibalik lelah pekerjaan
5 Para pekerja bangunan
6 Kabar gembira
7 Gelangku!
8 Pemilik kios
9 Apa yang terjadi
10 Hanya mimpi
11 Berangkat liburan tiba tiba
12 Liburan dipantai
13 Acara malam di villa
14 Dibangunkan oleh pekerjaan
15 Kedatangan anggota Gengcobra
16 Surya Jayantara
17 Rifki tiba dibandara
18 Dimana Nadhira?
19 Sambutan dari Nadhira
20 Melepas kerinduan
21 Rifki atau Theo?
22 Jauhi Nadhira sekarang
23 Menculik Nadhira
24 Berurusan dengan polisi
25 Cidera lama
26 Kemarahan Nadhira
27 Sang pawang telah tiba
28 Sebuah pesta dicabang baru
29 Puncak pesta perayaan
30 Minuman pembawa masalah
31 Gerhana bulan merah darah
32 Pemilik keris pusaka xingsi
33 Pengorbanan seorang Nenek
34 Pelarian dalam kegelapan
35 Mengincar nyawa Nadhira
36 Rifki terluka cukup parah
37 Rifki terluka cukup parah 2
38 Datanglah seorang penolong
39 Mencari jalan keluar dari hutan
40 Rifki tidak sadarkan diri
41 Penyelamatan untuk keduanya
42 Membawa mereka ke rumah sakit
43 Mendapat perhatian
44 Kalian tidak boleh bersama
45 Kenapa dia tidak datang untukku?
46 Mencari keberadaan Nadhira
47 Kemarahan Rifki
48 Perjodohan tanpa pemberitahuan
49 Pertengkaran antara ayah dan anak
50 Kencan yang begitu dingin
51 Ditengah derasnya hujan malam ini
52 Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53 Tidur dirumah Nadhira
54 Aku mohon lupakanlah aku
55 Segalanya telah berubah
56 Gengcobra vs Gengters
57 Asalkan dia bahagia bersamanya
58 Semua ini adalah salahku
59 Mabuk dan lupakan segalanya
60 Mabuknya Nadhira malam ini
61 Berada dimarkas Gengcobra
62 Jangan tinggalkan aku lagi
63 Bertemu dengan Syaqila
64 Tanpa sengaja bertemu
65 Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66 Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67 Aksi yang mengejutkan
68 Fakta yang sebenarnya
69 Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70 Menculik dan menyandera Nadhira
71 Pernikahan Rifki dan Syaqila
72 Nadhira datang dan menghentikannya
73 Aku akan selalu melindungimu
74 Berujung tidak sadarkan diri
75 Kesedihan bagi Rifki
76 Nadhira siuman
77 Nadhira dirawat dirumah sakit
78 Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79 Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80 Meminta restu kepada orang tua
81 Waktu begitu cepat berlalu
82 Jangan melawan kedua orang tuamu
83 Papa akan merestui hubungan kalian
84 Meminta restu kepada Sarah
85 Kebahagiaan yang dinantikan
86 Mempersiapkan pernikahan
87 Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88 Gengters pembuat rusuh
89 Menculik Rifki dari pernikahannya
90 Nekatnya seorang wanita
91 Visual Tokoh
92 Penundaan acara pernikahan
93 Kenapa dengan satu ginjal?
94 Tekadku tidak mudah dikalahkan
95 Pernikahan penuh kesedihan
96 Antara kain kafan dan baju pengantin
97 Berita duka untuk semuanya
98 Pemakaman dimalam pertama
99 Penggombal yang handal
100 Dua mahluk pengganggu
101 Pertengkaran kecil tiba tiba
102 Perhatian seorang Rifki
103 Perlombaan masak tiba tiba
104 Masakan spesial ala chef Rifki
105 Gabungnya dua perusahaan besar
106 Makan bersama anak panti
107 Makan bersama anak panti 2
108 Pikiran sesama lelaki
109 Bahayanya wanita yang lagi PMS
110 Berbelanja untuk Nadhira
111 Berbelanja untuk Nadhira 2
112 Cerita masa kanak kanak Rifki
113 Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114 Pelukan hangat seorang Rifki
115 Masalah yang ada dimarkas
116 Kedatangan Nadhira kemarkas
117 Nandhita sangat menjengkelkan
118 Perpisahan yang tak diinginkan
119 Kabar yang membahagiakan
120 Ingin bersepeda motor berdua
121 Pemalak salah sasaran
122 Anggota Gengcobra kena sasaran
123 Kesialan salah membeli pisang
124 Mangga muda
125 Keliling kota
126 Martabak manis
127 Dijadikan kontrakan
128 Berkunjung
129 Tentang Nadhira
130 Nadhira diculik
131 Penyiksaan
132 Penyiksaan 2
133 Aksi Dokter Lila
134 Pembantaian
135 Rifki terluka
136 Dibawa keluar negeri
137 Dihadang oleh seseorang
138 kedatangan Rifki
139 Kebenaran
140 Pengorbanan Theo
141 Pertarungan selesai
142 Nadhira atau bayinya
143 Aku tidak mau kembali
144 Jangan pergi Dhira
145 Nadhira kembali
146 Merias wajah Nadhira
147 Tidak mau bertemu
148 Merasa canggung
149 Ada apa dengan Rifki?
150 Apa yang disembunyikan?
151 Diizinkan untuk pulang
152 Sebungkus roti
153 Mencari Rifki
154 Ini tidak mungkin!
155 Maafkan aku Dhira
156 Baikan kembali
157 Kembali bersama
158 Kejutan dirumah
159 Foto prewedding
160 Resepsi
161 Menyiapkan kejutan
162 Jebakkan
163 Serahkan keris itu!
164 Perjuangan Nadhira
165 Menghancurkan keris pusaka xingsi
166 Kemunculan mereka
167 Pengorbanan Aryabima
168 Akhir dari semuanya
169 Berduka
170 Sadarkan diri
171 Sepucuk surat
172 Bersama Melda
173 Nadhira masih hidup
174 Hidup masing masing
175 Lahirnya Kinara
176 Diusir dari desa
177 Nadhira kenapa?
178 Wanita bercadar
179 Kejadian didesa
180 Merindukan Rifki
181 Pertemuan
182 Kinara berulah
183 Kinara marah
184 Om baik
185 Siapa Om baik itu?
186 Pesta bunga api
187 Pesta bunga api 2
188 Bahaya mengintai
189 Kekacauan
190 Sosok misterius
191 Menyelamatkan Rifki
192 Kinara terjaga
193 Kalang kabut
194 Melepas kerinduan
195 Rifki sadarkan diri
196 Rifki lemah
197 Masih peduli
198 Kekecewaan
199 Melamar pekerjaan
200 Pembantu baru
201 Keysa jatuh
202 Siapa itu Ana?
203 Kenakalan Kinara
204 Menitipkan Keysa
205 Dikegelapan
206 Kau datang disaat diriku hampir mati
207 Jangan bius aku
208 Sapta
209 Kebenaran
210 Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211 Rifki mabuk?
212 Sudah 4 tahun
213 Hasutan Sena
214 Tongkat bertuliskan Kinara
215 Curiga
216 Sudah tau!
217 Kemunculan Lia
218 Nadhira masih hidup?
219 Kekacauan
220 Kekacauan 2
221 Membawa Nadhira kabur
222 Kabur
223 Pengungkapan
224 Rifki diserang
225 Pertolongan dari pencipta
226 Terjebak
227 Pengorbanan Amanda
228 Perjuangan Sapta
229 Rifki siuman
230 Terlambat
231 Pengungkapan
232 Pemakaman Nadhira
233 Terpuruk
234 Perjuangan
235 Kenapa?
236 Pelukan menyakitkan
237 Merasa bersalah
238 Jangan pergi jauh
239 Sakit Ma
240 Jangan sampai kau menyesal nantinya
241 Panggilan Papa untuk Rifki
242 Rifki telah pergi
243 End
244 End 2
245 Bonus chapter
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Pengenalan
2
Nadhira
3
Merindukanmu
4
Dibalik lelah pekerjaan
5
Para pekerja bangunan
6
Kabar gembira
7
Gelangku!
8
Pemilik kios
9
Apa yang terjadi
10
Hanya mimpi
11
Berangkat liburan tiba tiba
12
Liburan dipantai
13
Acara malam di villa
14
Dibangunkan oleh pekerjaan
15
Kedatangan anggota Gengcobra
16
Surya Jayantara
17
Rifki tiba dibandara
18
Dimana Nadhira?
19
Sambutan dari Nadhira
20
Melepas kerinduan
21
Rifki atau Theo?
22
Jauhi Nadhira sekarang
23
Menculik Nadhira
24
Berurusan dengan polisi
25
Cidera lama
26
Kemarahan Nadhira
27
Sang pawang telah tiba
28
Sebuah pesta dicabang baru
29
Puncak pesta perayaan
30
Minuman pembawa masalah
31
Gerhana bulan merah darah
32
Pemilik keris pusaka xingsi
33
Pengorbanan seorang Nenek
34
Pelarian dalam kegelapan
35
Mengincar nyawa Nadhira
36
Rifki terluka cukup parah
37
Rifki terluka cukup parah 2
38
Datanglah seorang penolong
39
Mencari jalan keluar dari hutan
40
Rifki tidak sadarkan diri
41
Penyelamatan untuk keduanya
42
Membawa mereka ke rumah sakit
43
Mendapat perhatian
44
Kalian tidak boleh bersama
45
Kenapa dia tidak datang untukku?
46
Mencari keberadaan Nadhira
47
Kemarahan Rifki
48
Perjodohan tanpa pemberitahuan
49
Pertengkaran antara ayah dan anak
50
Kencan yang begitu dingin
51
Ditengah derasnya hujan malam ini
52
Izinkan aku untuk bertemu denganmu
53
Tidur dirumah Nadhira
54
Aku mohon lupakanlah aku
55
Segalanya telah berubah
56
Gengcobra vs Gengters
57
Asalkan dia bahagia bersamanya
58
Semua ini adalah salahku
59
Mabuk dan lupakan segalanya
60
Mabuknya Nadhira malam ini
61
Berada dimarkas Gengcobra
62
Jangan tinggalkan aku lagi
63
Bertemu dengan Syaqila
64
Tanpa sengaja bertemu
65
Undangan tunangan Rifki dan Syaqila
66
Acara tunangan Rifki dan Syaqila
67
Aksi yang mengejutkan
68
Fakta yang sebenarnya
69
Syaqila berniat jahat kepada Nadhira
70
Menculik dan menyandera Nadhira
71
Pernikahan Rifki dan Syaqila
72
Nadhira datang dan menghentikannya
73
Aku akan selalu melindungimu
74
Berujung tidak sadarkan diri
75
Kesedihan bagi Rifki
76
Nadhira siuman
77
Nadhira dirawat dirumah sakit
78
Nadhira dirawat dirumah sakit 2
79
Nadhira dirawat dirumah sakit 3
80
Meminta restu kepada orang tua
81
Waktu begitu cepat berlalu
82
Jangan melawan kedua orang tuamu
83
Papa akan merestui hubungan kalian
84
Meminta restu kepada Sarah
85
Kebahagiaan yang dinantikan
86
Mempersiapkan pernikahan
87
Acara pernikahan Rifki dan Nadhira
88
Gengters pembuat rusuh
89
Menculik Rifki dari pernikahannya
90
Nekatnya seorang wanita
91
Visual Tokoh
92
Penundaan acara pernikahan
93
Kenapa dengan satu ginjal?
94
Tekadku tidak mudah dikalahkan
95
Pernikahan penuh kesedihan
96
Antara kain kafan dan baju pengantin
97
Berita duka untuk semuanya
98
Pemakaman dimalam pertama
99
Penggombal yang handal
100
Dua mahluk pengganggu
101
Pertengkaran kecil tiba tiba
102
Perhatian seorang Rifki
103
Perlombaan masak tiba tiba
104
Masakan spesial ala chef Rifki
105
Gabungnya dua perusahaan besar
106
Makan bersama anak panti
107
Makan bersama anak panti 2
108
Pikiran sesama lelaki
109
Bahayanya wanita yang lagi PMS
110
Berbelanja untuk Nadhira
111
Berbelanja untuk Nadhira 2
112
Cerita masa kanak kanak Rifki
113
Cerita masa kanak kanak Rifki 2
114
Pelukan hangat seorang Rifki
115
Masalah yang ada dimarkas
116
Kedatangan Nadhira kemarkas
117
Nandhita sangat menjengkelkan
118
Perpisahan yang tak diinginkan
119
Kabar yang membahagiakan
120
Ingin bersepeda motor berdua
121
Pemalak salah sasaran
122
Anggota Gengcobra kena sasaran
123
Kesialan salah membeli pisang
124
Mangga muda
125
Keliling kota
126
Martabak manis
127
Dijadikan kontrakan
128
Berkunjung
129
Tentang Nadhira
130
Nadhira diculik
131
Penyiksaan
132
Penyiksaan 2
133
Aksi Dokter Lila
134
Pembantaian
135
Rifki terluka
136
Dibawa keluar negeri
137
Dihadang oleh seseorang
138
kedatangan Rifki
139
Kebenaran
140
Pengorbanan Theo
141
Pertarungan selesai
142
Nadhira atau bayinya
143
Aku tidak mau kembali
144
Jangan pergi Dhira
145
Nadhira kembali
146
Merias wajah Nadhira
147
Tidak mau bertemu
148
Merasa canggung
149
Ada apa dengan Rifki?
150
Apa yang disembunyikan?
151
Diizinkan untuk pulang
152
Sebungkus roti
153
Mencari Rifki
154
Ini tidak mungkin!
155
Maafkan aku Dhira
156
Baikan kembali
157
Kembali bersama
158
Kejutan dirumah
159
Foto prewedding
160
Resepsi
161
Menyiapkan kejutan
162
Jebakkan
163
Serahkan keris itu!
164
Perjuangan Nadhira
165
Menghancurkan keris pusaka xingsi
166
Kemunculan mereka
167
Pengorbanan Aryabima
168
Akhir dari semuanya
169
Berduka
170
Sadarkan diri
171
Sepucuk surat
172
Bersama Melda
173
Nadhira masih hidup
174
Hidup masing masing
175
Lahirnya Kinara
176
Diusir dari desa
177
Nadhira kenapa?
178
Wanita bercadar
179
Kejadian didesa
180
Merindukan Rifki
181
Pertemuan
182
Kinara berulah
183
Kinara marah
184
Om baik
185
Siapa Om baik itu?
186
Pesta bunga api
187
Pesta bunga api 2
188
Bahaya mengintai
189
Kekacauan
190
Sosok misterius
191
Menyelamatkan Rifki
192
Kinara terjaga
193
Kalang kabut
194
Melepas kerinduan
195
Rifki sadarkan diri
196
Rifki lemah
197
Masih peduli
198
Kekecewaan
199
Melamar pekerjaan
200
Pembantu baru
201
Keysa jatuh
202
Siapa itu Ana?
203
Kenakalan Kinara
204
Menitipkan Keysa
205
Dikegelapan
206
Kau datang disaat diriku hampir mati
207
Jangan bius aku
208
Sapta
209
Kebenaran
210
Dibuat bingung dengan sikap Nadhira
211
Rifki mabuk?
212
Sudah 4 tahun
213
Hasutan Sena
214
Tongkat bertuliskan Kinara
215
Curiga
216
Sudah tau!
217
Kemunculan Lia
218
Nadhira masih hidup?
219
Kekacauan
220
Kekacauan 2
221
Membawa Nadhira kabur
222
Kabur
223
Pengungkapan
224
Rifki diserang
225
Pertolongan dari pencipta
226
Terjebak
227
Pengorbanan Amanda
228
Perjuangan Sapta
229
Rifki siuman
230
Terlambat
231
Pengungkapan
232
Pemakaman Nadhira
233
Terpuruk
234
Perjuangan
235
Kenapa?
236
Pelukan menyakitkan
237
Merasa bersalah
238
Jangan pergi jauh
239
Sakit Ma
240
Jangan sampai kau menyesal nantinya
241
Panggilan Papa untuk Rifki
242
Rifki telah pergi
243
End
244
End 2
245
Bonus chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!